Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang yang mengalami kesulitan menjaga fokus saat menjalankan sholat. Pikiran kemana-mana, tiba-tiba melayang ke berbagai hal di luar sholat sehingga tidak khusyuk.
Yang kerap menjadi pertanyaan besar, apakah ibadah tersebut tetap sah atau tidak?
Fenomena ini terjadi di hampir semua kalangan, mulai dari masyarakat biasa hingga mereka yang memiliki pemahaman agama yang cukup. Banyak yang merasa bersalah saat menyadari pikirannya mengembara selama sholat.
Menanggapi hal ini, KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang dikenal sebagai Buya Yahya memberikan penjelasan yang menenangkan hati. Ia menjawab langsung pertanyaan seputar hukum sholat yang tidak khusyuk karena pikiran melayang ke berbagai arah.
Buya Yahya adalah seorang ulama asal Blitar, Jawa Timur, yang dikenal luas karena dakwahnya yang menyejukkan dan penjelasan fiqih yang mendalam namun mudah dipahami.
Dikutip Senin (07/07/2025) dari tayangan video di YT @Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bahwa sholat tetap sah selama syarat dan rukun sholat terpenuhi, meskipun tanpa kekhusyukan.
Simak Video Pilihan Ini:
Geger Buaya-Buaya Jumbo Berkeliaran Gara-Gara Tembok Penangkaran Roboh di Cianjur
Khusyuk Bukan Syarat Sah Sholat
Ia menegaskan bahwa khusyuk bukanlah syarat sahnya sholat. Namun, kekhusyukan merupakan ruh dari ibadah itu sendiri, yang membuat sholat menjadi lebih bermakna dan mendalam.
Buya Yahya menyebut, jika khusyuk dijadikan syarat sahnya sholat, maka kemungkinan besar tak ada satu pun yang bisa melaksanakan sholat secara sah karena hampir semua orang pernah kehilangan fokus saat sholat.
Ia menjelaskan bahwa kekhusyukan adalah pengalaman spiritual yang sangat pribadi, yang hanya diketahui oleh hati pelaku sholat itu sendiri. Tidak ada alat yang bisa mendeteksi isi pikiran saat seseorang sedang sholat.
Menurutnya, kekhusyukan yang sejati adalah saat seseorang sadar dan mengikuti bacaan sholat dengan sepenuh hati. Misalnya, saat membaca ayat tentang neraka, ia tidak justru mengingat surga, karena itu menunjukkan ketidaksinkronan.
Buya Yahya menambahkan bahwa untuk membantu menghadirkan kekhusyukan, seseorang perlu merenungi arti bacaan dalam sholat. Paling tidak, memahami arti Bismillahirrahmanirrahim dan makna dari Al-Fatihah sudah bisa mengikat fokus pikiran.
Gangguan dalam Sholat
Ia mencontohkan bahwa gangguan dalam sholat bisa datang dari berbagai arah. Ada yang tiba-tiba teringat tokonya, keluarganya, hingga bahkan menemukan ide ceramah atau puisi saat sedang rukuk dan sujud.
Maka dari itu, ia menyarankan agar seseorang menguatkan ibadah fardunya dengan lapisan-lapisan pelindung seperti sholat sunnah qabliyah dan ba’diyah, serta dzikir setelah sholat.
Buya Yahya menekankan bahwa hikmah di balik adanya sholat sunnah adalah untuk menambal kekurangan yang terjadi saat sholat wajib, terutama dalam hal kekhusyukan.
Ia juga menyampaikan bahwa usaha untuk khusyuk saja sudah bernilai khusyuk di sisi Allah. Karena itu, teruslah belajar dan memohon kekhusyukan kepada Allah dengan penuh kerendahan hati.
Khusyuk, menurutnya, tidak bisa dibuat-buat. Bahkan seseorang yang mengaku khusyuk pun tidak ada jaminan bahwa itu benar terjadi, karena tidak ada manusia lain yang bisa menilai isi hati seseorang.
Buya Yahya menutup penjelasannya dengan ajakan untuk terus berlatih khusyuk, merenungi makna bacaan, dan menjaga ibadah dengan penuh kesungguhan agar sholat benar-benar menjadi penyambung hubungan dengan Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul