Liputan6.com, Jakarta Setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Hidup bukanlah sekadar perjalanan singkat, melainkan ujian yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Di akhirat nanti, tidak ada satu pun perbuatan, ucapan, atau niat yang luput dari penghitungan. Semua akan diperiksa dengan seadil-adilnya oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk yang diberi akal, waktu, dan kebebasan, manusia memiliki amanah yang harus dijalankan. Dalam Islam, terdapat beberapa hal penting yang akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat. Mengetahui hal-hal ini bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga menjadi pengingat agar kita lebih berhati-hati dalam menjalani hidup.
Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita bersiap? Sudahkah kita menjaga apa yang telah Allah titipkan dengan sebaik-baiknya? Mari kita renungkan bersama hal-hal apa saja yang kelak akan ditanya dan bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri sejak sekarang.
Semua Perbuatan Manusia Dipertanggungjawabkan
Mengutip Jabar.nu.or.id, setiap hamba dalam hidupnya di dunia tidak luput dari pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya. Mulai dari aktivitasnya, kegiatannya, pekerjaannya, pergaulannya, termasuk anggota badannya terhadap apa yang mereka perbuat.
Sabda Nabi Muhammad SAW, setidaknya ada empat yang pasti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).
1. Bagaimana Kita Menghabiskan Umur?
Pertanyaan pertama yang akan diajukan adalah tentang bagaimana kita menghabiskan umur yang telah Allah SWT berikan. Apakah kita memanfaatkannya untuk beribadah, berbuat kebaikan, dan mendekatkan diri kepada-Nya? Atau justru sebaliknya, kita habiskan untuk hal-hal yang sia-sia, bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain? Masa muda yang penuh energi, misalnya, seharusnya digunakan untuk hal-hal positif dan produktif.
Setelah baligh, setiap detik, menit, dan tahun dalam hidup kita akan dipertanggungjawabkan. Setiap ucapan, perbuatan, dan niat akan dicatat dan dinilai. Oleh karena itu, bijaksanalah dalam menggunakan waktu yang berharga ini. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena telah menyia-nyiakan anugerah Allah SWT.
Ingatlah pesan Rasulullah SAW, “Manusia itu akan dibangkitkan pada hari kiamat sesuai dengan amalnya.” Maka, perbanyaklah amal kebaikan selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia.
2. Bagaimana Kita Menggunakan Anggota Tubuh?
Selain umur, kita juga akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana kita menggunakan anggota tubuh. Mata, telinga, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh lainnya adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita jaga dan gunakan dengan sebaik-baiknya.
Apakah kita menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang baik dan bermanfaat, atau justru untuk melihat hal-hal yang haram dan merusak? Apakah kita menggunakan telinga untuk mendengarkan hal-hal yang positif dan membangun, atau justru untuk mendengarkan hal-hal yang negatif dan merusak? Begitu pula dengan tangan dan kaki kita.
Kita harus senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian anggota tubuh kita. Jangan sampai kita menggunakannya untuk melakukan perbuatan maksiat atau melanggar aturan agama. Gunakanlah anggota tubuh kita untuk beribadah, berbuat kebaikan, dan menolong sesama.
3. Ilmu yang Kita Miliki, Sudahkah Kita Amalkan?
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang telah kita pelajari. Apakah kita telah mengamalkan ilmu tersebut untuk kebaikan dan kemaslahatan umat? Atau justru sebaliknya, kita menggunakannya untuk hal-hal yang merugikan?
Ilmu agama yang wajib dipelajari (fardhu 'ain) memiliki kedudukan yang sangat penting. Kegagalan mempelajari atau mengamalkannya akan berakibat buruk. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya ilmu agama, ilmu pengetahuan umum juga akan dipertanyakan. Bagaimana kita menggunakan ilmu yang kita miliki untuk membantu sesama dan memajukan masyarakat? Jangan sampai ilmu yang kita miliki hanya menjadi beban dan tidak bermanfaat bagi siapa pun.
4. Harta Kita Dari Mana dan Untuk Apa?
Terakhir, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas harta yang telah Allah SWT berikan. Dari mana asal harta tersebut dan bagaimana kita membelanjakannya? Apakah kita memperolehnya dengan cara yang halal dan membelanjakannya untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat?
Mengumpulkan harta dengan cara haram atau membelanjakannya untuk hal-hal haram akan berakibat buruk. Sebaliknya, mengumpulkan dan membelanjakan harta dengan cara halal akan membawa kebaikan. Jangan lupakan kewajiban zakat dan sedekah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Ingatlah, harta bukanlah tujuan hidup, melainkan sarana untuk mencapai tujuan hidup yang lebih mulia. Gunakanlah harta kita untuk beribadah, berbuat kebaikan, dan membantu sesama yang membutuhkan.
Kesimpulannya, kita semua akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana kita menggunakan karunia Allah SWT. Baik itu umur, tubuh, ilmu, maupun harta, semuanya akan dipertanyakan. Marilah kita selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran agama dan berbuat kebaikan selama kita masih hidup di dunia.