Hati-Hati! Tidur pada 3 Waktu Ini Bisa Bikin Rezeki Seret dan Mengganggu Kesehatan

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Rasulullah SAW telah mencontohkan pola tidur yang sehat dalam kehidupannya, seperti tidur di awal malam dan bangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan ibadah.

Tubuh kita memiliki ritme alami yang memengaruhi bagaimana kita tidur dan bangun. Ketika kita melanggar ritme ini dengan tidur di waktu yang tidak tepat, tubuh menjadi tidak optimal dalam menjalankan fungsinya.

Hal ini bisa mempengaruhi mood, produktivitas, dan bahkan kesuksesan yang kita raih dalam hidup. Rezeki pun bisa terasa terhambat, karena tubuh dan pikiran kita tidak berfungsi dengan maksimal.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqan ayat 47: “Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha”.

Ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga pola hidup dengan baik, termasuk waktu tidur dan bangun, untuk memaksimalkan potensi rezeki yang diberikan.

Mengutip dari lama, NU Online Lampung, berikut adalah 3 waktu tidur yang sebaiknya dihindari. Dengan tidur yang cukup pada waktu yang tepat, tubuh bisa merasa lebih segar, sehat, dan tentunya lebih semangat dalam menjemput rezeki-Nya.

Saksikan Video Pilihan ini:

Kisah SMK Komputama Pesahangan Dekatkan Teknologi ke Pegunungan Cilacap

1. Tidur Setelah Sholat Subuh Sampai Terbitnya Matahari

Tidur di waktu ini dipandang akan menjadikan orang yang melakukannya terhalangi mendapatkan berkahnya rezeki dan umur. Sebab waktu-waktu tersebut merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki pada seseorang. Hal ini seperti dijelaskan oleh Habib Zain bin Smith:

النوم بعد الصبح يذهب بركة الرزق والعمر لأن بركة هذه الأمة فى البكور وهو بعد صلاة الفجر إلى طلوع الشمس

Artinya: "Tidur setelah subuh menghilangkan berkah rezeki dan berkah umur, sebab berkahnya umat ini ada di waktu pagi, yakni waktu setelah sholat subuh sampai terbitnya matahari” (Habib Zain bin Smith, Fawaid al-Mukhtarah, halaman 590).

2. Tidur Setelah Masuk Waktu Ashar

Tidur pada waktu ini berisiko mengurangi daya aktif akal pelakunya. Dalam salah satu hadits dijelaskan: 

مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

Artinya: "Barang siapa tidur setelah waktu ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri" (HR. Ad-Dailami). 

Meski para ulama menghukumi hadis di atas sebagai hadis dhaif namun hadis di atas masih relevan dalam konteks fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan). 

3. Tidur sebelum Melaksanakan Sholat Isya

Dalam salah satu hadis shahih dijelaskan:

كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا البخاري

Artinya: "Sesungguhnya Rasululullah tidak senang tidur sebelum sholat Isya dan berbincang-bincang setelah sholat Isya" (HR. al-Bukhari)

Sebab dimakruhkannya tidur sebelum melaksanakan sholat isya adalah dikarenakan khawatir akan habisnya waktu isya karena tidur terlalu lelap, seperti halnya kebiasaan kebanyakan orang yang tidur di malam hari namun belum melaksanakan sholat isya.

Alasan demikian seperti yang dijelaskan dalam kitab ‘Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari: 

وَأما سَبَب كَرَاهَة النّوم قبلهَا فَلِأَن فِيهِ تعرضا لفَوَات وَقتهَا باستغراق النّوم، وَلِئَلَّا يتساهل النَّاس فِي ذَلِك فيناموا عَن صلَاتهَا جمَاعَة. وَأما كَرَاهَة الحَدِيث بعْدهَا فَلِأَنَّهُ يُؤَدِّي إِلَى السهر، وَيخَاف مِنْهُ غَلَبَة النّوم عَن قيام اللَّيْل وَالذكر فِيهِ، أَو عَن صَلَاة الصُّبْح

Artinya: "Adapun sebab makruhnya tidur sebelum isya’ karena akan berpotensi hilangnya waktu isya’ dengan menghabiskan waktu untuk tidur dan juga supaya orang-orang tidak menganggap enteng hal demikian, hingga mereka tidur dan meninggalkan sholat isya’ secara berjamaah. Adapun makruhnya berbincang-bincang setelah isya’ karena akan mendorong untuk begadang dan dikhawatirkan akan tertidur hingga meninggalkan qiyamul lail, berdzikir saat malam dan meninggalkan sholat subuh" (Badruddin al-‘Aini, ‘Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari, juz 5, halaman 66)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |