Liputan6.com, Jakarta - Rumah bukan hanya tempat berteduh, tapi juga ruang ibadah, pendidikan, dan penjaga kehormatan bagi setiap penghuninya. Konsep ini ditekankan dalam Islam dan menjadi fokus utama dalam nasihat-nasihat keislaman seputar tata ruang tempat tinggal.
Dalam ceramah yang disampaikan kepada jamaah, ulama dan pendakwah KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang dikenal sebagai Buya Yahya menjelaskan secara mendalam mengenai konsep rumah Islami, tidak hanya dari aspek fisik tetapi juga fungsi sosial dan spiritual.
Buya Yahya menegaskan bahwa desain rumah yang Islami bukan semata soal kemegahan bangunan, tetapi harus memperhatikan adab dan etika yang diajarkan oleh Rasulullah, terutama soal pemisahan ruang privat, kehormatan keluarga, serta tata letak ruang tamu dan kamar mandi.
"Desain rumah Islami itu bukan soal besar kecilnya bangunan. Tapi bagaimana kita menjaga kehormatan anak-anak kita, memisahkan tempat tidur mereka, dan membuat kamar mandi yang tertutup serta bisa dikunci," kata Buya Yahya dalam sebuah ceramah.
Pesan tersebut disampaikan dalam konteks pentingnya adab dan perlindungan aurat dalam rumah tangga. Buya mengingatkan agar setiap kamar mandi harus memiliki kunci dan tertutup rapat, tidak dibiarkan terbuka atau bisa diakses sembarangan.
Dikutip Selasa (29/4/2025) dari tayangan video di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya juga menyoroti perlunya pemisahan kamar anak laki-laki dan perempuan sejak dini.
Buya menyampaikan bahwa membiasakan anak-anak tidur dalam satu kamar tanpa pemisah bisa menimbulkan fitnah dan membuka celah bisikan setan. Ia mencontohkan beberapa kasus anak laki-laki yang tidak sengaja melihat aurat saudara perempuannya karena satu kamar.
Simak Video Pilihan Ini:
Pijat Gratis untuk Pemudik yang Kelelahan di Pos Terpadu Gandulan
Anak Laki-laki dan Perempuan Sebaiknya Kamarnya Begini
"Jangan sampai anak laki-laki dan perempuan satu kamar. Jika belum mampu membangun kamar terpisah, buatlah sekat atau pisahkan tempat tidur mereka dengan jelas," ucapnya.
Dalam Islam, pemisahan ini bukan hanya adab sosial, tetapi juga bagian dari penjagaan akhlak dan kesucian keluarga. Buya menyebutkan, Nabi Muhammad SAW telah memberi tuntunan agar anak-anak dipisah tempat tidurnya sejak usia tujuh tahun.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar kamar orang tua dipisahkan dari kamar anak-anak. Menurutnya, banyak kerusakan mental anak dimulai dari ketidaksengajaan menyaksikan aktivitas suami-istri karena sekamar.
"Kalau rumahnya sempit, tambahlah sedikit ruang. Bikin kamar kecil untuk anak putri atau anak putra. Jangan jadikan keterbatasan alasan untuk mencampurkan anak-anak dalam satu kamar," tegas Buya Yahya.
Ia pun menambahkan bahwa jika rumah sering didatangi tamu, sebaiknya ada ruang khusus untuk menerima tamu agar tamu tidak langsung melihat area privat keluarga.
Buya Yahya menyarankan agar toilet kecil juga ditempatkan di dekat ruang tamu agar tamu tidak perlu masuk ke area dalam rumah saat ingin buang air atau bersuci.
"Ada orang masuk rumah cuma pura-pura. Kelihatannya ramah, tapi sebenarnya ingin tahu isi rumah kita. Maka ruang tamu dan kamar mandi sebaiknya diletakkan di depan," ungkapnya.
Buat Kamar Mandi, Jangan Mandi di Sungai
Dalam kesempatan itu, Buya Yahya juga menyinggung soal kebiasaan sebagian masyarakat yang masih mandi di sungai dan membuka aurat karena terbiasa.
"Mereka bukan tidak takut kepada Allah, tapi sudah terbiasa. Maka tugas kita adalah memberikan solusi, buatkan tempat mandi yang tertutup meski sederhana," ujarnya.
Ia menyayangkan banyak keluarga yang mampu membeli televisi parabola, namun tidak mampu membangun toilet yang layak. Menurutnya, ini adalah soal prioritas dan kesadaran.
"Membuat kamar mandi yang tertutup lebih utama daripada membeli alat elektronik. Itu bagian dari menjaga aurat yang sangat diperintahkan dalam Islam," lanjutnya.
Tak hanya untuk rumah pribadi, Buya juga menekankan pentingnya fasilitas toilet dan tempat wudhu yang terpisah di masjid, terutama bagi jamaah perempuan.
Ia menyatakan bahwa membuat fasilitas wudhu dan toilet yang menjaga aurat perempuan lebih penting dibanding membangun kubah atau ornamen masjid yang megah.
"Toilet dan tempat wudhu yang baik itu prioritas. Jangan sampai perempuan membuka kerudung lalu kelihatan auratnya karena tempat wudhunya terbuka," tandasnya.
Sebagai penutup, Buya Yahya memberi semangat kepada umat Islam untuk mulai membangun rumah Islami dari hal-hal kecil. Ia meyakini, jika diniatkan karena Allah, maka rezeki untuk membangun rumah yang layak akan datang.
"Kalau Anda niat karena takut kepada Allah, Allah akan kirimkan rezeki. Rumah Islami itu bukan rumah Arab, tapi rumah yang menjaga akhlak dan adab dalam Islam," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul