Cara Sederhana Memulai agar Menjadi Orang Mulia, Penjelasan Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang mendambakan kemuliaan dalam hidupnya. Namun, pertanyaannya adalah dari mana seseorang harus memulai agar bisa mencapai derajat kemuliaan? Apakah kemuliaan diperoleh dari kedudukan, harta, atau kepandaian?

Dalam Islam, kemuliaan sejati tidak diukur dari hal-hal duniawi semata. Kemuliaan adalah kondisi spiritual seseorang yang dekat dengan Allah dan dihiasi dengan akhlak yang baik. Untuk mencapai kondisi ini, ada tahapan yang harus dilalui.

Ulama sekaligus endakwah KH Yahya Zainul Maarif atau Buya Yahya menjelaskan bahwa langkah pertama untuk menjadi orang mulia adalah dengan menyadari keadaan diri sendiri. Seseorang harus memahami bahwa dirinya penuh dengan kesalahan dan dosa.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa tidak ada manusia yang benar-benar bersih dari kesalahan. Kesadaran akan kekurangan diri justru menjadi awal perjalanan menuju kemuliaan.

Dikutip dari sebuah tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @buyayahyaofficial Buya Yahya menguraikan proses bagaimana seseorang dapat meraih kemuliaan di sisi Allah.

Menurut Buya Yahya, setelah menyadari banyaknya dosa dan kesalahan, langkah berikutnya adalah melihat betapa luasnya pengampunan Allah. Allah adalah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya.

Orang yang ingin menjadi mulia harus memiliki kesadaran bahwa selama masih hidup, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika seseorang benar-benar bertaubat dengan tulus.

Laguna Segara Anakan Cilacap, Rumah untuk Buaya Muara

Setelah memahami luasnya pengampunan Allah, seseorang harus bergegas untuk memohon ampunan. Tidak cukup hanya menyadari kesalahan, tetapi harus diiringi dengan langkah nyata menuju perbaikan diri.

Ketika seseorang bertaubat dengan sungguh-sungguh, jiwanya akan menjadi bersih dari kotoran dosa. Taubat yang dilakukan dengan hati yang ikhlas akan membawa seseorang menuju kehidupan yang lebih baik.

Buya Yahya menjelaskan bahwa proses ini akan membuat seseorang semakin dekat dengan Allah. Kemuliaan sejati bukan berasal dari pengakuan manusia, tetapi dari kedudukan seseorang di hadapan Allah.

Orang yang sudah bertaubat dan berusaha memperbaiki diri akan mendapatkan cinta dari Allah. Ketika seseorang dicintai oleh Allah, hidupnya akan dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan.

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa kemuliaan dalam Islam bukan hanya tentang taubat, tetapi juga tentang bagaimana seseorang berakhlak kepada sesama. Orang yang mulia akan selalu menjaga lisannya, perilakunya, dan hatinya dari keburukan.

Langkah menuju kemuliaan bukanlah proses yang instan. Dibutuhkan usaha yang terus-menerus untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam proses ini, seseorang juga harus menjauhi sifat sombong. Orang yang merasa dirinya sudah baik dan tidak butuh perbaikan justru terhalang dari jalan kemuliaan.

Sebaliknya, orang yang rendah hati dan selalu berusaha memperbaiki diri akan terus meningkat derajatnya. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang bertakwa dan selalu kembali kepada-Nya.

Buya Yahya menekankan bahwa kemuliaan tidak bisa diraih dengan sekadar ilmu atau ibadah tanpa hati yang bersih. Kesungguhan dalam memperbaiki diri adalah kunci utama.

Selain itu, seseorang yang ingin menjadi mulia harus memperbanyak amal kebaikan. Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas akan semakin mendekatkan seseorang kepada Allah.

Ketika seseorang sudah terbiasa dengan kebaikan, maka kemuliaan akan datang dengan sendirinya. Orang-orang di sekitarnya juga akan merasakan manfaat dari keberadaannya.

Kesimpulannya, menjadi orang yang mulia harus dimulai dengan menyadari kekurangan diri, memohon ampunan Allah, dan terus berusaha memperbaiki diri. Dengan cara ini, seseorang akan menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah dan manusia.

Buya Yahya mengingatkan bahwa perjalanan menuju kemuliaan adalah proses seumur hidup. Setiap orang harus selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya agar semakin dekat dengan Allah dan meraih kebahagiaan yang hakiki.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul