Bolehkah Menunda Mandi Junub setelah Berhubungan Intim? Simak Penjelasan Buya Yahya

15 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Mandi junub adalah upaya membersihkan diri dari hadas besar sebagai syarat melakukan ibadah tertentu. Seseorang yang sedang junub dilarang melakukan sholat, thawaf, menyentuh Al-Qur’an, membawa Al-Qur’an, membaca Al-Qur’an, dan berdiam di masjid.

Mengutip kitab Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Khamsah, ada dua sebab yang mewajibkan seseorang mandi junub. Yakni berhubungan intim meskipun tidak sampai keluar mani, dan keluarnya sperma atau mani dari alat kelamin, baik disengaja maupun tidak sengaja.

Mandi junub termasuk mandi besar. Hanya saja sebab wajib mandi besar terlalu umum, tapi mandi junub karena dalam keadaan junub. Adapun sebab wajib mandi besar selain berhubungan badan dan keluar mani adalah haid, nifas, melahirkan, dan meninggal dunia. (Kitab Safinatun Naja, Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami).

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya menjelaskan, mandi junub atau juga mandi besar wajib dilakukan agar seseorang bisa melakukan ibadah yang harus dalam keadaan suci, seperti sholat dan membaca Al-Qur’an.

Namun terkadang pasangan suami istri yang baru berhubungan intim malas mandi saat itu juga. Pertanyaannya, bolehkah menunda mandi junub setelah berhubungan intim? Simak berikut penjelasan Buya Yahya. 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Anak Terduga Pembunuh Ibu Kandung Dibekuk di Cilacap

Promosi 1

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya mengatakan, pasangan suami istri yang sudah berhubungan intim tidak harus mandi seketika itu juga. Buya Yahya membolehkan orang yang junub tidur terlebih dahulu.

“Banyak ibu-ibu yang jarang ngaji, di saat diajak suaminya (berhubungan intim) ogah-ogahan karena suaminya mengajak tengah malam, karena wanita tersebut mengira kalau habis hubungan langsung harus mandi (junub),” katanya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Sabtu (8/3/2025).

“Boleh habis berhubungan tidur gak wajib harus mandi. Tidak harus langsung mandi seorang istri suami (saat itu) juga. Boleh mandinya nanti menjelang Subuh, waktu mau sholat,” kata Buya Yahya

Meski demikian, Buya Yahya menyarankan wudhu terlebih dahulu sebelum tidur. Karena itu disunnahkan agar tidak sekujur tubuhnya berhadas, setidaknya ada bagian badannya yang sudah disucikan.

“Maka sebelum tidur berwudhu kalau (malas mandi setelah) hubungan suami-istri, tapi kalau haid haram berwudhu, hati-hati,” pungkas Buya Yahya.

Dalam ceramah lain, Buya Yahya mencontohkan orang yang berhubungan intim setelah Subuh. Maka, keduanya boleh menunda mandi sampai menjelang Dzuhur, kecuali jika di pagi harinya ingin sholat Dhuha atau membaca Al-Qur’an wajib segera mandi.

Tata Cara dan Niat Mandi Junub

Tata cara mandi junub telah diatur dalam ilmu fikih. Orang yang mandi junub harus memenuhi rukun-rukunnya. Rukun mandi junub (juga mandi besar) ada dua. Pertama adalah niat. Niat dapat dilafalkan bersamaan saat menyiramkan air ke tubuh.

Berikut lafal niat mandi junub yang dinukil dari NU Online.

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى 

Artinya, "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."

Menurut Buya Yahya, niat mandi wajib tidak selalu harus berbahasa Arab. “Pakai bahasa Arab boleh, kalau tidak cukup ‘aku niat mandi besar’. Niatnya pakai bahasa Jawa juga boleh,” katanya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Rukun kedua adalah meratakan air ke sekujur tubuh, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Bagian yang berambut atau berbulu dapat dibersihkan dengan air mengalir. Jika tidak ada air sama sekali, mandi wajib dapat dilakukan dengan tayamum. Wallahu a’lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |