Liputan6.com, Jakarta - Sholat tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam ajaran Islam. Ibadah ini dilakukan pada sepertiga malam terakhir, saat suasana tenang dan hening.
Namun, banyak yang enggan melaksanakan tahajud karena tak mau kedinginan.
Dalam sebuah ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang dikenal dengan panggilan Gus Baha, memberikan nasihat yang cukup menggugah mengenai sholat tahajud.
Ia menyampaikan ceramah tersebut dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @sinaumuhasabbahdiri9463, di mana ia menyinggung bagaimana rasa takut kedinginan tak seharusnya menjadi alasan untuk meninggalkan ibadah.
"Kalau kamu mau tahajud kedinginan, itu masih nanti disisa maling ayam itu keluar malam-malam hanya dapat ayam, itu nggak takut dingin, ya nggak takut digebuki. Masa kamu mau tahajud saja takut dingin?" ujar Gus Baha dengan gaya khasnya yang penuh canda namun sarat makna.
Simak Video Pilihan Ini:
Viral Damkar Semprot Lapak PKL di Purwokerto
Maling Ayam Tidak Takut Dingin, juga Tak Takut Digebuki
Dalam pernyataannya, Gus Baha membandingkan keberanian pelaku kejahatan seperti maling ayam dengan umat Islam yang terkadang takut untuk keluar dari selimut hangat demi menjalankan tahajud.
Ia menegaskan bahwa keberanian untuk hal buruk kadang lebih besar daripada keberanian untuk hal yang baik.
Menurut Gus Baha, para pencuri berani keluar rumah di tengah malam hanya untuk mendapatkan seekor ayam, tanpa takut kedinginan atau bahkan dipukuli jika tertangkap.
"Maling ayam itu nggak takut dingin, ya nggak takut digebuki," tegas Gus Baha lagi, mengajak umat Islam untuk merenungkan hal ini.
Ceramah tersebut tidak hanya membahas sholat tahajud, tetapi juga bagaimana orang sering kali mencari alasan untuk menghindari hal-hal yang seharusnya dilakukan.
Gus Baha mencontohkan situasi yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari, seperti seorang karyawan yang enggan menghadiri rapat di malam hari hanya karena takut dingin.
"Misalnya karyawan kampus mau rapat tapi ini malam, kalau malam dingin nanti sama masuk angin," ujar Gus Baha dengan sindiran halus. Menurutnya, jika alasan-alasan seperti ini terus-menerus digunakan, maka seseorang akan sulit maju dan berkembang.
Dalam Kebenaran Kenapa Harus Takut
Ia juga menyinggung bagaimana anak-anak punk yang sering terlihat nongkrong di perempatan jalanan di malam hari tidak takut dingin. "Wah, anak-anak punk di perempatan saja berani," katanya, menunjukkan bahwa orang yang dianggap tidak memiliki arah hidup saja berani menghadapi dinginnya malam.
Menurut Gus Baha, alasan takut dingin atau malas seharusnya tidak dijadikan penghalang dalam menjalankan ibadah seperti tahajud. Keberanian dan pengorbanan harus menjadi bagian dari hidup seorang muslim yang ingin meraih kebaikan di dunia dan akhirat.
"Orang-orang yang gak benar saja berani kena luka, masa kamu nggak berani demi kebenaran?" tanya Gus Baha dengan nada retoris. Ia menegaskan bahwa keberanian dalam menghadapi tantangan kecil adalah bagian dari usaha untuk meraih ridho Allah.
Gus Baha juga menegaskan bahwa di akhirat nanti, orang-orang sholeh akan dibandingkan dengan orang dzolim dalam hal keberanian dan usaha. "Makanya nanti hisabnya orang sholeh itu nanti dijejerkan dengan orang dzolim, terus diperbandingkan, habis kamu!" tegasnya.
Melalui gaya bicaranya yang santai, Gus Baha sering kali mampu menyampaikan pesan-pesan moral yang mendalam. Ceramahnya yang penuh analogi sederhana membuat pendengarnya mudah merenungkan dan memahami esensi dari setiap nasihat yang disampaikan.
Gus Baha berharap agar umat Islam tidak lagi menjadikan alasan-alasan kecil sebagai penghalang dalam melaksanakan ibadah, terutama sholat tahajud. Ia menekankan bahwa tantangan seperti dinginnya malam hanyalah cobaan kecil yang bisa dilalui jika seseorang memiliki niat yang kuat.
"Kalau maling saja nggak takut dingin demi dapat ayam, masa kamu takut dingin untuk sholat tahajud?" katanya sekali lagi, menguatkan argumennya dengan contoh yang sederhana namun penuh makna.
Ceramah Gus Baha ini memberikan dorongan semangat bagi para pendengarnya untuk lebih tekun dan berani dalam menjalankan ibadah. Keberanian menghadapi rasa malas dan tantangan kecil seperti rasa dingin adalah bukti nyata dari keteguhan iman seseorang.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul