Tinggal di Rumah yang Pernah Kebakaran dan Penghuninya Meninggal, Apakah Bawa Sial? Buya Yahya Malah Bilang Begini

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena rumah yang pernah mengalami musibah seperti kebakaran dan kemudian ditinggali oleh orang yang sakit-sakitan sering kali memunculkan anggapan negatif di masyarakat. Tidak sedikit yang mengaitkan kejadian-kejadian tersebut dengan kesialan atau hal-hal mistis.

Padahal, dalam pandangan Islam, keyakinan semacam itu bisa menjerumuskan pada bentuk prasangka buruk kepada Allah. Hal ini dijelaskan oleh pendakwah kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya.

Buya Yahya menjawab pertanyaan dari seorang jamaah bernama Dian asal Pemalang. Dian merasa waswas karena kini tinggal di rumah peninggalan kakaknya yang sebelumnya pernah mengalami kebakaran dan ditinggali oleh kakaknya yang kemudian meninggal karena stroke, diikuti istrinya yang juga wafat.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada istilah rumah bawa sial dalam Islam. Segala musibah yang terjadi harus dilihat sebagai bagian dari ketentuan Allah, bukan karena suatu tempat membawa malapetaka.

Dikutip Rabu (30/04/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menjelaskan bahwa kebakaran, stroke, dan kematian adalah peristiwa-peristiwa yang bisa terjadi di mana saja, tidak berkaitan dengan keberadaan rumah tertentu.

"Enggak boleh punya keyakinan yang jelek atau berprasangka buruk kepada Allah," ucap Buya Yahya. Ia mengingatkan bahwa kematian seseorang bisa terjadi karena banyak hal, dari mulai tidur, kecelakaan, gempa, sampai wabah penyakit.

Menurutnya, terlalu mengaitkan kejadian-kejadian itu dengan rumah tertentu justru akan membawa seseorang kepada pemahaman yang salah. Lebih berbahaya lagi jika sampai timbul keyakinan bahwa tempat itu membawa sial, karena hal itu bisa menyeret pada kemusyrikan.

Simak Video Pilihan Ini:

Berbagi Takjil dengan Cara Unik , Polisi Cosplay Wayang Orang

Husnudzon pada Allah SWT

Buya Yahya menambahkan bahwa setan bisa masuk melalui jalur pemikiran manusia yang lemah dan mudah terpengaruh. Jika seseorang mulai yakin bahwa sebuah tempat angker atau berhantu, maka setan akan ikut menampakkan diri demi memperkuat keyakinan salah tersebut.

Ia menjelaskan bahwa pohon biasa seperti pohon beringin di pekarangan pondok pesantren pun bisa dianggap berhantu kalau ada yang memulainya dengan ketakutan atau keyakinan mistis. Padahal pohon itu hanyalah pohon biasa tanpa kekuatan gaib apa pun.

Setan tidak akan peduli pada manusia yang memiliki keyakinan kuat dan iman yang kokoh. Tetapi begitu seseorang mulai ragu dan khawatir berlebihan terhadap tempat atau benda, di situlah setan bermain dan memperdaya.

Buya Yahya juga mengajak umat Islam untuk selalu husnudzon atau berprasangka baik kepada Allah. Segala musibah yang terjadi hendaknya diyakini sebagai bentuk kasih sayang dan cara Allah mengangkat derajat hambanya.

“Setelah musibah-musibah itu, Anda harus berkata: ini adalah musibah yang sudah Kau berikan kepada saudaraku, dan kini giliranku. Semoga ini jalan untuk kemuliaan di sisi-Mu,” tuturnya dalam video yang sama.

Ia menekankan pentingnya menerima takdir dengan lapang dada dan menyikapinya dengan keyakinan positif. Tidak ada satu pun tempat yang secara kodrat menjadi penyebab petaka bagi manusia.

Buya Yahya bahkan menegaskan bahwa rumah angker pun tidak ada, kecuali dalam pikiran orang-orang yang telah kehilangan iman kepada Allah. Karena itu, jangan sampai keyakinan yang keliru ini berkembang dan diteruskan kepada anak cucu.

Jangan Larut Pada Kepercayaan Tak Mendasar

Ia juga menyarankan agar seseorang tidak menyebarkan cerita-cerita negatif seputar rumah atau tempat tertentu, agar tidak memperkuat stigma dan menyebabkan ketakutan berlebihan di lingkungan masyarakat.

Yang terpenting, menurut Buya Yahya, adalah memperkuat keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah atas izin dan kehendak Allah. Tidak ada kejadian yang lepas dari ilmu dan kekuasaan-Nya.

Musibah, lanjut Buya Yahya, justru bisa menjadi sebab turunnya rahmat dan pengampunan Allah, bukan kutukan atau tanda bahwa suatu tempat membawa celaka.

Penjelasan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar tidak mudah larut dalam kepercayaan yang tak berdasar. Dalam Islam, takdir, musibah, dan kematian adalah bagian dari kehidupan yang harus disikapi dengan bijak dan iman yang kokoh.

Buya Yahya mengajak semua orang untuk hidup tenang dan yakin bahwa setiap takdir yang datang adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, bukan sebagai bentuk hukuman atau kesialan.

Dengan keyakinan semacam ini, maka rumah yang dulunya pernah mengalami musibah pun bisa menjadi tempat tinggal yang penuh keberkahan jika penghuninya selalu menjaga iman dan tawakal kepada Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |