Liputan6.com, Jakarta - Kisah Sunan Gunung Jati yang menikahi Putri Raja China, Ong Tien, Putri Ong Tien Dialah Putri Kaisar Hong Gie dari masa Dinasti Ming masih melegenda hingga kini. Cerita ini tak lepas dari karomah Sunan Gunung Jati yang diyakini mampu menyembuhkan penyakit sang putri.
Alkisah, putri dari Raja China tersebut menderita sakit parah yang membuat sang ayah bingung dan sedih. Penyakit yang diderita Ong Tien adalah busung yang tak kunjung sembuh meski sudah berbagai upaya dilakukan.
Dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @Ceritaislami836, kisah ini kembali dihidupkan. Disebutkan bahwa pada suatu malam, Raja tersebut bermimpi tentang cara menyembuhkan putrinya.
Dalam mimpi itu, ia diberi tahu bahwa putrinya akan sembuh jika dibawa berlayar ke suatu wilayah yang belum diketahui. Mimpi ini membuat sang raja Dinasti Ming itu resah dan kebingungan. Di satu sisi, ada harapan untuk kesembuhan putrinya, namun di sisi lain, perjalanan tanpa tujuan tentu berisiko.
Raja itu terus menunggu kabar dari Patih Sampo Talang, yang sebelumnya diutus untuk mencari Sunan Gunung Jati. Namun, kabar itu tak kunjung datang, membuat kegelisahan semakin besar.
Perasaan cemas semakin bertambah karena kondisi Ong Tien yang tak kunjung membaik. Akhirnya, dengan penuh tekad, Raja China memerintahkan agar sebuah perahu besar dibangun, sesuai dengan perintah dari mimpinya.
Simak Video Pilihan Ini:
Istri Mendiang Bupati Morut Umumkan Sembuh Covid-19
Penyakit sang Putri Sembuh
Perahu tersebut dipersiapkan dengan baik, membawa delapan pengawal, perbekalan, dan pakaian yang cukup. Dengan berat hati, sang raja mengantar putrinya ke atas perahu. Setelah segala persiapan selesai, kapal itu berlayar mengikuti arus angin tanpa tujuan yang pasti. Perjalanan panjang itu dipenuhi dengan doa dan harapan agar Ong Tien segera mendapatkan kesembuhan seperti yang dijanjikan dalam mimpi.
Perjalanan yang tanpa arah itu akhirnya membawa rombongan Ong Tien ke sebuah wilayah yang dihuni oleh Sunan Gunung Jati, yakni Muara Jati. Di tempat itu, Sunan Gunung Jati tengah sibuk membangun kolam di Gunung Semar. Saat bertemu dengan Sunan Gunung Jati, Ong Tien dan para pengawalnya langsung menceritakan alasan mereka melakukan perjalanan jauh dan penuh risiko.
Sunan Gunung Jati dengan bijaksana mendengarkan cerita yang penuh harapan itu. Ia lalu memohon kepada Allah untuk memberikan kesembuhan kepada Ong Tien. karomah Sunan Gunung Jati pun mulai terlihat.
Dengan izin Allah, perut Ong Tien yang bengkak akibat busung segera sembuh, membuat sang putri pulih kembali seperti sediakala. Kesembuhan itu terjadi dengan sangat ajaib, membuktikan keagungan doa yang dipanjatkan.
Sang Raja yang mendengar kabar kesembuhan putrinya tentu sangat terkejut dan bahagia. karomah yang dimiliki Sunan Gunung Jati tak hanya membuat penyakit Ong Tien hilang, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur yang mendalam. Sunan Gunung Jati tidak hanya dikenal sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai sosok yang mampu menghadirkan keajaiban nyata.
Kesembuhan Ong Tien menjadi peristiwa besar yang tidak terlupakan. Sebagai bentuk rasa syukur dan hormat, Raja China merestui pernikahan putrinya dengan Sunan Gunung Jati. Putri Ong Tien akhirnya dipersunting oleh Sunan Gunung Jati, menambah keagungan kisah cinta yang bermula dari karomah. Pernikahan ini juga dipercaya membawa berkah bagi dua wilayah yang berbeda kebudayaan.
Bukan Sekedar Kisah Penyembuhan, Mempersatukan Budaya Besar
Kisah ini tidak hanya menceritakan tentang keajaiban penyembuhan, tetapi juga menyatukan dua budaya besar, Jawa dan China. Hubungan yang terjalin antara Sunan Gunung Jati dan keluarga kerajaan China mempererat hubungan diplomatik dan spiritual, menciptakan harmoni yang bertahan hingga saat ini. Pengaruh pernikahan ini dirasakan di berbagai aspek, termasuk penyebaran Islam di wilayah pesisir utara Jawa.
Kolaborasi antara keajaiban dan pernikahan ini membuat Sunan Gunung Jati semakin dihormati. Sosoknya yang penuh kebijaksanaan dan kearifan tidak hanya memberikan pengaruh besar dalam penyebaran agama, tetapi juga menunjukkan kekuatan doa dan pengharapan. Hubungan yang terjalin antara dua budaya ini menjadi simbol keagungan Islam yang mampu menyentuh hati semua kalangan, tanpa memandang perbedaan.
Kisah ini juga mengajarkan tentang pentingnya keimanan dan kepercayaan kepada takdir. Raja China, meskipun awalnya ragu, akhirnya berani mengambil risiko demi kesembuhan putrinya. Keputusan yang sulit itu justru membawa hasil yang tak pernah ia bayangkan. Keajaiban yang terjadi memberikan pelajaran berharga bahwa terkadang, jalan yang tampak mustahil bisa membawa berkah yang luar biasa.
Sunan Gunung Jati terus dikenang sebagai salah satu Walisongo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. karomah yang dimilikinya bukan sekadar legenda, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus mengandalkan kekuatan doa. Kisah ini menunjukkan bahwa segala sesuatu bisa terjadi atas izin Allah, bahkan hal yang dianggap mustahil sekalipun.
Pernikahan Sunan Gunung Jati dan Ong Tien tidak hanya menjadi simbol cinta, tetapi juga simbol penyatuan dua dunia yang berbeda. Ini adalah bukti nyata bahwa cinta dan keajaiban bisa berjalan seiringan, membawa kebaikan bagi banyak orang. Karomah Sunan Gunung Jati terus hidup dalam cerita-cerita rakyat, menjadi inspirasi abadi tentang kekuatan iman dan kebaikan yang melampaui batas.
Hingga kini, kisah ini terus diceritakan turun-temurun. Legenda yang mengisahkan Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien memberikan gambaran betapa besar keagungan dan karomah yang dimiliki para wali. Pesan moral yang terkandung di dalamnya memberikan pelajaran tentang pengorbanan, cinta, dan keajaiban yang datang dari Tuhan. Masyarakat terus menghormati Sunan Gunung Jati sebagai sosok yang membawa berkah dan kemuliaan.
Dalam setiap cerita yang disampaikan, Sunan Gunung Jati selalu digambarkan sebagai pemimpin yang penuh keajaiban. Kisah ini tak hanya hidup dalam cerita, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah spiritual yang mendalam. Keajaiban yang terjadi menunjukkan bahwa keimanan dan ketulusan hati bisa membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Kisahnya menjadi inspirasi, bahwa doa dan cinta bisa menjadi jembatan penghubung antara dunia yang jauh.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul