Hukum Puasa Muharram 2025 setelah Tasu’a dan Asyura, Bolehkah? Ini Penjelasannya

2 months ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Asyura memiliki keutamaan luar biasa bagi umat Islam yang mengamalkannya. Salah satu keutamaan puasa 10 Muharram itu adalah menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan selama setahun ke belakang.

Para ulama menjelaskan bahwa dosa-dosa yang dihapus ialah dosa kecil, bukan dosa besar. Jika seandainya tidak punya dosa kecil, maka diharapkan dosa-dosa besarnya diringankan atau diangkat derajatnya dengan melaksanakan puasa Asyura.

Dalam pelaksanaannya, puasa Asyura dianjurkan didampingi oleh puasa lainnya, yakni puasa Tasu'a (9 Muharram). Jika tidak sempat berpuasa pada sehari sebelumnya, maka dianjurkan muslim berpuasa pada tanggal 11 Muharram.

Alasan anjuran puasa Asyura diikuti dengan puasa sehari sebelum atau sehari setelahnya adalah agar tidak menyerupai kaum Yahudi. Sebagaimana diketahui, orang-orang Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura. 

   عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)   

Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullah bersabda), ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)

Kini, hari Tasu'a dan Asyura 2025 sudah berlalu. Pertanyaannya, bolehkah umat Islam melaksanakan puasa Muharram lagi setelah tanggal 9, 10, dan 11 Muharram? Bagaimana hukum puasa setelah Asyura di bulan Muharram?

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hubungan Terlarang Bapak-Anak di Balik Temua Tulang Belulang 4 Bayi di Purwokerto Banyumas

Penjelasan Hukum Puasa setelah Tasu'a dan Asyura

Pada dasarnya, melaksaksanakan puasa setelah hari Tasu'a dan Asyura tetap diperbolehkan. Tidak ada waktu yang diharamkan berpuasa setelah tanggal 10 Muharram, terkecuali bagi wanita yang sedang haid, nifas atau kendala lainnya yang diatur secara syariat.

Terkait hukumnya, beragam, tergantung puasa yang dijalankan. Ada yang termasuk kategori sunnah, ada pula yang wajib.

Jika melaksanakan puasa Ayyamul Bidh Muharram (tanggal 13, 14, dan 15), puasa Senin, puasa Kamis, atau puasa Dawud dalam rentang waktu setelah 10 Muharram hingga akhir bulan, maka dikategorikan sebagai puasa sunnah.

Adapun puasa wajib setelah 10 Muharram ialah puasa nazar. Kewajiban ini berlaku bagi muslim yang telah bernazar untuk berpuasa setelah keinginannya terkabul. Jika nazar tersebut tidak dipenuhi, maka akan mendapatkan dosa.

Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram dan Niatnya

Puasa Senin-Kamis

Jadwal

  • Kamis, 10 Juli 2025 M/14 Muharram 1447 H
  • Senin, 14 Juli 2025 M/18 Muharram 1447 H
  • Kamis, 17 Juli 2025 M/21 Muharram 1447 H
  • Senin, 21 Juli 2025 M/25 Muharram 1447 H
  • Kamis, 24 Juli 2025 M/28 Muharram 1447 H

Niat Puasa Senin-Kamis

Waktu niat puasa Senin-Kamis adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut adalah lafal niatnya.   

Puasa Senin 

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى    

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ. 

Artinya, "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta‘âlâ."  

Puasa Kamis  

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ.   

Artinya, "Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta‘âlâ." 

Puasa Ayyamul Bidh Muharram

Jadwal

  • Rabu, 9 Juli 2025 M/13 Muharram 1447 H
  • Kamis, 10 Juli 2025 M/14 Muharram 1447 H
  • Jumat, 11 Juli 2025 M/15 Muharram 1447 H

Niat Puasa Ayyamul Bidh 

Niat puasa Ayyamul Bidh dilakukan di dalam hati dan disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Berikut lafalnya.

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta’âlâ.   

Artinya, “Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta’âlâ.”

Wallahu a’lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |