Liputan6.com, Jakarta - Pada hari Kiamat kelak, seluruh perbuatan manusia selama di dunia akan dipertanggungjawabakan. Tak ayal, hampir seluruh mata menangis karena menyesali dosa-dosa yang diperbuat selama di dunia.
Namun, ada golongan yang tak menangis pada hari kiamat dan di akhirat kelak. Siapa dia?
Menurut KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya, setiap manusia akan menangis di akhirat nanti karena menyadari dosa-dosa yang telah dilakukan. Namun, ada satu jenis mata yang akan selamat dari tangisan ini, yaitu mata yang pernah menangis karena takut kepada Allah.
Dalam sebuah ceramah yang diunggah melalui kanal YouTube @Tarma_Channel, Buya Yahya mengingatkan pentingnya merenungi dosa-dosa yang telah diperbuat. Menangis karena penyesalan adalah langkah awal menuju pengampunan dari Allah.
Buya Yahya menekankan bahwa tangisan karena takut kepada Allah merupakan tanda ketulusan dalam beristighfar dan memohon ampunan-Nya.
Imam Ghazali juga turut disinggung dalam penjelasan Buya Yahya. Ia menjelaskan bahwa Imam Ghazali pernah mengingatkan umat Islam untuk tidak terlalu sibuk mengurusi dosa orang lain. Sebab, seringkali seseorang memiliki dosa yang begitu banyak untuk diurusi dan diperbaiki, daripada mencari kesalahan orang lain.
Buya Yahya menegaskan bahwa waktu yang dimiliki setiap manusia sangat berharga. Dengan waktu yang ada, sebaiknya digunakan untuk merenungi diri sendiri, memperbaiki kekurangan, dan memohon ampun kepada Allah, daripada sibuk dengan kekurangan orang lain.
Buya Yahya mengajak setiap orang untuk memperhatikan anggota tubuh yang dimiliki, mulai dari mata, mulut, telinga, tangan, hingga kaki. Masing-masing anggota tubuh tersebut bisa saja menjadi sumber dosa jika tidak digunakan dengan benar.
Simak Video Pilihan Ini:
Jenazah Ibu dan Anak Korban Longsor Ditemukan Berpelukan
Mata yang Menangis Karena Takut Kepada Allah SWT
Mata yang melihat hal haram, tangan yang berbuat maksiat, kaki yang melangkah ke tempat terlarang, semuanya perlu dipertanggungjawabkan.
Selain itu, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa perut yang dipenuhi dengan sesuatu yang haram atau tidak halal pun bisa menjadi sumber maksiat. Ia mengajak umat Islam untuk selalu berhati-hati dalam memilih apa yang masuk ke dalam tubuh, baik dari segi makanan maupun minuman.
Syahwat dan hawa nafsu, lanjut Buya Yahya, juga perlu dikendalikan agar tidak membawa seseorang kepada perbuatan dosa. Jika tidak bisa mengendalikannya, maka berbagai dosa akan menumpuk, dan di akhirat nanti mata akan menangis karena penyesalan yang terlambat.
Namun, Buya Yahya mengingatkan bahwa sebesar apapun dosa yang dimiliki seseorang, rahmat Allah jauh lebih besar. Pintu pengampunan selalu terbuka bagi mereka yang tulus bertaubat. Allah adalah Maha Pengampun, yang akan menghapus dosa siapa saja yang benar-benar memohon ampun.
Menangis karena takut akan hukuman Allah, menurut Buya Yahya, adalah salah satu cara untuk membersihkan hati. Tangisan yang lahir dari ketakutan kepada Allah menunjukkan kesadaran dan kerendahan hati, bahwa manusia memiliki banyak kekurangan di hadapan Sang Pencipta.
Buya Yahya pun menekankan bahwa manusia tidak sempurna. Tidak ada yang luput dari dosa, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menyikapi dosa tersebut. Apakah seseorang akan tenggelam dalam dosa atau justru bangkit dan memperbaiki diri menuju jalan yang diridhai Allah.
Ajakan Buya untuk Introspeksi
Melalui ceramahnya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk introspeksi. Dalam introspeksi ini, setiap orang diajak untuk memohon ampun dan bertobat. Apapun dosa yang telah dilakukan, selama masih ada waktu, Allah selalu membuka pintu pengampunan bagi hamba-Nya.
Buya Yahya menjelaskan bahwa mata yang pernah menangis karena takut kepada Allah adalah mata yang akan diselamatkan di akhirat nanti. Tangisan yang tulus karena kesadaran terhadap dosa dan ketakutan akan siksa menjadi bukti bahwa seseorang memiliki iman yang kuat.
Sebagai manusia, Buya Yahya mengingatkan bahwa kadang-kadang seseorang lupa atau lalai dalam beribadah dan menjaga diri dari perbuatan dosa. Namun, melalui tangisan penyesalan dan permohonan ampun, seseorang bisa kembali mendekat kepada Allah.
Ia mengajak umat untuk memanfaatkan waktu yang masih ada untuk memperbaiki diri, meninggalkan dosa, dan memperbanyak amal kebaikan. Menurut Buya Yahya, amal baik akan membantu seseorang di akhirat kelak dan menjadikan hidup lebih tenang dan damai.
Buya Yahya menekankan bahwa rasa takut kepada Allah bukanlah hal yang membuat seseorang tertekan, tetapi justru akan memberikan ketenangan dalam menjalani kehidupan. Rasa takut ini akan menjaga hati tetap bersih dan mendorong untuk selalu berada di jalan yang benar.
Sebagai penutup, Buya Yahya mengingatkan agar setiap umat Islam tidak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki diri selama hidup di dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul