Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah tayangan video yang mengundang tawa, Ustadz Das'ad Latif membagikan kisah lucu mengenai pengalaman saat masih kecil di kampungnya. Cerita ini dimulai ketika ia masih duduk di bangku SD, saat kejadian yang tak terduga terjadi di masjid.
Saat itu, Ustadz Das'ad mengingat bahwa mereka sedang melaksanakan sholat berjamaah. Imam yang memimpin sholat tampak sujud lebih lama dari biasanya.
Keheranan mulai menyelimuti jemaah yang menunggu. Rasa penasaran pun melanda, mengapa imam tidak segera bangkit dari sujudnya. Kisah kocak ini salah satunya tayang di kanal Youtube @FathurFathur-si3mx.
Salah satu teman Ustadz Das'ad, yang kini telah menjadi guru SMP di kampung tersebut, berinisiatif untuk mengangkat kepalanya dan berteriak dengan nada kebingungan, "Wih lenyak Imam!," dalam bahasa Bugis, yang artinya adalah "Imam hilang!".
Terkejut, jemaah masjid mulai saling bertanya dan merasakan kepanikan karena satu-satunya pemimpin sholat mereka tidak ada di tempat.
Setelah beberapa waktu berlalu, dan setelah semua orang menunggu dengan cemas, Imam akhirnya muncul kembali. Saat ditanya mengapa ia meninggalkan jemaahnya, Imam menjawab dengan santai, "Saya kentut, nak!" Jawaban ini membuat semua jemaah terperangah.
Simak Video Pilihan Ini:
Motor Kebakaran Masuk ke Kolong Truk Damkar, 2 Orang Dilaporkan Tewas
Kalau Begini Siapa yang Salah?
Ustadz Das'ad menambahkan, "Pak Imam, lain kali kalau kentut, kasih bangun kepala supaya kita lihat kau keluar." Ucapan itu disambut tawa oleh semua jemaah yang ada majelis saat Ustdaz Das'ad Ceramah.
Cerita ini bukan hanya lucu, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya kejujuran dan keterbukaan.
Ustadz Das'ad mengakui, kejadian tersebut memang sangat memalukan bagi sang imam. Namun, ia juga memberikan pelajaran tentang bagaimana situasi lucu dapat menjadi pengingat bagi kita untuk tidak terlalu serius dalam menjalani hidup.
Terkadang, hal-hal kecil yang lucu dapat menjadi momen berharga dalam ingatan kita.
Sang Imam, meskipun mengalami momen memalukan, tetap mampu tertawa bersama jemaah. Ustadz Das'ad menekankan pentingnya memiliki rasa humor dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam situasi-situasi yang tidak terduga. Dalam hal ini, tidak ada yang perlu dipermalukan.
Momen-momen seperti ini juga menunjukkan bahwa kita harus bisa menerima kelemahan dan kesalahan satu sama lain. "Siapa salah? Siapa salah? Imam!" kata Ustadz Das'ad, sambil tertawa.
Pesan di Balik Kisah Lucu
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa dalam beribadah, ketulusan dan kejujuran lebih penting daripada segala sesuatu. Selama niat kita baik, maka momen-momen konyol seperti ini hanya akan menambah warna dalam perjalanan hidup kita.
Kehidupan di kampung sering kali dipenuhi dengan cerita-cerita lucu yang menjadi pelajaran berharga.
Dari kejadian ini, Ustadz Das'ad berharap agar setiap orang bisa mengambil hikmah dan tetap memiliki sikap humor dalam setiap situasi, terutama dalam kegiatan ibadah.
Kisah ini menjadi viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen, yang tidak hanya tertawa tetapi juga memberikan komentar positif tentang cara pandang Ustadz Das'ad terhadap kehidupan.
Sungguh, momen-momen kecil ini dapat memberikan dampak besar dalam perspektif kita terhadap kehidupan sehari-hari.
Apabila Imam Sholat Kentut, Ini yang Harus Dilakukan
Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menerima shalat sesorang yang tidak bersuci sampai ia bersuci, Rasulullah bersabda :
لاَتــُقْبَلُ الصَّلاَةُ بِغَيْرِ طُهُوْرٍ – رواه مسلم –
“ Tidak akan diterima shalat salah seorang diantara kalian bila berhadats sampai berwudlu “ ( HR . Muslim )
Dan kita diperintahkan apabila berhadats ketika shalat berjama’ah untuk keluar dari shaf sambil memegang hidung ( al hadits ) lalu bagaimana dengan imam yang berhadats ?
Melansir situs almuttaqinjepara.com, Apabila imam berhadats dalam posisi yang diketahui makmum maka ia tinggal menunjuk penggantinya dan tidak boleh melanjutkan sholatnya, tapi jika imam berhadats dalam posisi yang tidak diketahui makmum keadaannya misalnya ketika sujud, maka imam memberi isyarat kepada makmum misalnya dengan ucapan subhanallah kemudian menunjuk penggantinya untuk melanjutkan sholatnya, dan penggganti tersebut maju ketika sudah dalam posisi berdiri.
Dan bagi imam tidak boleh melanjutkan sholatnya bersama makmum ketika berhadats karena akibatnya shalatnya dia dan shalatnya makmum menjadi batal, kemudian jika imam batal tapi tidak menunjuk penggantinya hendaknya makmum yang berada di belakang imam maju menggantikannya dan apabila imam memberi isyarat kepada makmum untuk menunggunya maka wajib bagi makmum untuk menunggunya.
Ibnu Hazm berkata : “Apabila imam berhadats atau ia ingat bahwasanya ia tidak suci, maka ia keluar dan menunjuk ( seseorang untuk menjadi imam ) – ini lebih baik – jika tidak menunjuk ( seseorang ) hendaknya salah seorang diantara mereka ( makmum) maju untuk menyempurnakan shalatnya bersama makmum yang lain dan ini keharusan. Dan jika imam memberi isyarat kepada makmum untuk menunggunya maka wajib bagi makmum untuk menunggunya sampai imam berpaling dan menyempurnakan shalat tersebut bersama makmum kemudian ia menyempurnaan shalanya untuk dirinya sendiri ( karena hadats tadi).”Imam Abu Hanifah berkata : “Apabila imam berhadats dan ia sedang sujud maka hendaknya ia mengangkat kepalanya dan tidak bertakbir ( karena sudah berhadats dan takbir disini bisa takbir untuk rakaat selanjutnya atau untuk duduk antara dua sujud) kemudian menunjuk pengganti. Hal itu boleh, dan shalat mereka semua sempurna.
Jika imam takbir (padahal sudah batal ) kemudian baru menunjuk pengganti, shalatnya batal semuanya. Dan jika keluar dari masjid ( imam ) sebelum menunjuk seseorang maka batal semuanya’.
Kesimpulan
Bagi imam jika berhadats ketika sujud supaya memberi isyarat kepada makmum dan menunjuk penggantinya serta tidak boleh bertakbir untuk raka’at yang selanjutnya atau untuk duduk di antara dua sujud padahal dalam keadaan berhadats.
Wallahu a’lam bishshawab.
Referensi :
Shahih Muslim I/160.Al Muhalla IV/222-225.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul