Doa Setelah Belajar, Memohon Ilmu yang Berkah dan Bermanfaat

7 hours ago 1

Dalam Islam, ilmu dipandang sebagai cahaya dan kemuliaan. Namun, ilmu tidak hanya didapat melalui usaha intelektual semata, melainkan juga melalui proses spiritual yang dibarengi dengan adab atau etika. Para ulama klasik dan kontemporer senantiasa menekankan pentingnya adab sebelum ilmu. Bahkan Imam Malik pernah berkata, "Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu." Ini menunjukkan bahwa dalam Islam, cara seseorang menuntut ilmu, sikapnya terhadap guru, dan akhlaknya selama proses belajar, sama pentingnya dengan isi pelajaran itu sendiri.

1. Meluruskan Niat: Ilmu untuk Mencari Ridha Allah

Niat merupakan fondasi dari setiap amal perbuatan. Dalam konteks belajar, seorang muslim dituntut untuk meluruskan niatnya hanya untuk mencari rida Allah SWT, bukan untuk pamer, meraih ketenaran, atau keuntungan duniawi semata. Seperti yang dijelaskan dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam karya Furqon Syarief Hidayatulloh, niat yang benar menentukan kualitas dan keberkahan dari ilmu yang diperoleh.

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang dengannya dapat memperoleh keridhoan Allah SWT, (tetapi) ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga di hari kiamat nanti." (HR Abu Daud)

Niat yang ikhlas tidak hanya membuka pintu pahala, tetapi juga membuat proses belajar terasa lebih ringan dan menyenangkan.

2. Ihsan: Belajar dengan Usaha Terbaik

Ihsan dalam menuntut ilmu berarti memberikan usaha maksimal, sungguh-sungguh, dan totalitas dalam belajar. Tidak cukup hanya duduk di kelas atau membaca buku, tapi juga mencurahkan perhatian, waktu, dan tenaga untuk benar-benar memahami dan mengamalkan ilmu.

Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan ihsan dalam segala hal..." (HR Tirmidzi)

Artinya, belajar pun harus dilakukan dengan kesungguhan dan standar terbaik. Ini sejalan dengan pepatah Arab yang mengatakan, "Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil (man jadda wajada)."

Seorang pelajar muslim harus menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tidak mudah menyerah dan terus mengevaluasi usahanya agar kualitas ilmunya meningkat dari waktu ke waktu.

3. Tawakal: Menyerahkan Hasil kepada Allah SWT

Setelah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, seorang muslim dianjurkan untuk bertawakal, yaitu menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan bentuk keimanan bahwa hasil akhir berada di tangan Allah, apa pun usaha yang telah dilakukan.

Syekh Shahhat bin Mahmud Ash Shawi menjelaskan bahwa tawakal artinya percaya sepenuhnya kepada Allah. Maka, jika seorang pelajar telah berusaha maksimal tapi belum mendapatkan hasil sesuai harapan, ia tidak boleh putus asa. Karena dalam Islam, setiap usaha akan tetap mendapat balasan, walau hasilnya tidak selalu seperti yang kita rencanakan.

Dengan tawakal, pelajar akan terhindar dari sikap sombong saat berhasil dan tidak berputus asa saat gagal.

4. Meninggalkan Dosa: Ilmu Tidak Akan Menyatu dengan Maksiat

Ilmu adalah cahaya Allah, dan cahaya ini tidak akan menyatu dengan hati yang kotor oleh dosa. Inilah sebabnya menjaga diri dari perbuatan maksiat menjadi syarat penting dalam proses belajar. Imam Syafi’i pernah berkata,

"Aku mengadukan kepada guruku, Waqi’, tentang buruknya hafalanku, lalu ia menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Beliau berkata, 'Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.'”

Maka, pelajar muslim harus menjaga lisan, penglihatan, pendengaran, dan semua anggota tubuh dari hal-hal yang dilarang syariat. Ilmu yang berkah hanya bisa masuk ke dalam hati yang bersih.

5. Taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

Seorang pelajar yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya akan senantiasa berada dalam bimbingan dan perlindungan-Nya. Ketaatan itu mencakup menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, termasuk selama proses menuntut ilmu. Pelajar yang taat tidak hanya rajin dalam belajar, tetapi juga menjaga ibadahnya, seperti salat tepat waktu, berzikir, dan membaca Al-Qur’an.

Dengan demikian, ilmu yang ia dapatkan tidak menjadi kebanggaan semu, tapi benar-benar membimbingnya menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan mendapat rida Allah SWT.

6. Menghormati Guru: Kunci Keberkahan Ilmu

Salah satu adab yang sangat ditekankan dalam Islam adalah menghormati guru. Guru adalah sosok yang menyampaikan ilmu dan berperan besar dalam membentuk karakter seseorang. Maka, menghormati guru termasuk bagian dari menghormati ilmu itu sendiri.

Rasulullah SAW bersabda, "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Thabrani)

Menghormati guru tidak hanya dengan ucapan, tetapi juga dengan sikap sopan, tidak memotong pembicaraan, tidak mempermalukannya, serta selalu mendoakannya. Sikap ini akan membawa keberkahan dalam ilmu yang dipelajari.

7. Tawadhu (Rendah Hati)

Pelajar yang tawadhu adalah mereka yang tidak sombong atas ilmu yang dimiliki dan tetap menghormati orang lain, meskipun ilmunya lebih tinggi. Dalam hadits disebutkan, "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya." (HR Thabrani)

Tawadhu akan menjaga hati dari kesombongan, menjadikan ilmu sebagai sarana ibadah, bukan ajang pamer kehebatan. Bahkan, tawadhu akan membuat seseorang lebih mudah menerima ilmu dari siapa pun.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |