Liputan6.com, Jakarta - Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Untuk mencapai hal tersebut, pemahaman terhadap ilmu tajwid menjadi sangat krusial. Salah satu kaidah fundamental dalam ilmu tajwid adalah hukum nun mati dan tanwin.
Hukum ini mengatur cara pelafalan nun mati (نْ) dan tanwin (ـًـ, ـٍـ, ـٌـ) ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah tertentu.
Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada bentuk penulisannya dan kondisi saat dihentikan atau disambung. Mempelajari hukum nun mati dan tanwin sangat penting agar bacaan Al-Qur'an sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan terhindar dari kesalahan makna.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (15/7/2025).
Mengenal Hukum Nun Mati dan Tanwin dalam Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai kaidah yang telah ditetapkan. Membaca Al-Qur'an tanpa tajwid dapat mengubah makna ayat, sehingga mempelajarinya menjadi suatu keharusan.
Menukil buku Belajar Cepat Ilmu Tajwid karya Ust. Khalillurrahman El-Mahfani, secara istilah, tajwid adalah membaguskan bacaan huruf-huruf atau kalimat-kalimat di Al-Qur'an satu per satu dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
Salah satu pilar utama dalam ilmu tajwid adalah pemahaman tentang hukum nun mati dan tanwin. Hukum ini menjadi panduan penting bagi setiap Muslim untuk melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan fasih dan sesuai makhrajnya.
Perbedaan Nun Mati dan Tanwin
Sebelum mendalami jenis-jenis hukumnya, penting untuk memahami perbedaan mendasar antara nun mati dan tanwin. Nun mati (نْ) adalah huruf nun yang tidak memiliki harakat, baik fathah, kasrah, maupun dammah. Ia selalu terlihat dalam tulisan dan bacaan, serta bisa berada di tengah atau akhir kata.
Mengutip dari Ilmu Tajwid Praktis oleh Muhammad Amri Amir, nun sukun adalah huruf nun yang tidak berharakat, tidak berubah ketika washal (menyambung bacaan) atau waqaf (bacaan berhenti), kosong dari harakat fathah, kasrah dan dammah.
Sementara itu, tanwin adalah nun sukun tambahan yang berada di akhir kalimat secara lafal, bukan tulisan. Tanwin hanya muncul saat disambung (washal) dan hilang saat dihentikan (waqaf), serta hanya ditemukan pada isim (kata benda).
Perbedaan ini menjadi kunci dalam mengidentifikasi kapan suatu hukum nun mati dan tanwin berlaku, karena meskipun memiliki fungsi serupa dalam tajwid, karakteristik dasarnya berbeda.
1. Idzhar Halqi: Membaca Jelas Tanpa Dengung
Idzhar Halqi merupakan salah satu dari lima hukum nun mati dan tanwin yang paling dasar. Secara bahasa, idzhar berarti jelas atau nampak. Dalam konteks tajwid, ini berarti nun mati atau tanwin dibaca secara terang dan jelas, tanpa disertai dengungan (ghunnah).
Hukum ini berlaku apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi (huruf tenggorokan). Huruf-huruf tersebut adalah hamzah (ء), ha' (ه), 'ain (ع), ghain (غ), ha' (ح), dan kha' (خ).
Cara membacanya adalah dengan melafalkan nun sukun atau tanwin sesuai dengan makhrajnya, kemudian langsung disambung dengan huruf halqi tanpa ada jeda atau samar. Contohnya pada bacaan خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ (kholaqol insaana min 'alaq), di mana nun mati pada 'insana' dibaca jelas karena bertemu sin.
Menurut paudit.alhasanah.sch.id, cara membaca idzhar halqi adalah jelas, tanpa dengung. Misalnya bacaan كُفُوًااَحَدٌ maka huruf wau dengan harakat fathah tanwin tidak boleh dibaca dengung.
2. Idgham Bighunnah: Meleburkan Huruf dengan Dengung
Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukkan. Dalam konteks hukum nun mati dan tanwin, idgham berarti meleburkan nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya, sehingga seolah-olah menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi menjadi dua jenis, salah satunya adalah Idgham Bighunnah. Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf hijaiyah yang terkumpul dalam kata "yamnu" (ي, م, ن, و).
Cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya, disertai dengan dengungan (ghunnah) yang keluar dari pangkal hidung. Dengungan ini dibaca selama dua harakat.
Sebagai contoh, pada lafaz أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (abī lahabiw wa tabb), tanwin pada 'lahabin' dileburkan ke huruf wawu (و) dengan dengung. Ini menunjukkan pentingnya memperhatikan setiap detail dalam pelafalan.
3. Idgham Bilaghunnah: Meleburkan Huruf Tanpa Dengung
Berbeda dengan Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah adalah jenis idgham yang dibaca tanpa disertai dengungan. Hukum ini juga merupakan bagian dari hukum nun mati dan tanwin yang mengatur peleburan bunyi.
Idgham Bilaghunnah terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari dua huruf hijaiyah, yaitu lam (ل) dan ra (ر). Meskipun terjadi peleburan, tidak ada suara dengung yang dihasilkan.
Cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi nun mati atau tanwin secara langsung ke huruf lam atau ra, tanpa jeda atau dengungan. Bunyi nun atau tanwin seolah-olah hilang dan digantikan oleh bunyi huruf sesudahnya yang bertasydid.
Contohnya adalah pada lafaz وَلَمْ يَكُنْ لَهُ (wa lam yakul lahụ), di mana nun mati pada 'yakun' dileburkan ke huruf lam (ل) tanpa dengung. Penguasaan hukum ini memastikan kelancaran dan keindahan bacaan Al-Qur'an.
4. Iqlab: Mengubah Nun Mati Menjadi Mim
Iqlab adalah hukum tajwid yang unik dalam hukum nun mati dan tanwin. Secara bahasa, iqlab berarti mengubah atau mengganti. Dalam konteks ini, bunyi nun mati atau tanwin diubah menjadi bunyi huruf mim mati (مْ).
Hukum iqlab hanya berlaku apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan satu-satunya huruf, yaitu ba (ب). Ketika kondisi ini terjadi, bunyi nun mati atau tanwin secara otomatis berubah menjadi mim mati.
Cara membacanya adalah dengan mengubah bunyi nun mati atau tanwin menjadi mim mati, kemudian mim mati tersebut dibaca samar (ikhfa) disertai dengan dengungan (ghunnah) selama dua harakat. Posisi bibir saat membaca seperti akan mengucapkan huruf mim.
Sebagai contoh, pada lafaz مِنْ بَعْدِ (mimm ba'di), nun mati pada 'min' diubah menjadi mim mati dan dibaca samar. Mengutip dari kemahasiswaan.uii.ac.id, cara bacanya nun sukunnya dirubah menjadi mim sukun dan berdengung selama 2 harokat beserta menyamarkan mim tersebut.
5. Ikhfa Hakiki: Menyamarkan Nun Mati atau Tanwin
Ikhfa Hakiki adalah salah satu dari lima hukum nun mati dan tanwin yang paling banyak hurufnya. Secara bahasa, ikhfa berarti menyamarkan atau menutupi. Dalam tajwid, ini berarti nun mati atau tanwin dibaca samar-samar, tidak jelas seperti idzhar dan tidak lebur seperti idgham.
Hukum ini berlaku apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari lima belas huruf hijaiyah yang tersisa, yaitu huruf-huruf selain huruf idzhar, idgham, dan iqlab. Huruf-huruf ikhfa meliputi ta (ت), tsa (ث), dal (د), dzal (ذ), za (ز), sin (س), syin (ش), shod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa (ف), qof (ق), dan kaf (ك).
Cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, disertai dengan dengungan (ghunnah) yang keluar dari rongga hidung. Dengungan ini dibaca selama dua harakat, dan posisi lidah tidak menempel sempurna pada makhraj nun.
Contoh bacaan ikhfa' adalah لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ (laqad khalaqnal-insāna), di mana nun mati pada 'insana' dibaca samar karena bertemu sin. Pemahaman ikhfa' yang tepat sangat krusial untuk keindahan bacaan Al-Qur'an.
Pentingnya Menguasai Hukum Nun Mati dan Tanwin
Menguasai hukum nun mati dan tanwin bukan sekadar hafalan teori, melainkan sebuah praktik esensial dalam membaca Al-Qur'an. Pemahaman yang mendalam akan kaidah-kaidah ini memastikan bahwa setiap huruf dan ayat dilafalkan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Kesalahan dalam penerapan hukum tajwid, termasuk hukum nun mati dan tanwin, dapat mengubah makna ayat atau mengurangi keindahan bacaan. Oleh karena itu, mempelajari dan mempraktikkannya adalah bentuk penghormatan terhadap kalamullah.
Sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Jazari, "Menggunakan tajwid (dalam membaca Al-Qur’an) adalah keharusan. Barangsiapa yang tidak menggunakan tajwid dalam membaca Al-Qur’an maka ia berdosa." Hal ini menunjukkan urgensi penguasaan tajwid bagi setiap Muslim.
Dengan menguasai hukum nun mati dan tanwin, pembaca tidak hanya meningkatkan kualitas bacaannya, tetapi juga merasakan kekhusyukan dan kedekatan yang lebih dalam dengan Al-Qur'an. Ini adalah investasi spiritual yang sangat berharga.
FAQ Hukum Nun Mati dan Tanwin
1. Apa itu hukum nun mati dan tanwin?
Hukum nun mati dan tanwin adalah kaidah dalam ilmu tajwid yang mengatur cara membaca huruf nun mati (نْ) dan tanwin (ـًـ, ـٍـ, ـٌـ) ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah tertentu. Tujuannya adalah untuk memastikan bacaan Al-Qur'an sesuai dengan kaidah pelafalan yang benar.
2. Mengapa penting mempelajari hukum nun mati dan tanwin?
Mempelajari hukum nun mati dan tanwin sangat penting karena merupakan bagian integral dari ilmu tajwid. Penguasaan hukum ini membantu umat Muslim membaca Al-Qur'an dengan fasih, benar, dan terhindar dari kesalahan pelafalan yang dapat mengubah makna ayat.
3. Berapa jumlah hukum nun mati dan tanwin?
Secara umum, hukum nun mati dan tanwin terbagi menjadi lima jenis utama, yaitu Idzhar Halqi, Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, Iqlab, dan Ikhfa Hakiki. Meskipun ada beberapa pandangan yang menyebutkan empat hukum, lima hukum ini adalah yang paling banyak diajarkan dan dipraktikkan.
4. Apa perbedaan mendasar antara nun mati dan tanwin?
Perbedaan mendasar antara nun mati dan tanwin adalah bahwa nun mati (نْ) adalah huruf nun asli yang tidak berharakat dan selalu terlihat dalam tulisan serta bisa di tengah atau akhir kata. Sementara tanwin (ـًـ, ـٍـ, ـٌـ) adalah nun sukun tambahan yang hanya ada di akhir kata (isim) secara lafal, bukan tulisan, dan hanya muncul saat disambung.
5. Apa itu Idzhar Halqi?
Idzhar Halqi adalah hukum nun mati dan tanwin yang dibaca secara jelas dan terang, tanpa dengungan. Ini terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi (tenggorokan): hamzah (ء), ha' (ه), 'ain (ع), ghain (غ), ha' (ح), dan kha' (خ).
6. Bagaimana cara membaca Idgham Bighunnah?
Idgham Bighunnah dibaca dengan cara meleburkan bunyi nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya, disertai dengan dengungan (ghunnah) selama dua harakat. Hukum ini berlaku ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ya (ي), mim (م), nun (ن), atau wawu (و).
7. Apa itu Iqlab?
Iqlab adalah hukum nun mati dan tanwin di mana bunyi nun mati atau tanwin diubah menjadi bunyi huruf mim mati (مْ) dan dibaca samar disertai dengungan. Hukum ini hanya terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan satu-satunya huruf, yaitu ba (ب).