Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan yang penuh ujian ini, doa menjadi senjata utama umat Islam untuk memohon pertolongan dan keberkahan dari Allah. Namun, tidak semua doa langsung dikabulkan. Ada doa-doa tertentu yang menurut hadits Nabi, sangat besar kemungkinan dikabulkan tanpa tertolak.
Topik ini dibahas dengan penuh ketegasan oleh salah satu ulama kharismatik Indonesia, KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya. Ia mengingatkan umat tentang tiga jenis doa yang sangat berpotensi dikabulkan langsung oleh Allah tanpa penghalang.
Dia menyoroti pentingnya memperhatikan kondisi dan suasana hati saat berdoa. Sebab ada waktu-waktu dan keadaan tertentu yang membuat doa menjadi lebih dekat kepada pengabulan.
Sekiranya ini tepat dimulai bagi orang yang memiliki hajat atau harapan pertengahan bulan April 2025 ini. Maka, rencanakan puasa dan perjalananmu di bulan ini.
Pendakwah asal Cirebon ini menyampaikan, bahwa tiga kondisi doanya tidak tertolak adalah doa orang yang sedang berpuasa, doa orang yang sedang dalam perjalanan, dan doa orang yang terzalimi.
"Tiga doa itu sangat dikabul oleh Allah," ujar Buya Yahya, dilihat dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @albahjah-tv, dikutip Senin (14/04/2025)
dalam satu kajiannya yang penuh pelajaran. Ia mengingatkan agar kita berhati-hati dalam memperlakukan orang lain, apalagi sampai menzalimi. Dalam tayangan tersebut, Buya Yahya menjelaskan secara rinci dampak dari doa orang yang terzalimi.
Buya Yahya menegaskan bahwa orang yang menzalimi sesama, sejatinya sedang menggali petaka untuk dirinya sendiri. "Kalau dia marah lalu mendoakan kita, terjadilah," ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa doa orang yang terzalimi sangat berbahaya bagi pelaku kezaliman. Bahkan jika yang terzalimi adalah orang kafir sekalipun, selama ia dizalimi dan tidak menerima perlakuan itu, lalu berdoa kepada Allah, maka bencana bisa menimpa pelakunya.
Simak Video Pilihan Ini:
Mengejutkan, Pengakuan 2 Mahasiswa yang Ditangkap BNN Bawa Sabu di Depan Gedung SMA
Jangan Berbuat Zalim, Resikonya Besar
"Orang berbuat zalim itu sebetulnya orang cari masalah," katanya. Menurut Buya Yahya, kezaliman bukan hanya dosa besar, tetapi juga mengundang murka dan balasan langsung dari Allah.
Ia pun mengajak seluruh umat Islam agar menjaga lisan, tindakan, serta tidak meremehkan hak orang lain. Karena kita tidak pernah tahu kapan doa dari orang yang kita sakiti bisa berbalik menghancurkan kehidupan kita.
Salah satu bentuk kezaliman yang sering dianggap sepele adalah menyakiti perasaan orang lain tanpa sebab yang jelas. Padahal doa dari hati yang tersakiti bisa lebih tajam daripada senjata.
Dalam konteks doa orang yang berpuasa, Buya Yahya menyebutkan bahwa orang yang sedang menjalankan ibadah puasa sedang berada dalam kondisi yang sangat dekat dengan Allah.
"Engkau lagi puasa, doamu mudah dikabul," ujarnya mencontohkan bagaimana keadaan puasa memperkuat harapan doa dikabulkan. Apalagi jika doa itu berasal dari seorang ayah yang juga sedang berpuasa.
Buya Yahya juga menekankan tentang kekuatan doa seorang ayah. Menurutnya, ketika seorang ayah sedang berpuasa dan berdoa, maka berkumpullah dua keadaan mustajab dalam satu waktu.
"Wahai Ayah, sekarang ini saja doamu dikabul. Engkau telah mengumpulkan antara puasa dan status sebagai ayah," ungkap Buya Yahya dengan penuh penekanan.
Dunia Ini Tempat Ujian
Keutamaan doa dalam perjalanan juga dibahas. Buya Yahya menyampaikan bahwa dalam safar, seseorang berada dalam keadaan terputus dari rutinitas dunia, sehingga hatinya lebih khusyuk.
Doa dalam perjalanan pun menjadi pengingat bahwa kita adalah musafir di dunia ini. Maka memohon kebaikan kepada Allah saat safar menjadi momentum yang sangat disarankan.
Khusus untuk doa orang yang dizalimi, Buya Yahya menyarankan agar kita lebih baik diam dan bersabar ketika disakiti, namun jangan sampai menzalimi kembali.
Ia mengingatkan bahwa dunia ini tempat ujian. Jangan sampai ujian itu menjadi sebab kita menzalimi orang lain, karena akibatnya akan kembali kepada diri sendiri.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memperbanyak doa di waktu-waktu mustajab, apalagi saat menjalankan ibadah puasa atau sedang dalam perjalanan.
Namun ia juga mengingatkan bahwa kekuatan doa tidak hanya soal waktu dan kondisi, tetapi juga bersihnya hati dari kebencian dan dendam.
Di akhir pesannya, Buya Yahya menekankan agar setiap muslim menjaga diri dari sifat zalim dan memperbanyak amal baik. Karena siapa pun tidak akan tahu doa siapa yang akan menjadi penyelamat atau petaka bagi hidupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul