Liputan6.com, Jakarta - Ulama kondang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha menceritakan pengalamannya memimpin sholat yang diikuti oleh makmum dari kalangan jin.
Gus Baha membuka kisahnya dengan menjelaskan bahwa dia pernah beberapa kali menjadi imam sholat yang diikuti oleh jin. Pengalaman ini membuatnya lebih memahami betapa rumitnya berinteraksi dengan makhluk gaib tersebut.
“Saya pernah beberapa kali jadi imam untuk jin. Itu pengalaman yang cukup aneh dan membingungkan,” ujarnya, dikutip dari tayangan di kanal YouTube @Pengaosangusbaha.
Menurut Gus Baha, meskipun tidak semua orang percaya akan fenomena seperti ini, ia menekankan bahwa menjadi imam bagi makhluk gaib seperti jin adalah hal yang tidak mudah.
“Jadi, memimpin jin itu repot. Kiai-kiai sering pesan, jangan terlalu menginginkan punya khodam jin,” kata Gus Baha.
Penting bagi seorang kiai, menurut Gus Baha, untuk tidak mencari bantuan atau khodam dari jin, karena hal tersebut bisa membawa masalah. “Para kiai sering berpesan bahwa kalau punya khodam jin itu sebaiknya jangan, karena jin itu sering nakal dan lebih mementingkan dirinya sendiri,” tambahnya.
Gus Baha menceritakan bahwa pesan ini juga disampaikan oleh ayahnya. “Bapak saya juga mengingatkan saya untuk tidak perlu memiliki khodam jin. Memang, dalam agama kita, mencari bantuan dari makhluk gaib, apalagi jin, adalah hal yang sangat tidak dianjurkan,” ungkapnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Jenazah Ibu dan Anak Korban Longsor Ditemukan Berpelukan
Ini Kata Gus Baha Soal Jin
Dalam pandangannya, memiliki jin sebagai khodam bukan hanya bisa mendatangkan masalah, tetapi juga bisa mengganggu kehidupan spiritual seseorang. “Jin itu sering nakal, mereka tidak pernah berpihak dengan ikhlas. Mereka hanya menguntungkan diri mereka sendiri,” ujar Gus Baha dengan tegas.
Sebagai seorang kiai, Gus Baha sudah sangat memahami tentang alam jin, karena sejak kecil ia dibesarkan di lingkungan yang kental dengan pengetahuan agama dan dunia gaib. “Saya dibesarkan oleh kiai, jadi saya sudah tahu betul tentang jin. Keluarga saya juga termasuk yang paham betul tentang alam jin,” katanya.
Gus Baha menjelaskan bahwa orang tua dan kiai di sekitarnya selalu mengingatkan untuk tidak terlalu terlibat dalam dunia gaib, apalagi sampai mencari bantuan jin. “Bahkan, bapak saya sering memberi wasiat agar saya tidak terlalu terlibat dengan jin,” ungkap Gus Baha.
Menurutnya, hal itu sudah menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi dirinya. Gus Baha percaya bahwa jin merupakan makhluk yang sangat sulit dipahami dan sering kali memiliki tujuan yang tidak jelas. “Saya tidak pernah menyarankan untuk terlibat dengan jin. Kalau bisa, lebih baik tidak perlu tahu mengenai dunia gaib itu,” tambahnya.
Gus Baha juga mengungkapkan bahwa para orang tua di lingkungan keluarganya sudah sangat memahami bahaya yang mungkin ditimbulkan dari hubungan dengan jin. “Dulu, kata bapak saya merasa tidak kuat, bisa saja anaknya yang tidak kuat akhirnya jadi masalah. Itu salah satu alasan kenapa kita harus berhati-hati,” ujarnya.
Mengenai kisah dirinya yang pernah menjadi imam bagi jin, Gus Baha mengingatkan agar umat tidak ingin terlibat lebih jauh dengan dunia tersebut. “Saya sering memimpin sholat yang makmumnya jin, tapi itu bukan hal yang saya inginkan. Lebih baik tidak terlibat langsung dengan dunia gaib,” ungkap Gus Baha.
Jangan Perdalam Ilmu soal Jin
Dia menambahkan bahwa pengalaman tersebut menjadi pelajaran bagi dirinya untuk lebih menjaga diri dan tidak mencari-cari hal-hal yang berhubungan dengan jin. “Dulu, saya sering diingatkan agar tidak terlalu mendalami dunia gaib. Saya rasa itu adalah nasihat yang sangat berharga,” tuturnya.
Meskipun banyak yang penasaran dengan dunia gaib, Gus Baha menekankan bahwa sebaiknya umat lebih fokus pada ibadah dan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan syariat. “Jin itu bisa saja terlihat menarik, tapi lebih baik fokus pada kehidupan yang nyata dan tidak terjebak dalam hal-hal gaib,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Baha menyarankan agar umat Islam tidak terburu-buru untuk mencari-cari khodam jin atau terlibat dengan dunia mistis. “Saya rasa kita sudah cukup dengan ilmu agama yang ada, tanpa harus melibatkan jin. Keimanan kita harus cukup dengan yang ada, jangan tergoda oleh hal-hal yang tidak jelas,” pesannya.
Gus Baha juga menjelaskan bahwa dunia jin memang ada, namun tidak perlu diperdalam atau dijadikan bagian dari kehidupan sehari-hari. “Kita sebagai umat harus lebih fokus pada ibadah dan memperdalam ilmu agama. Jin tidak perlu dicari-cari, karena mereka memiliki cara berpikir yang berbeda dengan kita,” jelasnya.
Di akhir penuturan, Gus Baha menegaskan bahwa meskipun jin adalah makhluk yang ada, hubungan dengan mereka harus dijaga jarak. “Jin itu bagian dari ciptaan Allah, tetapi kita tidak perlu terlibat lebih jauh. Jangan sampai kita mengundang masalah dengan mereka,” tegas Gus Baha.
Dengan pengalaman yang dimiliki, Gus Baha berharap umat Islam dapat lebih bijak dalam menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan dunia gaib. “Jangan sampai kita merasa perlu memiliki khodam jin atau terlibat dalam dunia gaib yang hanya akan membawa masalah. Cukup dengan ilmu agama dan keimanan kita,” tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul