Liputan6.com, Jakarta - Hidup seimbang adalah konsep yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan, baik itu pekerjaan, keluarga, kesehatan, maupun aktivitas sosial dan pribadi.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat, menjaga keseimbangan ini menjadi tantangan tersendiri. Hidup seimbang tidak hanya berkaitan dengan membagi waktu secara proporsional, tetapi juga tentang memperhatikan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional.
Ustadz Adi Hidayat, pemilik pusat kajian Islam Quantum Akhyar Institute, memberikan pandangan menarik mengenai keseimbangan hidup dalam ceramahnya.
Dalam tayangan video yang dipublikasikan di kanal YouTube @arisaputra07, ia menekankan pentingnya memahami prioritas antara urusan dunia dan akhirat. Pesan yang disampaikan ini sangat relevan di tengah kesibukan masyarakat modern saat ini.
Dalam ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat mengajak pendengarnya untuk merenungkan kebiasaan sehari-hari. "Coba cek, sudah berapa kali ganti sandal? Berapa kali ganti kendaraan, ganti baju, ganti handphone, ganti macam-macam?" tanyanya.
Melalui pertanyaan ini, ia ingin menyoroti betapa kita seringkali terlalu fokus pada hal-hal duniawi yang sifatnya sementara.
Simak Video Pilihan Ini:
Busyet, Wanita Berhazmat Jual Keterangan Bebas Covid-19 kepada Penumpang Bus
Penjelasan UAH
Ustadz Adi kemudian menjelaskan bahwa usaha untuk mencari kehidupan dunia sering kali menguras tenaga. "Berangkat gelap, pulang gelap, dapat letih, tapi sifatnya sementara," ujarnya.
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan tidak ada yang dapat kita bawa saat meninggal.
Ia menekankan bahwa meskipun kehidupan dunia sangat berharga, ada hal yang jauh lebih penting. "Kenapa untuk urusan dunia 24 tahun begitu seriusnya? Taruhlah 20 tahun standarnya begitu seriusnya," lanjutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa sering kali manusia lebih fokus pada pencapaian dunia daripada mempersiapkan kehidupan setelah mati.
"Namun, untuk urusan akhirat yang abadi, kita mengerti itu dibutuhkan. Kenapa tidak serius salat? Itu kan tiap hari," ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Ia mengajak jemaahnya untuk merenungkan seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk ibadah dibandingkan dengan kesibukan sehari-hari.
Lebih lanjut, Ustadz Adi menyampaikan, "Dibawa wafat, dunia enggak dibawa pulang." Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita kumpulkan di dunia tidak akan bermanfaat setelah kita meninggal. Hanya amal baik dan ibadah yang akan menemani kita di akhirat.
Ustadz Adi juga mengingatkan akan ketidakpastian yang ada. "Apa Anda duga handphone yang Anda gunakan merekam sekarang akan dibawa sampai dengan ke alam kubur?" tanyanya. Hal ini menunjukkan bahwa banyak hal yang kita anggap penting di dunia ini pada kenyataannya tidak memiliki nilai di akhirat.
Ajakan Introspeksi Diri
Ia kemudian mengajak jemaahnya untuk tidak melupakan pentingnya ilmu dan pengertian. "Man robuka, lihat nih, saya juga sudah pernah ngaji. Enggak bisa begitu, enggak bisa," ujarnya. Penekanan ini menunjukkan bahwa pendidikan agama dan spiritualitas sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Ustadz Adi mengajak masyarakat untuk melakukan introspeksi diri dan menilai seberapa banyak waktu yang telah dihabiskan untuk hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat di akhirat.
Dalam suasana yang hangat, ia menekankan pentingnya hidup seimbang, tidak hanya mengejar dunia tetapi juga mempersiapkan akhirat.
Pentingnya keseimbangan dalam hidup menjadi salah satu tema sentral dalam ceramahnya. Ustadz Adi mendorong pendengarnya untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ini adalah panggilan untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu mengutamakan kehidupan yang berorientasi pada akhirat.
Melalui ceramah ini, Ustadz Adi ingin menumbuhkan kesadaran akan hakikat hidup dan tujuan yang lebih tinggi. Dia ingin agar setiap individu menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Ia juga memberikan harapan bahwa dengan menjalani hidup yang seimbang, setiap orang dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Ceramah ini menjadi pengingat bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Ustadz Adi Hidayat menyimpulkan ceramahnya dengan mengajak semua orang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia berharap agar setiap individu dapat mengingat akan pentingnya ibadah dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
Pesan yang disampaikan dalam ceramah ini menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan aspek spiritual. Dengan cara ini, diharapkan setiap orang dapat mencapai keseimbangan yang hakiki dalam hidup mereka. Ustadz Adi memberikan inspirasi untuk hidup tidak hanya untuk dunia, tetapi juga untuk akhirat yang abadi.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul