Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah asal Bugis, Ustadz Das'ad Latif kerap menghibur masyarakat dengan guyonan segar dalam ceramahnya.
Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @ANJABI.CHANNEL, ia mengangkat tema yang sangat relevan dengan kondisi sosial-politik saat ini, khususnya mengenai peran tim sukses dalam pemilihan umum.
Ceramah tersebut penuh dengan candaan yang mengundang tawa dan tepuk tangan dari jemaah. Meskipun cereamahnya 'merujak' tim sukses.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Das'ad mengamati situasi rakyat yang terlihat tenang. "Coba lihat kita rakyat ini, Pak. Pak Kapolres, rasa-rasanya tidak ada rakyat yang mau rusuh," ujarnya dengan nada bercanda.
Pendapat ini menegaskan bahwa sejatinya masyarakat ingin hidup rukun dan damai, tanpa konflik yang merugikan semua pihak.
Namun, ia kemudian menyentil tim sukses yang sering kali berperan dalam memicu kerusuhan. "Kadang mau bikin rusuh itu pak tim sukses. Dia gosok punya bupatinya," jelasnya sambil tersenyum.
Dengan humor ini, Ustadz Das'ad menunjukkan bagaimana tim sukses bisa menjadi sumber masalah jika tidak bertindak bijak.
Simak Video Pilihan Ini:
Polres Cilacap Gelar Operasi Yustisi Skala Besar PPKM Darurat
Tim Sukses kalau Kalah Suka Bikin Ulah
Ustadz Das'ad juga menyoroti perilaku tim sukses yang terkadang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
"Apalagi kalau dia sudah kalah, pak. Sudah ambil duit banyak. Ini pak ada kecurangan, pak," ucapnya. Pernyataan ini menggugah kesadaran akan pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap proses pemilihan.
Dengan gaya yang khas, Ustadz Das'ad kemudian mengingatkan pentingnya kehadiran calon pemimpin di tengah masyarakat, tertama dalam proses kampanye.
"Maafkan saya, pak. Daripada mewakilkan diri untuk menyapa, lebih baik bapak datang menyapa langsung ke masyarakat," ujarnya. Pesan ini menunjukkan bahwa calon pemimpin seharusnya lebih dekat dengan rakyatnya, bukan hanya muncul saat ada kepentingan politik.
Ia melanjutkan dengan ajakan untuk turun langsung ke masyarakat, "Dari rumah ke rumah, dari pintu ke pintu." Hal ini mencerminkan semangat untuk menjalin komunikasi yang baik antara pemimpin dan rakyat, sehingga terjalin hubungan yang harmonis.
Dalam suasana ceria, Ustadz Das'ad menekankan bahwa niat tulus sangat penting dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin. "Kalau niatnya bapak tulus, langkah-langkah bapak, niatkan jihad fisabilillah," ucapnya.
Penyampaian ini mengajak semua pihak untuk berkomitmen pada tujuan yang lebih mulia.
Guyonan yang Mengena
Dengan guyonan dan humor yang cerdas, Ustadz Das'ad berhasil menyampaikan pesan moral yang mendalam. Ia mengingatkan bahwa dalam dunia politik, kejujuran dan integritas adalah fondasi utama yang harus dijunjung tinggi.
Semua yang terlibat dalam proses pemilihan harus menyadari dampak dari tindakan mereka.
Kehadiran Ustadz Das'ad dalam ceramah ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memberikan inspirasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ia berhasil menyampaikan pesan yang menggugah semangat kebersamaan dan saling menghormati. Dalam situasi politik yang seringkali penuh intrik, humor menjadi salah satu cara efektif untuk menyampaikan kritik dan nasihat.
Ceramah ini diakhiri dengan harapan bahwa semua pemimpin dapat mendengarkan aspirasi rakyat dan menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Dengan cara ini, diharapkan akan tercipta suasana yang damai dan harmonis dalam masyarakat.
Melalui guyonan dan leluconnya, Ustadz Das'ad Latif menunjukkan bahwa sebuah ceramah bisa menjadi sarana pendidikan yang efektif sekaligus menyenangkan. Ia mengajak semua orang untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Sesi ceramah yang berlangsung hangat ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya komunikasi antara pemimpin dan rakyat.
Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan semua orang dapat bekerja sama demi kebaikan bersama. Ustadz Das'ad menunjukkan bahwa humor bisa menjadi alat yang kuat dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul