UAH Kisahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang Gemetar saat Bertakbir, Ini yang Terjadi

1 week ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan bagaimana pemahaman yang mendalam terhadap kalimat takbir "Allahu Akbar" mampu menggugah hati bahkan hingga membuat gemetar seseorang yang benar-benar menghayatinya.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mencontohkan sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ta'ala anhu, yang disebutkan pernah menangis hingga gemetar hanya dengan mengucapkan takbir.

Menurut UAH, ini adalah dampak dari pemahaman yang mendalam terhadap arti "Allahu Akbar". Bagi Abu Bakar, kalimat tersebut bukan sekadar ucapan, melainkan pengakuan penuh akan kebesaran Allah yang membawa getaran hati yang kuat.

UAH menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ibadah yang dilakukan hanya sekadar memenuhi syarat fikih dan ibadah yang disertai pemahaman mendalam.

“Misalnya takbir secara fikih sampai salam, itu benar secara aturan. Tapi barokahnya bisa tidak dirasakan jika tidak ada pemahaman mendalam,” ungkap UAH, dikutip dari kanal YouTube @Ulfamelati24.

Ia menegaskan bahwa mengetahui makna di balik gerakan dan ucapan dalam sholat dapat membantu meningkatkan kekhusyukan.

Dalam pandangannya, sholat yang dilakukan tanpa pemahaman ibarat melaksanakan kewajiban tanpa meresapi esensinya.

Simak Video Pilihan Ini:

Tragis, Menantu Bunuh Mertua di Pemalang

Memaknai Takbir Bisa Membuat Sahabat Nabi Bergetar Hebat

"Kenapa tangan diangkat begini? Apa artinya Allahu Akbar?" lanjut UAH, menunjukkan betapa pentingnya pemahaman dalam menambah kedalaman spiritual ibadah seseorang. Menurutnya, ilmu tentang ibadah adalah rahmat yang Allah bentangkan untuk memberi perubahan dalam kehidupan sehari-hari.

Menariknya, fenomena serupa juga dialami Ali bin Abi Thalib radhiallahu ta'ala anhu. Ustadz Adi Hidayat menceritakan bahwa Ali bahkan sudah gemetar hanya dengan mendengar suara adzan. Adzan yang bagi banyak orang terdengar biasa, bagi Ali adalah panggilan yang menyentuh jiwa, menggugah kesadaran bahwa Allah sedang memanggil untuk berdialog dalam sholat.

UAH menegaskan bahwa untuk mencapai kualitas ibadah seperti ini, seseorang perlu belajar dan memperdalam ilmunya. “Ilmu adalah rahmat, dengan ilmu kualitas ibadah kita bisa meningkat,” jelas UAH. Ia mendorong umat Islam untuk terus menuntut ilmu agar ibadahnya tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga terasa dampaknya dalam hati dan kehidupan.

Menurut UAH, pemahaman mendalam terhadap arti setiap bagian dalam sholat, seperti takbir, ruku, dan sujud, membuat ibadah tersebut menjadi lebih hidup. Ketika seseorang mengetahui mengapa ia mengucapkan “Allahu Akbar” dan benar-benar memahami kebesaran Allah, kata UAH, maka ibadah itu menjadi perjalanan spiritual yang bermakna. "Barokah sholat akan terasa jika kita tahu apa yang kita lakukan," tambahnya.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa sholat tanpa pemahaman mendalam bisa berakhir menjadi rutinitas tanpa jiwa. Ia mengajak umat Islam untuk menjadikan sholat sebagai momen refleksi spiritual dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurutnya, memahami makna takbir sebagai pengakuan kebesaran Allah dapat membawa dampak luar biasa pada jiwa seorang muslim.

Ia juga menekankan bahwa kualitas ibadah seseorang tidak hanya diukur dari gerakan yang benar, tetapi dari pemahaman serta keikhlasan di dalam hati. Dengan pemahaman seperti ini, setiap kalimat yang diucapkan dalam sholat akan menjadi lebih bermakna. “Bukan sekadar ritual, tetapi juga menanamkan nilai kebesaran Allah dalam hati,” ujarnya.

Mendengar Adzan Tubuh Bergetar jika Mampu Memaknai

Lebih lanjut, UAH menyampaikan bahwa ketika seseorang mengetahui alasan di balik setiap ucapan dan gerakan sholat, ia akan lebih mudah merasakan kehadiran Allah. “Baru dengar adzan saja sudah bergetar, karena ada pemahaman bahwa ini adalah panggilan dari Allah,” tuturnya. Dalam hal ini, UAH menekankan bahwa kekuatan spiritual dalam sholat terletak pada pemahaman akan makna tiap bagian ibadah.

Mengutip hadis Rasulullah SAW, UAH mengingatkan bahwa ilmu adalah pondasi utama dalam beribadah. Tanpa pemahaman yang benar, sholat hanya menjadi formalitas tanpa membawa perubahan pada karakter seseorang. "Ilmu adalah pondasi, darinya kita bisa menggapai kekhusyukan," tegas UAH, mengajak umat Islam untuk belajar lebih dalam tentang agama.

Dalam ceramah tersebut, UAH mengajak umat untuk menganggap sholat sebagai kesempatan mendekatkan diri kepada Allah, bukan sekadar kewajiban. Menurutnya, saat seseorang benar-benar memahami tujuan dari sholat, maka sholat itu akan menjadi cahaya yang menerangi hidupnya. “Inilah pentingnya ilmu, agar sholat benar-benar menjadi cahaya kehidupan,” ujarnya.

UAH menutup dengan pesan agar umat Islam terus menuntut ilmu agar setiap ibadah yang dilakukan menjadi lebih bermakna. “Dengan ilmu, sholat kita akan lebih khusyuk, lebih berpengaruh, dan menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah,” katanya. UAH berharap agar setiap umat Muslim dapat merasakan barokah dari sholat dengan memperdalam pemahaman terhadap ibadah yang dijalankan.

Melalui penjelasan ini, Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap muslim untuk tidak hanya beribadah dengan gerakan dan bacaan yang benar, tetapi juga memahami dan menghayati makna di balik setiap kata yang diucapkan dalam sholat. Dengan demikian, sholat akan menjadi lebih dari sekadar kewajiban, tetapi menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |