Liputan6.com, Jakarta - KH Hamim Thohari Djazuli, atau Gus Miek dikenal karena sosoknya yang nyleneh. Namun begitu, Gus Miek diyakini adalah seorang waliyullah atau wali Allah.
Salah satu buktinya adalah deretan karomah yang dimiliknya. Karomah merupakan keistimewaan yang diberikan Allah kepada hambanya yang berada di level tertentu.
Ada satu kisah ketika Gus Miek hendak menghilangkan kebiasaan mabuk-mabukan di Semarang. Caranya unik. Gus Miek justru menantang preman pemabuk untuk adu kuat minum miras.
Singkat cerita Gus Miek beradu kuat minum miras dengan preman. Lantas, keanehan pun terjadi.
Artikel mengenai karomah Gus Miek ini menjadi salah satu yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (26/10/2024).
Artikel kedua yang juga populer yaitu penjelasan Gus Baha terkait pertanyaan kenapa Sholat Tahajud wajib untuk Rasulullah Muhammad SAW.
Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu kisah wartawan yang dianggap ahli nahwu shorof meski tak pandai bahasa Arab gara-gara jadi imam sholat di Ramalah, Palestina.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
Terekam Kamera, Detik-Detik Pemuda Tewas Tenggelam Tercebur Bersama Motornya di Trek Dam Teluk Penyu Cilacap
1. Kisah Gus Miek Adu Kuat Minum Miras dengan Pemabuk, Karomah Wali
Sosok KH Hamim Thohari Djazuli, atau Gus Miek, dikenal sebagai seorang ulama yang berani. Pernah suatu ketika, Gus Miek pernah bikin kalang kabut pemabuk di Jombang.
Alkisah, Gus Miek menantang para pemabuk untuk mengikuti lomba minum-minuman keras.
Namun, tantangan ini bukanlah sekadar adu kekuatan fisik, melainkan sebuah misi untuk membawa mereka ke jalan yang lebih baik atau taubat.
Cerita ini disampaikan oleh banyak orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Dalam tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, dikisahkan, para pemabuk yang terkenal dengan sifat keras dan sikap liar di Jombang, akhirnya menerima tantangan dari Gus Miek dengan semangat.
Syarat dari perlombaan ini cukup sederhana. Jika Gus Miek berhasil memenangkan lomba, maka semua pemabuk harus berhenti minum dan bertobat.
Dengan keyakinan dan keberanian yang dimilikinya, Gus Miek bersiap menghadapi tantangan ini. Ia menyiapkan beberapa kerat minuman keras, serta semua kebutuhan untuk perlombaan yang akan berlangsung.
2. Kenapa Sholat Tahajud Wajib untuk Rasulullah? Gus Baha Ungkap Kaitan dengan Syafaat di Hari Kiamat
Sholat Tahajud merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Namun, tahukah Anda bahwa bagi Nabi Muhammad SAW, sholat tahajud adalah sebuah kewajiban?
Hal ini dijelaskan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal sebagai Gus Baha dalam sebuah ceramahnya yang mendalam dan sarat makna. Dalam penjelasannya, Gus Baha menegaskan bahwa posisi sholat tahajud berbeda antara Nabi dan umatnya.
“Sholat tahajud itu memang untuk Nabi,” jelas Gus Baha. “Karena tahajud yang menjadikan Nabi punya hak syafaat, sementara umatnya hanya sunnah.”
Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @bililmi, Gus Baha menjelaskan lebih lanjut bahwa Rasulullah Muhammad SAW memiliki hak syafaat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya.
Salah satu syarat agar Nabi memperoleh hak syafaat tersebut adalah dengan melaksanakan sholat tahajud setiap malam. Karena itulah, bagi Nabi, tahajud adalah kewajiban yang harus dijalankan dengan konsisten.
“Nabi itu wajib tahajud,” tegas Gus Baha. “Ini kelebihan sekaligus beban yang dimiliki Nabi, karena Allah ingin Nabi memiliki hak syafaat.
Maka dari itu, beliau diwajibkan tahajud, berbeda dengan kita, umatnya, yang hanya dianjurkan.”
3. Kisah Wartawan Tak Pandai Bahasa Arab tapi Dianggap Ahli Nahwu Gara-Gara jadi Imam Sholat
Dalam sebuah ceramahnya, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengisahkan cerita kocak tentang seorang wartawan Indonesia yang dianggap ahli bahasa Arab oleh orang-orang di Gaza, Palestina.
Kisah ini diangkat untuk menggambarkan betapa situasi yang sederhana kadang bisa membawa persepsi yang berbeda, terutama dalam hal kemampuan berbahasa.
Kisah tersebut dapat disimak dalam tayangan video di kanal YouTube @NEWiMAN. Gus Baha menceritakan bahwa ada seorang wartawan internasional dari Indonesia yang hanya bisa berbahasa Inggris, tapi dianggap ahli tata bahasa Arab atau ahli nahwu.
Wartawan ini sedang meliput di Ramlah, sebuah wilayah di Gaza, Palestina. Ketika berinteraksi dengan orang-orang Arab setempat, ia dengan jujur mengatakan bahwa dirinya tidak bisa berbahasa Arab.
"Diajak ngobrol pakai Bahasa Arab, wartawan ini tidak bisa, bisanya Bahasa Inggris," kata Gus Baha.
Namun, peristiwa unik terjadi ketika wartawan tersebut diminta menjadi imam sholat di masjid setempat. sholat yang dipimpin adalah sholat jahriyah, yaitu sholat yang bacaannya dikeraskan seperti dalam sholat Maghrib, Isya', dan Subuh.