Puasa Setelah Idul Adha Apakah Boleh? Ini Penjelasannya

20 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Idul Adha merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, namun pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah diperbolehkan untuk berpuasa setelah Idul Adha? Beberapa orang merasa bingung mengenai hal ini, terutama saat berkaitan dengan hari-hari setelah Idul Adha yang dikenal sebagai hari Tasyrik. Penjelasan yang tepat tentang aturan berpuasa di periode ini penting untuk menghindari kebingungannya.

Hari Tasyrik adalah hari-hari yang jatuh pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, yang secara khusus memiliki status hukum yang berbeda dengan hari-hari biasa. Berdasarkan fatwa yang ada, terdapat larangan berpuasa di hari-hari tersebut. Namun, di luar hari Tasyrik, umat Islam masih diperbolehkan untuk berpuasa setelah Idul Adha, dengan beberapa syarat tertentu yang perlu diperhatikan.

Melalui pembahasan ini, kita akan membahas secara rinci apakah puasa setelah Idul Adha dibolehkan, dan apa saja yang perlu diketahui seputar hari-hari Tasyrik. Simak penjelasannya berikut ini, dirangkum Liputan6, Selasa (15/4).

Pengertian Hari Tasyrik dan Status Hukumnya

Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha, yaitu 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dalam hukum Islam, hari-hari tersebut memiliki status yang berbeda dengan hari-hari biasa. Berdasarkan informasi di laman resmi MUI, umat Islam dilarang untuk berpuasa pada hari Tasyrik karena hari-hari ini dianggap sebagai waktu untuk makan dan minum setelah menyelesaikan ibadah haji. 

Larangan berpuasa ini bertujuan untuk memberikan waktu istirahat kepada umat yang sedang melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, hukum puasa pada hari-hari tersebut adalah haram bagi umat Islam. Berikut adalah penjelasan hadistnya:

  • عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ“
  • Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)

Pada kesempatan lain hari Tasyrik juga disebut juga dengan hari untuk makan dan minum. Rasulullah bersabda:

  • عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ“
  • Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.” (HR. An-Nasa’i, no. 2954)

Apakah Diperbolehkan Berpuasa setelah Idul Adha?

Berdasarkan pejelasan dari hadist di atas, umat Islam diperbolehkan untuk berpuasa namun setelah menyelesaikan ibadah kurban pada Idul Adha dan melewati hari Tasyrik. Beberapa ulama berpendapat bahwa setelah hari Tasyrik berakhir, umat Islam dapat kembali menjalankan puasa sunnah. Ini termasuk puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis atau puasa Daud, yang tetap dianjurkan sepanjang tahun.

Namun, penting untuk mencatat bahwa puasa setelah Idul Adha harus dilaksanakan setelah melewati hari-hari Tasyrik. Dalam konteks ini, puasa yang dimaksud bukanlah puasa yang berkaitan langsung dengan ibadah haji atau Idul Adha, tetapi lebih kepada puasa sunnah yang berlaku secara umum.

Secara keseluruhan, berpuasa setelah Idul Adha dibolehkan asalkan tidak jatuh pada hari Tasyrik. Masyarakat dianjurkan untuk memahami batasan-batasan waktu yang berlaku sesuai dengan hukum Islam yang ada.

Hari Tasyrik dan Hubungannya dengan Ibadah Haji

Bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji, hari-hari Tasyrik memiliki peran penting dalam rangkaian ibadah mereka. Pada hari-hari tersebut, jemaah haji diwajibkan untuk melempar jumrah sebagai bagian dari ritual ibadah haji. Ini merupakan waktu yang diharapkan umat Islam untuk beristirahat dan menikmati makan serta minum setelah menjalani berbagai rangkaian ibadah yang melelahkan.

Karena itu, di hari Tasyrik, umat Islam yang sedang menunaikan haji tidak dianjurkan untuk berpuasa. Ini juga menjadi bagian dari anjuran untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh mereka. Dengan memahami pentingnya hari Tasyrik ini, umat Islam dapat menghargai dan mematuhi aturan yang ada tanpa kebingungannya.

Bagi umat Islam yang tidak menunaikan haji, hari Tasyrik tetap penting untuk dipahami. Meskipun mereka tidak terlibat dalam ibadah haji, mereka tetap dilarang berpuasa pada tiga hari tersebut sesuai dengan aturan agama.

Keutamaan Puasa Sunnah di Luar Hari Tasyrik

Puasa sunnah setelah Idul Adha memiliki banyak keutamaan, yang dapat memberikan manfaat baik dari segi spiritual maupun fisik. Berikut beberapa keutamaan puasa sunnah yang dapat dilakukan di luar hari Tasyrik:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Puasa sunnah menjadi salah satu cara umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah setelah menjalani ibadah besar seperti puasa Ramadan dan kurban Idul Adha. Dengan menjalankan puasa sunnah, umat Islam berusaha memperbanyak ibadah dan mendapatkan keberkahan.

2. Meningkatkan ketakwaan

Puasa sunnah berfungsi untuk meningkatkan ketakwaan dan kesadaran spiritual seseorang. Puasa ini dapat membantu umat Islam untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah sehari-hari, serta menjaga agar hati tetap fokus pada Allah.

3. Mendapatkan pahala yang berlipat

Setiap amal baik yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Puasa sunnah, meskipun tidak wajib, memiliki nilai pahala yang besar jika dilakukan dengan niat yang tulus dan sesuai dengan ajaran agama.

4. Menjaga kebugaran tubuh

Selain manfaat spiritual, puasa sunnah juga memberikan manfaat fisik bagi tubuh. Puasa yang dilakukan secara teratur dapat membantu tubuh menjadi lebih sehat dan meningkatkan metabolisme.

5. Menjadi sarana untuk memohon ampunan

Puasa sunnah juga menjadi sarana bagi umat Islam untuk memohon ampunan Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Ini memberikan kesempatan untuk membersihkan hati dan memperbaiki diri. Dengan berbagai keutamaan ini, puasa sunnah menjadi amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah Idul Adha, selama tidak bertabrakan dengan hari Tasyrik.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Puasa Setelah Idul Adha

Apakah boleh berpuasa setelah Idul Adha?

Ya, umat Islam diperbolehkan berpuasa setelah Idul Adha, asalkan tidak jatuh pada hari Tasyrik.

Apa itu hari Tasyrik?

Hari Tasyrik adalah 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, yang memiliki larangan puasa.

Mengapa puasa di hari Tasyrik dilarang?

Karena hari-hari tersebut adalah waktu istirahat dan untuk memperbanyak makan setelah ibadah haji.

Apakah puasa sunnah boleh dilakukan setelah Idul Adha?

Puasa sunnah seperti puasa Senin Kamis atau puasa Daud boleh dilakukan setelah Idul Adha.

Apakah ada manfaat berpuasa setelah Idul Adha?

Berpuasa setelah Idul Adha dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memiliki banyak manfaat spiritual.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |