Liputan6.com, Jakarta - Pemahaman terhadap makna iman tidak hanya terbatas pada keyakinan dalam hati. Dalam Islam, iman memiliki konsekuensi nyata yang harus dibuktikan melalui amal perbuatan, terutama dalam bentuk ibadah.
Salah satu bentuk pembuktian dari iman yang paling utama adalah pelaksanaan sholat. Ibadah ini bukan sekadar ritual harian, namun cerminan komitmen spiritual seorang hamba kepada Tuhannya.
Sholat tidak bisa dipisahkan dari keimanan. Bahkan, dalam banyak ayat Al-Qur’an, perintah sholat selalu diiringi dengan konteks keimanan yang kuat, seolah keduanya adalah satu paket yang tak terpisahkan.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), ulama alim pendakwah Muhammadiyah, menjelaskan secara rinci tentang hubungan erat antara sholat dan iman dalam sebuah kajian yang disampaikannya kepada publik.
Simak Video Pilihan Ini:
Mahasiswi Melahirkan Sendirian di Toilet Lantas Pukul dan Cekik Bayinya hingga Tewas
UAH Kutip Surah Al-Baqarah Ayat 3
Dikutip Senin (07/07/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @islamirepost9988, UAH memaparkan bahwa sholat adalah satu-satunya ibadah dari rukun Islam yang secara eksplisit disebut sebagai bentuk iman dalam Al-Qur’an.
UAH merujuk pada Surah Al-Baqarah ayat 3 yang menjelaskan ciri-ciri orang beriman, yaitu orang yang beriman kepada yang gaib dan mendirikan sholat. Ayat ini menjadi pondasi awal yang menunjukkan betapa pentingnya sholat sebagai indikator keimanan.
Dalam bahasa Arab, lanjut UAH, kata “yu’minun” dalam ayat tersebut berbentuk mudhari’ yang menunjukkan makna berkelanjutan—yaitu iman yang tidak berhenti di satu waktu, tetapi terus dipelihara hingga akhir hayat.
Dengan demikian, orang yang benar-benar beriman bukan hanya yang menyatakan keimanan secara lisan, namun juga yang mampu menjaga komitmen iman tersebut sepanjang hidupnya. Salah satu cara utama untuk menjaga konsistensi itu adalah melalui sholat.
UAH membedakan antara kata “amanu” yang berarti telah beriman, dan “yu’minun” yang berarti terus menjaga dan menjalankan keimanan secara konsisten hingga akhir. Sholat, dalam hal ini, menjadi bukti konkret dari keberlangsungan iman itu.
Ia menegaskan bahwa dari lima rukun Islam, hanya sholat yang secara langsung dikaitkan dengan kata iman dalam Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan posisi istimewa sholat sebagai indikator utama kualitas keimanan seseorang.
Sholat Miliki Efek Spiritual
Menurut UAH, tidak disebutkan kata iman secara langsung pada zakat, puasa, haji, ataupun syahadat. Namun untuk sholat, penyebutannya selalu berdampingan dengan konsep keimanan dalam berbagai ayat.
Dengan fakta ini, UAH mengajak umat Islam untuk tidak memandang remeh sholat. Sebab, ia bukan hanya ibadah wajib, tetapi juga cerminan integritas dan identitas spiritual seorang Muslim.
Selain sebagai tiang agama, sholat juga menjadi media penghubung paling dekat antara hamba dan Tuhannya. Melalui sholat, seseorang dapat memperbarui keimanannya lima kali dalam sehari.
UAH juga menekankan bahwa sholat memiliki efek spiritual yang sangat kuat. Ia menjaga hati dari kekeringan ruhani, dan menahan jiwa dari godaan dunia yang bisa merusak iman.
Dalam konteks kehidupan modern, lanjut UAH, menjaga sholat berarti menjaga jati diri sebagai Muslim. Konsistensi dalam sholat menjadi penentu apakah iman seseorang bertahan atau perlahan memudar.
Ia pun mengajak umat Islam untuk menjadikan sholat sebagai pusat kehidupan, bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk nyata dari kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul