Liputan6.com, Cilacap - Hari Kiamat merupakan tragedi paling mengerikan yang tiada tandingannya sepanjang sejarah perjalanan manusia. Tidak ada kengerian yang dapat mengalahkan dahsyatnya peristiwa yang menandai berakhirnya kehidupan dunia ini.
Secara spesifik, Allah SWT menerangkan kejadian ini di beberapa surah dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Bahkan Allah SWT menamai beberapa surah dalam Al-Qur’an dengan nama peristiwa mengerikan ini, yakni Surah Al-Qiyamah, Surah Al-Waqi’ah dan masih banyak lagi.
Dalam kaitannya dengan surah tentang kiamat ini, ada satu ayat yang membuat KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menangis tatkala membaca potongan ayat ini.
Bukan lantaran takut gambaran kengerian peristiwa kiamat, Gus Baha meneteskan air mata karena isinya yang demikian menyentuh.
Simak Video Pilihan Ini:
Ngaku Keturunan Majapahit dan Punya 11 Istri, Dukun Cabuli Gadis Muda
Ini Ayat yang Bikin Gus Baha Menangis
Gus Baha mengaku sering menangis tatkala membaca dan memahami potongan ayat Surah Al-Waqi'ah ayat 57. Dalah ayat tersebut yang membuat Gus Bahamenangis itu lantaran Allah SWT dengan detail bahwa ia adalah Sang Pendipta.
Gus Baha menerangkan hal ini bukan lantaran Allah SWT yang butuh makhluk, itu tidak. Namun disaat makhluk yang membutuhkan Sang Khaliq namun sebaliknya si makhluk ini berperilaku seakan-akan tidak membutuhkan Allah SWT.
"Saya itu sering nangisi Tuhan, padahal Tuhan itu tidak butuh kita, saya nangis bukan perkara Tuhan yang butuh kita," @Sudarnopranoto, Sabtu (26/10/2024)
"Yang saya tangisi itu sebab Tuhan hingga menerangkan nahnu khalqnaakum falawla tushaddiqun," sambungnya
Adapun lafal selengkapnya QS Al-Waqi’ah : 57 adalah sebagai berikut:
نَحْنُ خَلَقْنٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ - ٥٧
Artinya: Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?
Sama Makhluk Bisa Pasrah tapi Sama Allah Jarang Pasrah
Bertalian dengan ayat di atas, Gus Baha membeberkan perilaku manusia yang salah tapi kerap dilakukan. Dengan sama-sama makhluk kita bisa percaya, pasrah, namun jarang kita pasrah kepada Allah SWT.
Padahal sejatinya yang pantas dipasrahi segala urusan kita ialah Sang Pencipta yang memiliki segala-galanya.
"Kamu sama tetanggamu juga percaya, sama oranglain percaya, Aku (Allah) yang bikin kamu mbok ya percaya," terangnya.
"Maksudnya kamu dengan teman bisa tawakal, percaya, pasrah urusan, sama istri atau suami juga bisa pasrah urusan," sambungnya
"Aku ini Tuhan, tidak pernah kamu pasrahi, harusnya pasarah sama Saya, yang bikin kamu kan Saya? nahnu klaqnaakum falawlaa tushaddiqun?" tandas Gus Baha mengulangi ayat tadi.
"Yang bikin kamu itu Aku, di mana-mana urusannya makhluk dengan khaliqnya, itu makhluk urusannya dengan makhluk, manusia model apa itu?" Pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul