Liputan6.com, Jakarta - Waliyullah Syaikhona Kholil Bangkalan dikenal memiliki banyak karomah. Keajaiban yang dianugerahkan kepada ulama yang juga dikenal dengan nama Mbah Kholil ini, hingga masa kini masih diceritakan.
Salah satunya adalah karomah Mbah Kholil Bangkalan mengatasi kekeringan. Mbah Kholil mendatangkan hujan dengan segenggam pasir.
Kisah Mbah Kholil Bangkalan yang datangkan hujan dengan segenggam pasir ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (4/11/2024).
Artikel kedua terpopuler yaitu nasihat Buya Yahya kepada pasangan yang tak dikaruniai anak, terutama bagi perempuan (istri).
Sementara, artikel ketiga yang juga menyita perhatian adalah pesan Gus Baha bahwa amalan satu-satunya yang dikenang saat seseorang sudah berada di akhirat adalah sholat.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
Anak Durhaka Aniaya Ibu Kandung Sampai Meninggal Gara-Gara Warisan
1. Kisah Karomah Mbah Kholil Bangkalan Atasi Kekeringan, Datangkan Hujan dengan Segenggam Pasir
Di tengah tantangan cuaca yang semakin ekstrem, kisah keajaiban dari para wali sering kali menginspirasi umat. Salah satu kisah menarik datang dari Mbah Kholil Bangkalan, seorang wali besar asal Madura yang dikenal memiliki banyak karamah.
Keberadaan Mbah Kholil tidak hanya menjadi teladan spiritual, tetapi juga menjadi sumber harapan bagi masyarakat di sekitarnya.
Dalam tayangan video di kanal YouTube @Romdhon_official, diceritakan sebuah kisah karomah yang menggugah hati.
Alkisah, suatu ketika, desa tempat tinggal Mbah Kholil mengalami kekeringan yang berkepanjangan.
Air menjadi barang langka, dan penduduk desa mulai resah. Melihat keadaan tersebut, seorang murid Mbah Kholil datang dengan penuh harapan untuk memohon bantuan.
Dengan tenang, Mbah Kholil mengambil segenggam pasir dan memberikan instruksi yang sangat sederhana. "Bawalah pasir ini ke desamu dan taburkan di tanah yang kering," ujarnya.
Meski tampak aneh, murid tersebut tanpa ragu mengikuti perintah sang guru. Keyakinan akan karomah Mbah Kholil menggerakkan langkahnya untuk melakukan apa yang diperintahkan.
Saat pasir tersebut ditaburkan di tanah yang kering, sesuatu yang luar biasa terjadi. Tidak lama setelah itu, hujan turun dengan derasnya, membasahi seluruh desa.
2. Nasihat Menyentuh Buya Yahya untuk yang Tidak Dikaruniai Anak, Sitir Kisah Aisyah Istri Rasulullah
Setiap pasangan suami istri tentu mengharapkan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka. Anak dianggap sebagai anugerah dan pelengkap kebahagiaan. Namun, tidak semua pasangan dikaruniai anak, dan ini seringkali menjadi sumber kesedihan bagi mereka.
KH Yahya Zainul Ma'arif, pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon, memberikan nasihat menyentuh bagi mereka yang tidak dikaruniai anak. Buya Yahya menjelaskan bahwa tidak memiliki anak bukanlah alasan untuk merasa rendah diri atau berputus asa.
"Kalau Anda tidak punya anak, Anda tidak akan masuk neraka gara-gara anak," tegas Buya Yahya, mengingatkan bahwa faktor utama yang menentukan nasib seseorang di akhirat bukanlah jumlah anak, tetapi bagaimana mereka menjalani hidup dan mengelola amanah dari Allah.
Buya melanjutkan dengan menyoroti banyaknya orang yang memiliki anak, tetapi tidak mampu mendidik mereka dengan baik.
"Banyak orang masuk neraka gara-gara anak. Karena itu, bagi siapa pun yang tidak dikarunia anak, Anda bukan sendirian," ujarnya, dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @BayuPutrachannel90.
Buya Yahya mengajak para jamaah untuk merenungkan bahwa banyak orang mulia yang juga tidak dikaruniai anak. Salah satu contoh yang diambil adalah Ummul Mukminin Aisyah istri Rasulullah.
"Apakah menjadikan Siti Aisyah rendah karena tidak punya anak? Tentu tidak," ungkapnya, menggarisbawahi pentingnya melihat nilai diri dan tujuan hidup.
3. Ingat, Satu-satunya Amalan yang Dikenang saat Hidup di Dunia Cuma Ini Kata Gus Baha
Banyak manusia yang tidak menyadari sepenuhnya bahwa kehidupan di dunia ini sifatnya hanya sementara. Tak hanya sementara, hidup di dunia juga tidak akan lama.
Banyak ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan kehidupan sementara di dunia, sebab semua manusia bakal mati. Dunia yang kita tinggali saja bakal rusak (fana).
Perihal sementara dan sebentarnya hidup di dunia diulas oleh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), sehingga kita tidak boleh terpesona dan terpedaya oleh gemerlapnya dunia.
Perihal kehidupan dunia murid kinasih Mbah Moen ini menjelaskan bahwa terdapat suatu amalan satu-satunya yang bakal dikenang oleh kita, setelah berada di akhirat.