Kumpulan Kabar Viral Terkait Penanganan Demo Beserta Faktanya

1 week ago 10

Liputan6.com, Jakarta- Di tengah dinamika sosial dan politik, informasi palsu atau hoaks seringkali menyebar dengan cepat, terutama terkait isu sensitif seperti penanganan demonstrasi. Fenomena ini menimbulkan keresahan di masyarakat, mengingat hoaks dapat memicu kepanikan atau bahkan tindakan yang tidak diinginkan.

Beberapa klaim yang sering muncul meliputi surat imbauan pemberlakuan kebijakan kontroversial seperti "Petrus", hingga kabar penempatan penembak jitu atau sniper. Informasi-informasi ini menyebar luas melalui platform media sosial dan pesan instan, seringkali tanpa verifikasi yang memadai.

Penting bagi setiap individu untuk selalu melakukan cek fakta sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi yang diterima.  Cek Fakta Liputan6.com, secara konsisten membongkar fakta di balik kabar viral tersebut, memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.

Berikut kumpulan kabar viral terkait penanganan demo besarta faktanya.

Hoaks Surat Imbauan Siaran Demo dari KPID Jakarta

Salah satu hoaks yang pernah menghebohkan adalah klaim adanya surat dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta. Surat tersebut disebut-sebut mengimbau stasiun televisi untuk tidak menayangkan siaran unjuk rasa di Gedung DPR. Informasi ini beredar luas dan menimbulkan pertanyaan mengenai kebebasan pers.

Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh Cek Fakta Liputan6.com, klaim tersebut terbukti tidak benar. Ketua KPID Jakarta, Puji Hartoyo, secara tegas membantah telah mengeluarkan surat edaran semacam itu. Keterangan ini juga diperkuat oleh Jalahoaks, media resmi yang dikelola Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta.

KPID DKI Jakarta menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menerbitkan surat imbauan terkait siaran demonstrasi kepada televisi maupun radio. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang beredar adalah murni hoaks pemberitahuan penanganan demo yang bertujuan menyesatkan publik.

Hoaks Pemberlakuan "Petrus" dan Larangan Mahasiswa Keluar Malam

Hoaks lain yang sempat viral adalah pemberitahuan yang diklaim berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Pesan tersebut meminta mahasiswa untuk tidak keluar malam dengan alasan adanya pemberlakuan Petrus atau Penembakan Misterius. Klaim ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa dan orang tua.

Menanggapi hal ini, Cek Fakta Liputan6.com segera menghubungi BEM UI untuk mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut. Ketua BEM UI, Zayyid Sulthan Rahman, dengan tegas menyatakan bahwa informasi yang beredar itu tidak benar. Ia juga mengunggah klarifikasi di akun Instagram resmi BEM UI, menegaskan bahwa mereka tidak pernah menyebarkan informasi semacam itu.

Narahubung BEM UI, Irdina Alin, turut mengonfirmasi bahwa klaim pemberitahuan dari BEM UI yang meminta mahasiswa tidak keluar malam adalah hoaks. Ini membuktikan bahwa informasi mengenai "Petrus" dan larangan keluar malam bagi mahasiswa adalah bagian dari hoaks pemberitahuan penanganan demo yang tidak berdasar.

Hoaks Penempatan Sniper saat Demo

Klaim mengenai penempatan sniper di atas gedung dengan target tembakan acak juga seringkali muncul, terutama saat ada aksi demonstrasi besar. Informasi ini biasanya menyebar melalui pesan berantai dan media sosial, menciptakan suasana mencekam dan kepanikan di masyarakat yang sedang berunjuk rasa atau berada di sekitar lokasi demo.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri klaim serupa, seperti kabar sniper ditempatkan di atas gedung di Mataram. 

Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Kombes Pol. Hendro Purwoko menyatakan informasi tentang adanya penempatan sejumlah penembak jitu dari atas gedung dengan target secara acak adalah hoaks.

"Saya Kapolresta Mataram menegaskan bahwa informasi adanya petugas kepolisian yang menembak dari atas gedung secara acak itu adalah tidak benar (hoaks)," kata Kombes Hendro, dikutip Selasa (2/9/2025).

Menanggapi informasi tentang penempatan sniper tersebut, Hendro meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak cepat terprovokasi dengan segala bentuk isu dan informasi yang belum jelas kebenarannya.

"Jangan terprovokasi, segera klarifikasi apabila menerima informasi mencurigakan," ucapnya. 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email [email protected].

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |