Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha, yang jatuh setiap 10 Dzulhijjah, merupakan momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam rangkaian ibadah salat Idul Adha, peran seorang bilal menjadi sangat penting untuk memandu jamaah.
Kehadiran bilal dengan bacaan bilal Idul Adha yang khas bukan sekadar seruan biasa, melainkan memiliki makna mendalam yang menguatkan keimanan. Seruan ini berfungsi sebagai penanda dimulainya berbagai tahapan salat Id, dari sebelum salat hingga sebelum khutbah.
Salat Idul Adha tidak diawali dengan adzan maupun iqamah, berbeda dengan salat fardhu. Oleh karena itu, seruan bilal menjadi pengganti krusial untuk mengumpulkan dan mengingatkan jamaah, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Al-Muhadzdzab dan syarahnya Al-Majmu'.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (13/8/2025).
Bacaan Bilal Idul Adha: Arab, Latin, dan Artinya
Bacaan bilal dalam salat Idul Adha dilafalkan pada beberapa momen penting, yaitu sebelum pelaksanaan salat, setelah salat, dan sebelum khutbah Idul Adha. Seruan-seruan ini berfungsi sebagai penanda dan pengingat bagi jamaah, memastikan kekhusyukan dan kelancaran ibadah.
-
Sebelum Pelaksanaan Salat Id
Ketika imam sampai di masjid dan siap memulai salat, seorang bilal akan memberikan aba-aba tanda dimulainya salat. Bacaan bilal Idul Adha pada momen ini adalah:
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ (3x)
Latin: As-shalata sunnatan li 'idil Adha jami'ah rahimakumullah (dibaca 3x)
Artinya: 'Marilah kita dirikan salat sunah Idul Adha berjamaah.'
Kemudian, jamaah akan menjawab:
الصَّلَاةَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Latin: As-shalata la ilaha illallah.
Artinya: 'Salat, tidak ada Tuhan selain Allah'
Dalam versi lain, bilal dapat mengumandangkan seruan (tarqiyyah) "الصَّلَاةَ جَامِعَةً" (As-shalāta(u) jāmi'ah) yang berarti "(Marilah) salat Idul Adha berjamaah." Kemudian dilanjutkan dengan:
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ صَلَاةً جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ
Latin: Ash-shalaatu sunnatan li'iidil adhaa rak'ataini shalaatan jaami'atan rahimakumullaah.
Dan diakhiri dengan:
الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى جَامِعَةً لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
Latin: Ash-shalaatu sunnatan li'iidil adhaa laa ilaaha illallaah.
Artinya: '(Marilah kita) salat sunnah Idul Adha dua rakaat secara berjamaah. Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepada kalian semua. (Marilah kita) salat sunnah Idul Adha berjamaah. Tiada tuhan selain Allah.'
-
Setelah Pelaksanaan Salat Id
Usai pelaksanaan salat Id, bilal akan melafalkan bacaan berikut ini sebagai pengantar khutbah:
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، إِعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمُ عِيْدِ الْأَضْحَى وَيَوْمُ السُّرُوْرِ وَيَوْمُ الْمَغْفُوْرِ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامَ، إِذَا صَعِدَ الْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِ أَنْصِتُوْا أَثَابَكُمُ اللهُ، وَاسْمَعُوْا أَجَارَكُمُ اللهُ، وَأَطِيْعُوْا رَحِمَكُمُ الله
Latin: Ma'aashiral muslimiina wa zumratal mu'miniina rahimakumullah, i'lamuu anna yaumakum haadza yaumu 'iidil adhaa wa yaumus suruur wa yaumul maghfur, ahalla Allahu lakum fiihit tha'aama, wa harrama 'alaikumus shiyaam, idza sa'idal khatiibu 'alal mimbar ansituu atsabakumullah, wasma'uu ajarakumullah, wa athii'uu rahimakumullah.
Artinya: 'Wahai kaum muslimin dan orang-orang beriman, semoga Allah merahmati kalian. Ketahuilah bahwa hari ini adalah hari raya Idul Adha, hari kebahagiaan dan hari pengampunan. Allah menghalalkan kalian untuk makan pada hari ini dan mengharamkan kalian untuk berpuasa. Ketika khatib naik mimbar, dengarkanlah dan perhatikanlah, semoga Allah memberikan pahala kepada kalian. Dengarkanlah, semoga Allah melindungi kalian, dan taatilah, semoga Allah merahmati kalian.'
-
Sebelum Pelaksanaan Khutbah Idul Adha
Usai pelaksanaan salat Id, bilal akan berdiri dengan membaca salawat sebagai tanda akan dimulainya khutbah Idul Adha, mempersiapkan jamaah untuk mendengarkan pesan-pesan keagamaan:
اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَاناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ ... اللهم قَوِّ الْإِسْلَامَ وَالْإِيْمَانَ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِ الدِّيْنِ، رَبِّ إخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ، وَيَا خَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: Allahumma salli 'ala sayyidina Muhammad, Allahumma salli 'ala sayyidina wa mawlana Muhammad, Allahumma salli wa sallim 'ala sayyidina wa mawlana Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad... Allahumma qawwil Islam wa al-iman, min al-muslimin wa al-muslimat, wa al-mu'minin wa al-mu'minat al-ahya' minhum wa al-amwat, wa ansurhum 'ala mu'ani ad-din, Rabbi ikhtim lana minka bil-khayr, wa ya khayr an-nasirin birahmatika ya arham ar-rahimin.
Artinya: 'Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami dan pemimpin kami Nabi Muhammad, Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami dan pemimpin kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad ... Ya Allah, kuatkanlah Islam dan iman, dari kaum Muslimin dan Muslimat, dan Mukminin dan Mukminat yang hidup di antara mereka dan yang telah wafat, dan tolonglah mereka atas musuh-musuh agama, Ya Tuhanku, akhiri hidup kami dengan kebaikan dari-Mu, dan wahai sebaik-baik penolong, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari segala pengasih.'
Kedudukan Bilal dalam Salat Idul Adha
Bilal, atau sering juga disebut muraqqi, adalah seseorang yang bertugas mengumandangkan seruan-seruan tertentu dalam salat berjamaah, termasuk salat Idul Adha.
Peran bilal ini sangat penting karena salat Id tidak didahului oleh adzan dan iqamah.
Seruan bilal ini berfungsi sebagai pemberitahuan kepada jamaah bahwa salat akan segera dimulai atau khutbah akan disampaikan.
Melansir dari pendapat para ulama NU, bilal atau muazin pada salat Idul Adha tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal azan dan iqamah, melainkan disunahkan menyeru dengan lantang “as-shalāta(u) jāmi'ah.”
Kedudukan bilal dalam salat Idul Adha menjadi krusial untuk memastikan kelancaran ibadah. Ini juga sebagai pengingat akan keutamaan hari raya dan mempersiapkan hati jamaah untuk beribadah.
Peran Penting Bilal dalam Salat Idul Adha
Peran bilal dalam salat Idul Adha sangat vital karena ketiadaan adzan dan iqamah. Fungsi utama bilal adalah untuk mengumpulkan jamaah dan memberikan aba-aba yang jelas mengenai tahapan salat dan khutbah.
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Samurah RA, yang menyatakan bahwa salat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah.
Dalam Terjemahan Lengkap Bulughul Maram, disebutkan bahwa Jabir bin Samurah RA berkata, 'Aku sering sholat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) bersama Nabi SAW, bukan sekali dua kali saja, tak ada azan dan iqamat.'
Oleh karena itu, seruan bilal menjadi penanda yang sah dan disunnahkan untuk memulai salat Idul Adha. Keberadaan bilal memastikan jamaah siap dan khusyuk dalam menjalankan ibadah, serta memahami setiap transisi dalam rangkaian salat dan khutbah.
Hikmah dan Makna Bilal Idul Adha
Seruan bacaan bilal Idul Adha memiliki hikmah dan makna yang mendalam bagi umat Muslim. Lantunan ini bukan hanya sekadar pengumuman, tetapi juga merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT dan pengingat akan keesaan-Nya.
Melalui seruan ini, jamaah diingatkan akan pentingnya salat Idul Adha sebagai ibadah sunnah yang istimewa. Ini juga mempersiapkan hati dan pikiran untuk mendengarkan khutbah yang akan disampaikan oleh khatib.
Bacaan bilal juga menumbuhkan semangat kebersamaan dan persatuan umat dalam merayakan hari raya kurban. Ini adalah tradisi yang memperkuat ikatan spiritual dan sosial di antara kaum Muslimin.
Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha
Selain melaksanakan salat Idul Adha, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada hari raya ini guna meraih pahala dan keutamaan. Amalan-amalan ini melengkapi ibadah utama dan menambah keberkahan hari Idul Adha.
-
Mandi
Mandi sebelum mendirikan salat Idul Adha adalah salah satu amalan sunnah. Waktu mandi ini bisa dimulai sejak dini hari sebelum subuh, atau setelah salat Subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Kesunahan mandi ini serupa dengan mandi sebelum salat Jumat, seperti yang diceritakan tentang Sayyidina 'Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar.
-
Memperbanyak Takbir
Takbir dapat dilantunkan saat bersiap berangkat menuju masjid atau lapangan, serta dianjurkan untuk selalu dibaca sebelum salat dimulai dan setelah salat dikerjakan. Takbir Idul Adha dimulai setelah selesai salat Subuh pada pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga akhir hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
-
Mengenakan Pakaian Terbaik
Dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik pada hari raya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits, Ali bin Abi Thalib RA berkata, 'Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya.' (HR Al-Hakim).
-
Makan setelah Salat Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fitri, pada Idul Adha disunnahkan untuk tidak makan sebelum salat. Diriwayatkan dari 'Adullah Ibnu Buraidah dari ayahnya, 'Rasulullah SAW pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sampai sholat lebih dahulu.' (HR at-Tirmidzi).
-
Melewati Jalan yang Berbeda
Rasulullah SAW mengajarkan untuk melintasi jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang salat Idul Adha. Hal ini disebutkan dalam hadits riwayat Al Bukhari, 'Nabi SAW ketika salat Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.'
Melakukan amalan-amalan sunnah ini akan menambah kesempurnaan ibadah dan keberkahan di Hari Raya Idul Adha.
Daftar Sumber
Berikut adalah daftar sumber yang digunakan dalam penyusunan artikel ini:
- Terjemahan Lengkap Bulughul Maram | Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani | 2016 | Pustaka Imam Adz-Dzahabi
- Kitab Al-Muhadzdzab
- Syarah Al-Majmu' atau Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab
FAQ
Temukan jawaban atas pertanyaan umum seputar bacaan bilal Idul Adha dan perannya dalam ibadah salat Idul Adha.
1. Kapan Hari Raya Idul Adha dilaksanakan?
Setiap 10 Dzulhijjah, setelah wukuf di Arafah.
2. Apa peran bilal dalam salat Idul Adha?
Memberikan seruan (tarqiyyah) untuk memandu jamaah karena salat Id tidak diawali adzan dan iqamah.
3. Apa bacaan bilal sebelum salat Idul Adha?
"As-shalata sunnatan li 'idil Adha jami'ah rahimakumullah" (3x), artinya “Marilah kita dirikan salat sunah Idul Adha berjamaah.”
4. Apa bacaan bilal sebelum khutbah Idul Adha?
Menyampaikan seruan pengantar khutbah yang mengingatkan keutamaan Idul Adha dan adab mendengarkan khutbah.
5. Mengapa adzan dan iqamah tidak dilakukan pada salat Id?
Berdasarkan hadits Jabir bin Samurah RA, Nabi SAW melaksanakan salat Id tanpa adzan dan iqamah.
6. Apa hikmah bacaan bilal Idul Adha?
Menguatkan keimanan, mengingatkan akan keesaan Allah, dan menumbuhkan kebersamaan umat.
7. Amalan sunnah apa yang dianjurkan di Idul Adha?
Mandi pagi, memperbanyak takbir, memakai pakaian terbaik, tidak makan sebelum salat, dan melewati jalan berbeda saat pergi-pulang.

2 months ago
29
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3437811/original/014080000_1619164786-20210423-Mengunjungi-Pameran-Artefak-Nabi-Muhammad-SAW-di-JIC-IQBAL-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4374139/original/096709100_1679981555-pexels-alena-darmel-8164742.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/930723/original/1421cf4bf1b1dc29f1f268bcc42b865e-027781300_1437080827-sunan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/823639/original/098912900_1425649890-bbb.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3430881/original/000433800_1618561330-20210416-Itikaf-Masjid-Kubah-Emas-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4863975/original/089422800_1718366389-Ilustrasi_sedekah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396550/original/081165200_1761739604-Keluar_Masjid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4623188/original/083241600_1698209580-pexels-pavel-danilyuk-8526278.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4403641/original/008845900_1682064463-Keutamaan_istighfar__.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1522104/original/035498700_1488276143-Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4779481/original/078495900_1710991316-muslim-women-using-misbaha-keep-track-counting-tasbih.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395424/original/066921600_1761708920-doa_nurbuat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4976559/original/079775500_1729596649-nama-nama-surga-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4688353/original/005421400_1702706741-pertengkarabn_suami_istri_telisik.com_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395325/original/016003300_1761703379-sholawat_nabi_yunus.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4924758/original/032866900_1724300372-ahmet-kurem-fJkO8F7D1Hk-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4117148/original/017166500_1660016440-istockphoto-ilustrasi_membaca_doa_qunut.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3437803/original/063290100_1619164728-20210423-Mengunjungi-Pameran-Artefak-Nabi-Muhammad-SAW-di-JIC-IQBAL-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2223459/original/090937300_1526989466-iStock-483807056.jpg)





























