Memaknai Kalimat Tauhid dan Mengetahui Keutamaannya

12 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan seorang muslim, kalimat tauhid memiliki posisi paling agung. Kalimat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan pondasi keyakinan dan inti dari ajaran Islam itu sendiri. Kalimat tauhid adalah dasar bagi seluruh ibadah, dan darinyalah ditentukan posisi seseorang di sisi Allah: apakah ia termasuk penghuni surga atau neraka.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam "Fiqih Doa & Dzikir" menyatakan bahwa kalimat tauhid merupakan kalimat dzikir paling utama setelah Al-Qur'an. Disebut sebagai kalimat paling agung karena melalui kalimat inilah Allah menciptakan manusia, mengutus para nabi, dan menurunkan kitab-kitab-Nya.

Sayangnya, meskipun kalimat ini diucapkan setiap hari oleh kaum muslimin, masih banyak yang belum memahami kedalamannya. Sekadar pengucapan tidaklah cukup. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memohon kepada pamannya, Abu Thalib, menjelang ajalnya, untuk mengucapkan kalimat ini. Namun karena menolaknya, Abu Thalib meninggal dalam kekafiran. Maka, memaknai kalimat tauhid dengan benar adalah kewajiban setiap muslim. Berikut ulasan Liputan6.com, Senin (21/7/2025).

Pengertian Kalimat Tauhid

Kalimat tauhid secara bahasa berarti kalimat yang menunjukkan keesaan Allah. Kalimat ini berbunyi:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Laa ilaaha illallah

Artinya: Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

Kalimat ini mencakup aspek keimanan, penghambaan, dan pengesaan. Menurut kitab Al-Madkhal ila Dirasah Al-Aqidah Al-Islamiyyah karya Umar Sulaiman Al-Asyqar, kalimat tauhid adalah asas agama Islam, dan maknanya ialah meniadakan semua bentuk sesembahan kecuali Allah.

Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam "Nuh wa Ath-Thufan Al-Azhim" menjelaskan bahwa makna muthabaqah dari kalimat ini menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta (rububiyah), makna iltizam-nya ialah bahwa hanya Allah yang berhak disembah (uluhiyah), dan makna tadhammun-nya adalah bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan dan keagungan secara mutlak.

Makna dan Konsekuensi Kalimat Tauhid

Kalimat tauhid "La ilaha illallah" merupakan inti dari ajaran Islam yang menegaskan keesaan Allah SWT dan menolak segala bentuk penyekutuan kepada-Nya. Kalimat ini bukan hanya sebuah ungkapan lisan, melainkan juga merupakan deklarasi keyakinan yang mendalam di dalam hati. Dalam Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur’an dan al-Hadits dijelaskan bahwa kalimat tauhid memiliki dua unsur utama, yaitu nafi (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Nafi terdapat pada kalimat "la ilaha" (tidak ada tuhan), dan itsbat terdapat pada kalimat "illallah" (kecuali Allah), yang bermakna tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.

Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam kitab Aqidah al-Mu’min, kalimat tauhid adalah fondasi dari bangunan Islam dan merupakan syarat diterimanya amal seorang Muslim. Kalimat ini menjadi dasar keimanan seseorang dan menjadi syarat sahnya keislaman seseorang. Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang mengucapkan 'La ilaha illallah' dengan ikhlas, maka dia akan masuk surga."

Lebih lanjut, dalam Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan bahwa kalimat tauhid ini mengandung makna yang sangat dalam karena menafikan segala bentuk ilah (tuhan) selain Allah, baik berupa berhala, kekuasaan, hawa nafsu, maupun materi duniawi. Kalimat ini menanamkan ketauhidan yang murni dan melepaskan hati dari segala bentuk ketergantungan selain kepada Allah.

Syarat-syarat Kalimat Tauhid

Para ulama menyebutkan delapan syarat kalimat tauhid agar menjadi sah dan bermanfaat:

  1. Ilmu (mengetahui maknanya) - QS. Muhammad: 19
  2. Yakin - QS. Al-Hujurat: 15
  3. Ikhlas - QS. Al-An’am: 5
  4. Benar - QS. Al-Ankabut: 2–3
  5. Cinta - QS. Al-Baqarah: 165
  6. Tunduk - QS. An-Nisa’: 125
  7. Menerima - QS. As-Shaffat: 35
  8. Mengingkari sesembahan selain Allah - QS. Al-Baqarah: 256

Jika seseorang hanya mengucapkannya tanpa memenuhi syarat-syarat ini, maka kalimat itu belum tentu bermanfaat baginya di akhirat.

Keutamaan Kalimat Tauhid

1. Dzikir Paling Utama

Dari Jabir bin Abdullah RA: “Dzikir paling utama adalah 'laa ilaaha illallah'.” (HR. Tirmidzi)

2. Pahala Berlipat

Barang siapa mengucapkan kalimat ini 100 kali sehari, akan dihapuskan 100 dosa dan diberi 100 pahala. (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Ucapan Para Nabi

Rasulullah SAW menyatakan bahwa kalimat ini adalah ucapan terbaik yang pernah diucapkan para nabi di padang Arafah. (HR. Thabrani)

4. Membuka Pintu Langit

Barang siapa mengucapkan kalimat ini dengan ikhlas, maka pintu langit terbuka baginya hingga mencapai Arsy. (HR. Tirmidzi)

5. Jaminan Surga

“Barang siapa yang akhir ucapannya adalah 'laa ilaaha illallah', maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)

6. Pembeda antara Mukmin dan Musyrik

Orang yang tidak menjadikan kalimat ini sebagai pondasi iman akan terjerumus dalam kemusyrikan meski mengaku muslim.

7. Pembela di Hari Kiamat

Kalimat ini menjadi syafaat dan pertolongan bagi pelafalnya di hadapan Allah.

8. Dibukakan Delapan Pintu Surga

“Barang siapa yang bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah... maka ia masuk surga dari pintu manapun ia kehendaki.” (HR. Bukhari dan Muslim)

FAQ Seputar Kalimat Tauhid

1. Apa itu kalimat tauhid?

Kalimat tauhid adalah “laa ilaaha illallah” yang berarti “Tiada Tuhan selain Allah.” Kalimat ini adalah inti ajaran Islam dan syarat sah keimanan.

2. Apa bedanya tauhid rububiyah dan uluhiyah?

Tauhid rububiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya pencipta. Tauhid uluhiyah adalah meyakini hanya Allah yang berhak disembah.

3. Apakah cukup mengucapkan kalimat ini untuk masuk Islam?

Tidak cukup hanya dengan lisan. Syarat-syarat seperti yakin, ikhlas, dan tunduk juga harus terpenuhi.

4. Apakah orang yang melakukan kesyirikan tetapi mengucapkan kalimat ini bisa masuk surga?

Tidak. Allah menyatakan bahwa Dia mengharamkan surga bagi orang yang mempersekutukan-Nya (QS. Al-Maa’idah: 72).

5. Apa keutamaan terbesar dari kalimat tauhid?

Keutamaannya adalah menjadi sebab keselamatan dari neraka dan pembuka surga bagi yang memahaminya dengan benar.

Daftar Rujukan:

  • Syaikh Abdurrazaq Al-Badr, Fiqih Do’a & Dzikir
  • Umar Sulaiman Al-Asyqar, Al-Madkhal ila Dirasah Al-Aqidah Al-Islamiyyah
  • Ali Muhammad Ash-Shallabi, Nuh wa Ath-Thufan Al-Azhim
  • Al-Qur’an: QS. Al-Ankabut: 61, QS. Yunus: 31, QS. Al-Hujurat: 15, QS. An-Nisaa’: 36, QS. Al-Baqarah: 256
  • Hadis-hadis dari HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Thabrani, dan lainnya
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |