Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan tentang setan yang tercipta dari api kerap kali memunculkan rasa penasaran. Apakah setan, yang diciptakan dari api, akan merasa kepanasan saat berada di neraka yang menyala-nyala?
Pertanyaan ini bahkan sering dibahas dalam kajian keislaman, dengan jawaban yang memberikan pencerahan tentang sifat makhluk ciptaan Allah.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, memberikan penjelasan yang menarik tentang hal ini dalam berbagai kesempatan. Dalam sebuah ceramah, Gus Baha menanggapi pertanyaan ini dengan sederhana namun penuh hikmah.
“Kalau setan dibakar di neraka, panas nggak?” tanya seseorang dengan rasa ingin tahu, sebagaimana dikisahkan Gus Baha, dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube @YayasanAlAhsin.
Menurutnya, setan tentu saja akan kepanasan di neraka. Banyak yang merasa aneh dengan jawaban ini, mengingat setan diciptakan dari api. Gus Baha pun menjelaskan dengan sebuah contoh yang sederhana namun mengena.
“Seseorang pernah berkata, ‘Kan setan dari api, buat apa dipanaskan dengan api yang sama?’” Gus Baha mencontohkan pertanyaan itu.
Untuk menjawabnya, Gus Baha mengisahkan sebuah perumpamaan yang diberikan oleh seorang kiai, yang menceritakan perihal hubungan antara makhluk dan asal muasalnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Modus Investasi Katering, Emang-Emak Muda di Kebumen Menipu Korban Nyaris Rp1 Miliar
Manusia dari Tanah Dilempari Tanah atau Pasir Juga Sakit
Dikisahkan, seorang santri bertanya kepada seorang kiai, “Kenapa setan dari api bisa merasa panas di neraka yang juga terbuat dari api?”
Sang kiai lalu memberikan contoh praktis. Ia mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke wajah si santri. Sang santri pun merasakan sakit akibat terkena pasir itu.
“Waduh, sakit, Kiai,” keluh si santri. Sang kiai dengan bijak menjawab, “Kamu itu kan dari tanah, kok kena tanah saja sakit?” Jawaban ini menyadarkan bahwa meskipun manusia diciptakan dari tanah, tetap saja tubuhnya merasakan sakit jika terkena benda yang berasal dari tanah. Begitu pula dengan setan dan api.
Penjelasan ini memberikan pemahaman bahwa meskipun setan diciptakan dari api, mereka tetap akan merasakan kepedihan dan siksa di neraka. Dalam Al-Qur'an, Allah telah memperingatkan manusia tentang tipu daya setan. Mengutip dari jateng.nu.or.id, Allah berfirman dalam Surah Fatir Ayat 6:
“اِنَّ الشَّيۡطٰنَ لَـكُمۡ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوۡهُ عَدُوًّا ؕ اِنَّمَا يَدۡعُوۡا حِزۡبَهٗ لِيَكُوۡنُوۡا مِنۡ اَصۡحٰبِ السَّعِيۡرِؕ”
Artinya, “Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” Ayat ini menegaskan bahwa setan adalah musuh nyata bagi manusia.
Setan, sebagaimana makhluk Allah lainnya, memiliki hakikat yang berbeda dari manusia. Dijelaskan secara terpisah, setan merupakan makhluk yang sebangsa dengan jin. Menurut Al-Qur'an, setan memang berasal dari kalangan jin, dan banyak ayat yang menyebutkan tentang asal-usul mereka.
Sekilas tentang Setan
Pada awalnya, setan juga menyembah Allah dan bahkan tinggal di langit bersama para malaikat. Mereka memiliki akses untuk masuk ke surga. Namun, keangkuhan Iblis, pemimpin para setan, menjadi awal mula kehancuran mereka. Iblis menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam, merasa dirinya lebih mulia karena diciptakan dari api.
Kesombongan itu membuat Iblis terusir dari rahmat Allah. Iblis dan pengikutnya dijauhkan dari kebaikan dan akhirnya menjadi musuh bagi manusia. Dalam konteks bahasa, kata "setan" digunakan untuk menyebut apa saja yang membangkang terhadap perintah Allah. Setan juga disebut Thaghut, yaitu sosok yang menghalangi manusia dari jalan kebenaran.
Allah mengingatkan umat manusia dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa Ayat 76: “Orang-orang yang berperang di jalan Allah, sedangkan orang-orang kafir berperang di jalan Thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena tipu daya setan itu lemah.” Ayat ini menegaskan betapa lemahnya tipu daya setan dibandingkan kekuatan Allah.
Karena itulah, manusia diingatkan untuk senantiasa berhati-hati dengan godaan setan. Walaupun mereka dari bangsa jin yang berasal dari api, azab neraka tetap menjadi siksa yang pedih bagi mereka. Api neraka jauh lebih dahsyat dan mampu membakar bahkan makhluk yang diciptakan dari api.
Pesan yang terkandung dalam kisah ini mengajarkan kita untuk tetap waspada terhadap setan. Mereka tidak pernah berhenti menggoda manusia agar terjerumus ke dalam dosa. Perjuangan melawan godaan setan adalah bentuk nyata dari jihad yang harus terus dilakukan oleh setiap muslim.
Setan akan selalu berusaha menyesatkan manusia, tetapi pertolongan Allah adalah penolong yang paling kuat. Mengingat bahwa tipu daya setan itu lemah, umat Islam diajak untuk terus memperkokoh iman dan berlindung kepada Allah dari godaan-godaan tersebut. Wallahualam, kisah ini memberikan hikmah yang sangat mendalam bagi kita semua.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul