Liputan6.com, Jakarta - Banyak kisah unik tentang KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur yang menarik diulas. Presiden ke-4 RI ini dikenal dengan spiritualitasnya yang mendalam, termasuk pengalamannya yang berhubungan dengan tokoh-tokoh wali dalam sejarah Islam di Indonesia.
Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah saat Gus Dur "dipanggil" Sunan Gunung Jati untuk berziarah ke makamnya di Cirebon.
Cerita tersebut disampaikan oleh mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Arifin Junaidi. Ia mengisahkan pengalaman luar biasa saat mendampingi Gus Dur dalam perjalanan menuju Cirebon.
Peristiwa ini terjadi ketika rombongan Gus Dur tengah melanjutkan perjalanan usai menghadiri sebuah pertemuan yang berlangsung hingga larut malam.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @SPORTS_30626, Arifin menceritakan kejadian tak biasa yang dialami rombongan Gus Dur di malam itu.
Setelah pertemuan, Gus Dur dan rombongannya berniat melanjutkan perjalanan menuju Pekalongan untuk mengunjungi ulama, Habib Luthfi bin Yahya.
Simak Video Pilihan Ini:
Bupati Banjarnegara: Kadesnya Saja Mobilnya Rubicon
Gus Dur Balik Kanan Menuju Makam Sunan Gunung Jati
Namun, kejadian tak terduga terjadi di tengah perjalanan, tepatnya di daerah Losari, perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sekitar tengah malam, Gus Dur tiba-tiba meminta sopirnya untuk berbalik arah dan kembali ke Cirebon.
“Saya baru saja dipanggil Sunan Gunung Jati,” ujar Gus Dur. Keputusan itu membuat suasana di dalam rombongan terdiam.
Tanpa banyak komentar, seluruh anggota rombongan menerima keputusan tersebut dan langsung berbalik menuju Cirebon.
Perjalanan mereka dilanjutkan hingga tiba di komplek makam Sunan Gunung Jati, yang terletak di Astana Gunung Sembung, Cirebon. Meski sudah tengah malam, ada hal yang membuat rombongan Gus Dur semakin heran.
Semua juru kunci makam sudah berkumpul, seakan telah mengetahui kedatangan tamu istimewa tersebut. Mereka bahkan telah mengenakan pakaian kebesaran yang biasa digunakan untuk menyambut tamu-tamu khusus.
Kejadian ini tentu saja menjadi momen yang penuh misteri dan keajaiban. Tidak ada yang memberitahukan sebelumnya bahwa Gus Dur akan berkunjung, namun para juru kunci sudah siap menyambut.
Mereka tampak telah mengetahui kedatangan Gus Dur, meski tidak ada komunikasi sebelumnya antara pihak rombongan dan penjaga makam.
Menurut Arifin Junaidi, kejadian tersebut memperlihatkan bagaimana hubungan spiritual antara Gus Dur dan para wali sangat kuat. Sunan Gunung Jati seolah-olah “memanggil” Gus Dur untuk berziarah, sebuah pengalaman yang jarang terjadi pada siapapun.
Ini menjadi bukti bahwa dunia spiritual memiliki cara kerjanya sendiri yang tidak selalu bisa dijelaskan dengan logika.
Kejadian di Luar Nalar, Perjalanan Spiritual
Setelah tiba di komplek makam, Gus Dur pun langsung menuju ke tempat peristirahatan Sunan Gunung Jati dan melakukan ziarah. Meskipun malam sudah sangat larut, suasana di makam terasa khidmat dan tenang.
Para juru kunci yang sudah siap pun menemani Gus Dur selama berziarah. Ziarah tersebut dilakukan dengan penuh keseriusan, seakan menegaskan pentingnya kunjungan tersebut bagi Gus Dur.
Pengalaman spiritual Gus Dur ini semakin meneguhkan posisinya sebagai tokoh yang memiliki hubungan khusus dengan dunia para wali.
Sebagai seorang ulama besar dan tokoh Nahdlatul Ulama, Gus Dur dikenal memiliki kedekatan dengan berbagai ulama dan wali yang tersebar di seluruh Nusantara. Kisah ini hanya satu dari banyak cerita tentang hubungan spiritual Gus Dur dengan dunia yang tak kasat mata.
Peristiwa di Cirebon ini juga menambah daftar panjang kisah-kisah mistis yang menyertai perjalanan hidup Gus Dur. Banyak yang percaya bahwa Gus Dur memiliki "mata batin" yang mampu melihat dan merasakan hal-hal yang tidak dapat dirasakan oleh orang biasa. Ini bukan hanya karena kedudukannya sebagai ulama besar, tetapi juga karena kepekaannya terhadap dunia spiritual.
Bagi sebagian orang, cerita ini mungkin terdengar di luar nalar, namun bagi mereka yang memahami tradisi spiritual dalam Islam, terutama di kalangan Nahdliyin, pengalaman semacam ini dianggap sebagai bagian dari perjalanan spiritual seorang tokoh besar seperti Gus Dur.
Ziarah ke makam para wali bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan spiritual dengan mereka yang telah mendahului.
Kisah ini kembali memperkuat keyakinan banyak orang bahwa Gus Dur memiliki kedekatan yang luar biasa dengan para wali. Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo yang sangat dihormati di tanah Jawa, seakan secara langsung “memanggil” Gus Dur untuk berziarah ke makamnya. Momen ini menjadi salah satu tanda bahwa Gus Dur memang memiliki posisi khusus dalam ranah spiritual Islam di Indonesia.
Ziarah tersebut pun meninggalkan kesan mendalam bagi mereka yang menyaksikannya.
Bagi masyarakat Cirebon, kehadiran Gus Dur di makam Sunan Gunung Jati adalah sebuah kehormatan besar. Sebagai sosok yang dihormati secara luas, baik dalam lingkup agama maupun pemerintahan, Gus Dur menunjukkan bahwa menjaga hubungan spiritual dengan para wali adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.
Peristiwa ini juga memberikan pelajaran bahwa perjalanan hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana manusia. Ada campur tangan ilahi dan kekuatan spiritual yang bekerja dalam setiap langkah, terutama bagi mereka yang memiliki hubungan mendalam dengan Tuhan dan para wali.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul