Liputan6.com, Jakarta Kepercayaan tentang kemunculan imam Mahdi menjadi bagian dari ajaran Islam yang diyakini oleh banyak umat. Sosok ini diyakini akan muncul di akhir zaman sebagai pemimpin yang membawa keadilan dan kebenaran.
Menurut berbagai riwayat, imam Mahdi berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW dan akan memimpin umat menuju kebangkitan spiritual serta sosial. Ia menjadi salah satu tanda besar menjelang Hari Kiamat.
Kajian tentang imam Mahdi terus relevan hingga kini, mengingat banyak peristiwa dunia yang sering dikaitkan dengan tanda-tanda kemunculannya. Memahami peran tokoh ini dapat memperkuat keyakinan dan kesiapan menghadapi akhir zaman.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang imam mahdi tokoh dalam eskatologi Islam, Kamis (10/7/2025).
Kumpulan doa Ramadan hari ini berisi doa yang kita baca ketika sedang turun hujan.
Imam Mahdi dalam Syiah: Muhammad al-Mahdi
Dalam mazhab Syiah Dua Belas Imam (Itsna 'Asyariyah atau Twelver Shia), sosok Imam Mahdi diidentifikasi secara spesifik sebagai Imam Muhammad al-Mahdi, yakni Imam ke-12 dari garis keturunan Ahlul Bait. Ia diyakini sebagai putra dari Imam Hasan al-Askari, Imam ke-11, yang wafat pada tahun 874 Masehi.
Menurut keyakinan ini, Imam Muhammad al-Mahdi akan tampil di akhir zaman sebagai pemimpin yang menegakkan keadilan dan membebaskan umat dari kezaliman.
Imam Mahdi dipercaya lahir pada tahun 869 M di Samarra, Irak, dan keberadaannya disembunyikan sejak usia muda untuk melindunginya dari ancaman penguasa Abbasiyah.
Masa persembunyiannya ini dikenal sebagai masa Ghaybah (Okultasi), yang dibagi menjadi dua periode: Ghaybah Sughra (Okultasi Kecil) dan Ghaybah Kubra (Okultasi Besar). Pada masa Ghaybah Sughra, Imam Mahdi masih berkomunikasi secara tidak langsung melalui empat wakil khusus yang diangkatnya.
Setelah wafatnya wakil keempat, dimulailah periode Ghaybah Kubra, di mana tidak ada lagi komunikasi langsung antara Imam Mahdi dan umat. Sejak saat itu, otoritas keagamaan dalam komunitas Syiah dilimpahkan kepada para ulama.
Meski keberadaannya tidak tampak secara fisik, pengikut Syiah meyakini bahwa Imam Muhammad al-Mahdi masih hidup dan akan muncul kembali di akhir zaman atas izin Allah SWT untuk menegakkan kebenaran, menghancurkan tirani, serta memulihkan ajaran Islam sejati. Tanggal kemunculannya tetap menjadi rahasia ilahi yang tidak diketahui manusia.
Imam Mahdi dalam Sunni: Pemulih Keadilan di Akhir Zaman
Dalam tradisi Islam Sunni, konsep tentang Imam Mahdi juga dikenal, meskipun tidak sekompleks atau sepenting dalam mazhab Syiah. Umat Sunni meyakini bahwa di akhir zaman akan muncul seorang pemimpin adil dari keturunan Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Al-Mahdi, untuk memulihkan keadilan, menegakkan syariat, serta menghapus tirani dan kezaliman menjelang tibanya Hari Kiamat. Namun, keyakinan ini bukan bagian dari rukun iman atau akidah pokok dalam Sunni, sehingga sifatnya lebih sebagai bagian dari eskatologi atau kajian akhir zaman.
Hadis-hadis yang menyebutkan kemunculan Mahdi cukup banyak, dan diriwayatkan dalam beberapa kitab hadits selain Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, seperti Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Meski tidak tercantum dalam dua kitab hadits paling otoritatif Sunni, banyak ulama seperti Al-Suyuthi, Ibn Hajar, dan Al-Qurtubi yang menyatakan bahwa riwayat-riwayat tentang Mahdi berstatus hasan atau sahih, dan dapat dijadikan pegangan.
