Jangan Berdoa dengan Cara Begini, Itu Doa Kriminal Kata Gus Baha

9 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Doa merupakan salah satu bentuk komunikasi tertinggi antara manusia dan Sang Pencipta. Namun, tidak semua doa patut dilantunkan, terutama jika doa tersebut lahir dari hawa nafsu dan tidak mengikuti tuntunan yang diajarkan Nabi Muhammad.

Hal ini disampaikan oleh ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab dikenal dengan nama Gus Baha. Lewat penjelasan yang penuh kelakar namun sarat makna, Gus Baha mengupas bahaya doa hasil karangan sendiri.

Dengan gaya khasnya yang santai namun dalam, Gus Baha menyampaikan nasihat ini dalam sebuah kajian yang kini viral di kanal YouTube @Menikmatihalal

Dalam video tersebut, Gus Baha menyoroti fenomena orang-orang yang gemar merangkai doa sesuai keinginan pribadi, tanpa mempertimbangkan dampak sosial dan nilai moral dari doa yang dipanjatkan.

“Jangan buat doa sendiri. Sing diajarke Nabi itu luwih mulya timbang doa kreasine sampean,” ujar Gus Baha dengan tegas, namun tetap membumi.

Ia mencontohkan, sering kali orang berdoa agar menjadi orang kaya raya dengan banyak karyawan. Sekilas terdengar mulia, tapi bisa menyimpan niat yang berbahaya.

Contone, ‘Ya Allah, jadikan aku orang kaya yang punya 10.000 karyawan.’ Wah, kuwi doa kriminal,” kata Gus Baha sambil tersenyum.

Menurutnya, jika Allah mengabulkan doa tersebut, maka secara tidak langsung harus ada 10.000 orang yang dimiskinkan agar mau menjadi buruh.

Simak Video Pilihan Ini:

May Day di Banyumas, Mahasiswa dan Buruh Turun ke Jalan

Doa Dikendalikan Nafsu

Sampean ndongane koyok ngono, berarti pengin wong liya dadi buruhmu. Apik-apik gayane, tapi kurang ajar,” ucap Gus Baha.

Doa semacam ini, kata Gus Baha, merupakan bentuk doa yang dikendalikan nafsu, bukan ketulusan hati atau keinginan untuk berbagi secara adil dan tulus.

Lebih lanjut, Gus Baha juga mengkritik doa yang seolah-olah penuh empati tapi tetap menyimpan unsur ketidakwajaran.

Contone meneh: ‘Ya Allah, jadikan aku orang kaya yang ngopeni 1.000 anak yatim.’ Nah, kuwi yen Mustajab, berarti kudu ana 1000 bapak sing mati. Kurang ajar banget,” tegas Gus Baha.

Dengan logika sederhana dan bahasa Jawa yang mengena, Gus Baha mengajak umat Islam untuk lebih bijak dalam berdoa. Ia mengingatkan bahwa dampak dari doa harus dipikirkan secara mendalam.

Doa jangan aneh-aneh. Akeh bahaya. Apalagi sing gayane begini: ‘Gusti, kulo kepengin sugih, ben saged nyaafati Gus Baha lan Habib Bidin.’ Lah, kuwi artine sampean ngarepke aku kere terus, ben iso disantuni. Kurang ajar tenan,” ucapnya disambut tawa jemaah.

Gus Baha menegaskan, doa yang baik adalah yang mengikuti tuntunan Nabi, karena sudah dipastikan aman, berpahala, dan membawa maslahat.

Jangan Egois, Jangan Korbankan Orang Lain

Ia menambahkan bahwa doa yang penuh nafsu cenderung hanya mementingkan kepentingan pribadi, tanpa memikirkan efek domino pada kehidupan sosial.

“Doa yang diajarkan Nabi itu netral, adil, dan tidak menyusahkan orang lain. Mulane itu sing paling aman,” jelas Gus Baha.

Dengan gaya bertutur yang akrab dan mudah dicerna, Gus Baha mengajak umat untuk lebih mencintai doa-doa dari Al-Qur’an dan hadis yang sudah teruji sepanjang zaman.

Ia mengingatkan, keinginan boleh saja besar, tapi jangan sampai keinginan itu mengorbankan orang lain secara tidak langsung lewat doa.

Mbok ya ojo egois. Sampean pengin makmur, tapi yo ojo ngorbanke nasib wong liya. Doa kudu nduwe adab,” ujar Gus Baha lagi.

Bagi Gus Baha, doa seharusnya jadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, bukan cara untuk memenuhi ambisi duniawi yang menyakiti sesama.

Umat Islam diharapkan untuk kembali ke esensi doa yang sebenarnya: memohon rahmat, petunjuk, dan keberkahan dengan tulus dan tidak berlebihan.

Nasihat ini disampaikan bukan untuk melarang berdoa secara personal, tapi untuk menanamkan kesadaran bahwa doa juga punya etika dan tanggung jawab.

Melalui pengajaran seperti ini, Gus Baha terus menegaskan pentingnya memahami agama dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |