Liputan6.com, Jakarta - Derajat manusia adalah sesuatu yang sangat berharga, dan setiap orang tentu ingin mendapatkan posisi yang mulia di hadapan Allah maupun di tengah sesama.
Derajat yang tinggi tidak hanya dilihat dari harta atau jabatan, tetapi juga dari kualitas iman dan ilmu yang dimiliki. Dalam Islam, Allah telah menyediakan cara-cara untuk mengangkat derajat manusia, yang tentu saja membutuhkan usaha dan keikhlasan dalam menjalani hidup.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), seorang ulama terkemuka yang dikenal dengan ceramah-ceramahnya yang mendalam, mengungkapkan dua cara utama agar manusia mendapatkan derajat yang tinggi.
Dalam sebuah ceramahnya, UAH menjelaskan bahwa Allah mengangkat derajat seseorang melalui iman dan ilmu, dan keduanya memiliki keutamaan tersendiri yang sangat besar.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Menikmatihalal, UAH memaparkan pentingnya memilih salah satu dari kedua cara tersebut atau bahkan menjalani keduanya.
"Kalau mau diangkat derajatnya, pilih salah satu, pakai iman atau pakai ilmu," ujar UAH. Ia menjelaskan bahwa iman dan ilmu adalah dua pilar utama yang bisa membuat seseorang lebih dekat dengan kemuliaan yang diberikan Allah.
Simak Video Pilihan Ini:
Siswa di Pegunungan Banyumas Gunakan Radio HT untuk Belajar Jarak Jauh
Penjelasan Iman dan Ilmu
Jalan pertama adalah iman, yang menurut UAH harus diwujudkan dengan ibadah yang konsisten dan penuh keikhlasan. "Kalau pakai iman, jalannya ibadah. Perbanyak ibadah, derajat Anda akan terangkat," jelasnya.
Dengan memperbanyak ibadah, seorang hamba akan semakin dekat kepada Allah, dan itulah yang menjadi kunci utama dari peningkatan derajat.
Selain iman, UAH mengungkapkan bahwa ilmu juga merupakan sarana penting untuk mendapatkan derajat yang lebih tinggi. "Yang kedua, ilmu. Ilmu makin tinggi, derajat Anda meningkat," katanya.
Ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, akan membawa seseorang kepada kedudukan yang lebih mulia, baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk memberikan contoh yang relevan, UAH membandingkan jenjang pendidikan dengan derajat seseorang di dunia. "Misalnya, seseorang yang punya gelar S1 biasanya memiliki pendapatan berbeda dengan yang bergelar S2, apalagi S3," ungkap UAH.
Ini menunjukkan bahwa ilmu memang memiliki pengaruh besar terhadap status dan kedudukan manusia di masyarakat.
Namun, UAH menekankan bahwa yang dimaksud ilmu di sini bukan hanya ilmu duniawi, melainkan juga ilmu agama.
"Ilmu yang tinggi, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, bisa meningkatkan derajat Anda," ujarnya. Ia menambahkan bahwa dalam Islam, orang yang berilmu sangat dihormati dan dipandang mulia.
Sebagai dasar dari pernyataannya, UAH mengutip firman Allah dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11. Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.
"Allah angkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu," kata UAH, mengutip ayat tersebut.
Surat Al-Mujadilah ayat 11 berbunyi:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ
(yarfa'i-llāhu-lladzīna āmanū minkum wa-lladzīna ūtū al-'ilma darajātin)
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."
Allah SWT Menghargai Orang Beriman dan Berilmu
Dalam ceramah tersebut, UAH menegaskan bahwa Allah sangat menghargai mereka yang beriman dan berilmu. Keduanya adalah anugerah yang harus terus dijaga dan dikembangkan.
"Pilih mana yang bisa kita jalani. Mau fokus ibadah atau meningkatkan ilmu," lanjut UAH, memberikan semangat kepada umat Islam untuk berusaha meraih kemuliaan.
UAH juga mengingatkan bahwa jalan menuju derajat yang tinggi tidaklah mudah. Baik iman maupun ilmu, keduanya memerlukan pengorbanan dan usaha yang sungguh-sungguh.
"Iman itu perlu dipelihara dengan ibadah yang terus-menerus. Sedangkan ilmu, perlu dicari dan dipelajari tanpa lelah," jelasnya.
Konsistensi dalam beribadah menjadi syarat penting bagi mereka yang ingin menempuh jalan iman. UAH menekankan bahwa keimanan bukan sekadar keyakinan di hati, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan.
"Ibadah itu bukan hanya sholat dan puasa, tapi seluruh kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah," terang UAH.
Sementara itu, bagi yang memilih jalan ilmu, UAH mengajak untuk terus belajar dan tidak cepat puas. "Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki. Teruslah belajar, karena ilmu itu tidak ada batasnya," pesannya. Menurut UAH, ilmu yang diamalkan akan menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup seseorang.
UAH juga mendorong umat untuk menggabungkan kedua cara ini, yaitu iman dan ilmu. "Kalau bisa, jalani keduanya. Perbanyak ibadah dan tingkatkan ilmu. Itulah cara terbaik untuk mendapatkan derajat yang tinggi," sarannya.
Dengan menjalani keduanya, seseorang bisa menjadi individu yang lebih bermanfaat dan dihormati.
UAH menutup ceramahnya dengan pesan bahwa derajat yang tinggi harus digunakan untuk kebaikan. "Kalau Allah angkat derajat Anda, gunakan untuk berbuat baik dan membawa manfaat bagi orang lain," ujarnya. Pesan ini mengingatkan bahwa tujuan akhir dari iman dan ilmu adalah untuk menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi sesama.
Melalui ceramahnya, UAH berharap umat Islam dapat lebih memahami pentingnya iman dan ilmu dalam kehidupan, serta berkomitmen untuk terus memperbaiki diri.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul