Liputan6.com, Bogor - Selain ibadah wajib seperti sholat, zakat, puasa, dan haji, muslim juga sangat dianjurkan mengerjakan ibadah-ibadah yang bersifat sunnah. Bedanya dengan yang fardhu, ibadah sunnah ditinggalkan tidak masalah tapi jika dilakukan akan mendapatkan pahala.
Salah satu ibadah sunnah yang dapat muslim lakukan adalah sedekah. Sedekah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi.
Secara logika, sedekah seperti mengurangi harta karena dibagikan kepada orang lain. Padahal sebenarnya Matematika Allah tidak demikian. Justru dengan sedekah, rezeki dia akan ditambah. Itulah dahsyatnya sedekah.
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim No. 2588).
Dalam aktivitas sehari-hari, Anda mungkin pernah menemukan orang yang bersedekah tapi sering pamer di media sosial (medsos). Pertanyaannya, benarkah bersedekah yang dipamerkan tidak akan diterima?
Pertanyaan tersebut akan terjawab oleh penjelasan ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya berikut ini.
Saksikan Video Pilihan Ini:
3 Anak Tenggelam Terseret Pasang Air Laut di Sungai Donan Cilacap
Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan, sedekah dengan hati ikhlas akan diterima, sementara sedekah dengan hati riya tidak diterima. Jadi, selama terang-terangan tapi hatinya ikhlas insya Allah akan diterima.
“Tempatnya ikhlas dan riya adalah di dalam hati. Karena tempatnya di dalam hati, maka kita tidak perlu menunjuk orang lain bahwasanya dia punya riya. Jangan katakan dia riya, bukan urusan kita. Karena kita tidak tahu apa yang di hatinya seseorang,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (19/10/2024).
“Kalau pengen nunjuk ikhlas nunjuk hati orang. Kalau Anda pengen nunjuk riya nunjuklah diri sendiri, jangan nunjuk orang lain. Kita gak tau apa yang dia inginkan di balik itu semuanya,” tambah pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon ini.
Buya Yahya mengilustrasikan, ada orang yang menyumbang ke masjid lalu meminta pengurus masjid untuk mengumumkan sedekahnya sebelum khutbah Jumat. Mungkin orang berkata dia riya, sebab mengumbar sedekahnya ke publik. Padahal belum tentu dia riya.
“Anda tidak tahu, sesungguhnya dia memerangi riya. Dia nyumbangnya 100 juta, hanya minta diumumkan 10 juta. Dia ingin mengelabui setan,” ujar Buya Yahya mencontohkan.
Model-Model Sedekah
Dalam hadis memang disebutkan sedekah yang istimewa dilakukan secara sembunyi. Jadi, seolah-olah tangan kanan sedekah, tangan kiri tidak tahu. Apakah harus semacam itu?
“Kita menangkap ternyata hadis ini paling disenangi oleh orang pelit. Orang pelit setiap diajak sedekah dia berkata, sedekah yang baik adalah sembunyi,” ungkap Buya Yahya.
“Makanya sudah jangan pake hadis ini bagi orang pelit. Makanya sudah lah kita gak usah main-main dalil,” sambungnya.
Menurut Buya Yahya, kadang sedekah harus dilakukan secara terang-terangan dengan tujuan untuk ditiru orang. Kadang juga sedekah secara sembunyi-sembunyi. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ali bin Abi Thalib.
Ali bin Abi Thalib punya empat model sedekah, yakni sedekah malam hari, sedekah siang hari, sedekah secara sembunyi, dan sedekah secara terang-terangan. Tidak tahu sedekah mana yang bakal diterima oleh Allah SWT.
“Anda boleh saja sedekah disebarkan di TikTok. Tapi ingat, kalau Anda betul ingin diterima, Anda tutup (sedekah sebenarnya 100 juta, diumumkannya 10 juta),” katanya.
Kesimpulannya, masalah ikhlas sangat pribadi. Buya Yahya berpesan agar sekarang belajar ikhlas untuk diri sendiri tanpa harus sibuk mengurusi orang itu ikhlas atau tidak. Sedekah yang dilakukan secara terang-terangan pun selama hatinya ikhlas akan diterima.
Wallahu a’lam.