Berbeda dengan Syiah yang meyakini bahwa Imam Mahdi adalah sosok tertentu yang sudah lahir dan sedang dalam masa persembunyian, ulama Sunni umumnya berpandangan bahwa Mahdi belum lahir, dan akan muncul menjelang akhir zaman dengan ciri-ciri tertentu.
Nama lengkapnya akan menyerupai nama Rasulullah, yaitu Muhammad bin Abdullah, dan ia akan memimpin umat Islam menuju kejayaan sebelum datangnya fitnah besar, termasuk kemunculan Dajjal dan turunnya Nabi Isa AS. Meskipun tidak dianggap sebagai imam ma'shum atau pemimpin spiritual permanen, sosok Mahdi dalam Sunni tetap diyakini sebagai pembawa pembaruan dan penegak kebenaran universal di masa genting umat manusia.
Perbedaan Utama Pandangan Syiah dan Sunni
Mengutip buku berjudul Tanda Kiamat-besar (2007) oleh Mahir Ahmad Ash-Syufiy, Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak berbeda pendapat mengenal Al-Mahdi. Keyakinan mereka sesuai dengan keterangan hadis yang shahih. Menurut mereka, Al-Mahdi adalah seorang penguasa saleh yang diutus oleh Allah SWT untuk memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana sebelum itu dunia dipenuhi oleh kezaliman dan kesewenang-wenangan.
Masih dari buku yang sama, Kaum Syiah Imamiyah meyakini bahwa Al-Mahdi adalah imam mereka yang terakhir, yakni imam kedua belas yang bernama Muhammad bin Al-Hasan Al-'Askari. Menurut mereka, dia adalah keturunan Husain bin Ali, bukan keturunan Hasan.
1. Identitas Imam Mahdi
Syiah: Imam Mahdi adalah Muhammad bin Hasan al-Askari, Imam ke-12 yang telah lahir dan kini dalam masa ghaib (okultasi).
Sunni: Imam Mahdi belum lahir. Ia akan muncul di akhir zaman dan bernama Muhammad bin Abdullah, tetapi tidak memiliki identitas spesifik atau garis nasab yang ditentukan.
2. Status Keagamaan
Syiah: Imam Mahdi memiliki status spiritual yang sangat tinggi, termasuk sebagai imam ma’shum (terjaga dari dosa) dan memiliki otoritas keagamaan mutlak.
Sunni: Mahdi adalah pemimpin adil yang ditunjuk di akhir zaman, namun bukan figur suci dan tidak memiliki kedudukan spiritual seperti Imam dalam Syiah.
3. Konsep Kemunculan
Syiah: Mahdi telah lahir dan disembunyikan oleh Allah SWT hingga saat kemunculannya tiba.
Sunni: Mahdi akan lahir dan muncul di masa depan, tanpa konsep ghaib atau persembunyian.
4. Fungsi dan Misi
Syiah: Imam Mahdi akan mengembalikan kemurnian Islam, memimpin umat, menegakkan keadilan, dan menjadi pelanjut langsung para Imam sebelumnya.
Sunni: Mahdi akan menegakkan keadilan, menghapus kezaliman, dan mempersiapkan dunia sebelum turunnya Nabi Isa AS.
5. Dasar Teologis dan Historis
Syiah: Imamah adalah bagian penting dari ajaran agama dan struktur teologi. Keyakinan kepada Imam Mahdi merupakan pilar keimanan.
Sunni: Keyakinan tentang Mahdi bersifat tambahan (eskatologis), bukan bagian dari rukun iman. Sunni lebih menekankan pada Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’ ulama.
Hadis-Hadis Berkaitan dengan Imam Mahdi
Mengutip kajian yang dipublikasikan di dipublikasikan di AL-KAFFAH, Vol. 9, No.1 Januari-Juni 2021, Al-Mahdi adalah gelar yang diberikan kepada seorang laki-laki dari keturunan Rasulullah, dia dilahirkan ketika dunia sudah rusak dengan kezaliman dan ketidakadilan.
Menurut Ibn al‑Aṭṭīr al‑Jazārī sebagaimana dikutip dari sumber yang sama dijelaskan adapun makna dari Al-Mahdi adalah: orang yang mendapat petunjuk dari Allah pada kebenaran. Selanjutnya kata Al-Mahdi sering digunakan untuk sebuah nama, sehingga jadilah seperi nama-nama yang lain pada umumnya.
Arsjad Thalib Lubis masih dari sumber yang sama, Kata "Mahdi" tidak terdapat di dalam Qur’an, hanya kata-kata yang kata dasarnya sama dengan Mahdi yang ada. Misalnya "hadin" dan "hadiyan" pada surah Al-Haj ayat 53 dan surah Al-Furqan ayat 30.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di SUHUF, Vol. 20, No. 1, Mei 2008, dalam beberapa hadits riwayat yang bersumber dari keluarga Nabi, ditegaskan bahwa Imam Mahdi akan datangnya pada hari Jum’at atau Sabtu, tanggal 10 Muharram.
Hadis mengenai Imam Mahdi banyak ditemukan dalam kitab-kitab hadis selain Bukhari dan Muslim, seperti Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah. Berikut beberapa contoh:
1. HR. Abu Dawud (Sunan Abu Dawud, no. 4282)
"Al-Mahdi adalah dari umatku, ia akan memerintah selama tujuh tahun."
Hadis ini termasuk salah satu yang paling sering dikutip dalam diskusi tentang Imam Mahdi. Banyak ulama menyatakan sanadnya hasan, walaupun tidak mencapai derajat mutawatir.
2. HR. Tirmidzi (Sunan at-Tirmidzi, no. 2230)
"Al-Mahdi berasal dari keluargaku, dari keturunan Fatimah."
Ini adalah riwayat penting yang menegaskan nasab Imam Mahdi sebagai keturunan langsung Rasulullah SAW melalui Fatimah az-Zahra. Dinyatakan hasan oleh beberapa ulama.
3. HR. Ibn Majah (Sunan Ibn Majah, no. 4085)
"Sekalipun umur dunia tinggal satu hari, Allah akan panjangkan hari itu hingga Dia mengutus seorang laki-laki dariku – atau dari keluargaku – namanya seperti namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku."
Hadis ini memperkuat identitas Imam Mahdi: namanya seperti Nabi (Muhammad bin Abdullah), dan merupakan keturunan beliau.
Q & A Seputar Topik
Siapakah Imam Mahdi dalam pandangan Islam?
Imam Mahdi adalah sosok pemimpin yang diyakini akan muncul di akhir zaman untuk menegakkan keadilan, memberantas kezaliman, dan memulihkan kemurnian ajaran Islam. Konsep Imam Mahdi dikenal dalam berbagai mazhab Islam, meskipun dengan perbedaan keyakinan dan penafsiran.
Bagaimana keyakinan Syiah tentang Imam Mahdi?
Syiah, khususnya Syiah Imamiyah (Twelver Shia), meyakini bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Hasan al-Askari, Imam ke-12 dari keturunan Nabi Muhammad SAW, yang lahir sekitar tahun 869 M dan kini berada dalam masa okultasi (ghaybah). Mereka percaya beliau akan muncul kembali di akhir zaman sebagai penyelamat umat.
Apa pandangan Sunni terhadap Imam Mahdi?
Dalam tradisi Sunni, Imam Mahdi adalah seorang laki-laki saleh dari keturunan Nabi Muhammad SAW yang akan muncul menjelang hari kiamat. Namanya diyakini mirip dengan nama Nabi (Muhammad bin Abdullah). Berbeda dengan Syiah, Sunni tidak meyakini bahwa Imam Mahdi sudah lahir atau berada dalam persembunyian.
Apa perbedaan utama antara Syiah dan Sunni dalam memahami Imam Mahdi?
Perbedaan utamanya terletak pada identitas dan status Imam Mahdi. Syiah meyakini Mahdi sudah lahir, berada dalam ghaybah, dan memiliki status keimaman yang maksum. Sementara Sunni percaya Mahdi akan muncul di masa depan sebagai pemimpin adil, tetapi tidak memiliki status keimaman seperti dalam ajaran Syiah.
Apakah ada hadis yang mendukung keyakinan tentang Imam Mahdi?
Ya, banyak hadis tentang Imam Mahdi terdapat dalam kitab-kitab selain Shahih Bukhari dan Muslim, seperti dalam Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah. Hadis-hadis tersebut menyebut bahwa Mahdi akan datang dari keturunan Nabi, memerintah dengan adil, dan menjadi bagian dari tanda-tanda akhir zaman.