Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon (paslon) Bupati-Wakil Bupati Tegal nomor urut 1, Bima Sakti-Syaeful Mujab, mengenakan pakaian adat Tegalan, saat mengikuti debat publik kedua Pilkada Tegal 2024, di Gedung Korpri, Slawi, Kamis (14/11/2024).
Selain pakaian adat Tegalan, Bima Sakti juga mengenakan aksesoris milik almarhum dalang kondang dan juga mantan Bupati Tegal, Ki Enthus Susmono. Aksesoris tersebut, diberikan langsung oleh keluarga Ki Enthus Susmono kepada Bima, sebagai bentuk dukungan nyata kepada Bima-Mujab.
“Kami alhamdulillah hari ini, memakai aksesoris dari almarhum Ki Enthus Susmono,” ucap Bima, di atas panggung debat.
Tak hanya diberi kehormatan untuk mengenakan aksesoris, pasangan Bima-Mujab juga datang ke lokasi debat diantarkan secara langsung oleh keluarga almarhum Ki Enthus Susmono.
“Kami diantarkan lagsung oleh keluarga almarhum Ki Enthus Susmono. Maka, semangat ini, perjuangan ini, kita akan teruskan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tegal,” ucap Bima.
Baju adat Tegalan yang ia dan Mujab kenakan, sambung Bima, adalah simbol pelayan masyarakat Kabupaten Tegal. Oleh karenanya, silakan beri masukan dan kritik Bima-Mujab demi Kabupaten Tegal yang lebih baik, maju, dan sejahtera.
Pakaian Adat Tegal, Kekayaan Tradisi dan Bentuk Dukungan
“Silakan paido Bima Sakti dan Mujab, silakan masukkan kritik, silakan juga bapak/ibu meneriaki kami, kami akan tetap sabar,” tuturnya.
Pakaian adat yang Bima-Mujab kenakan didominasi warna hitam, baik baju maupun celana komprangnya. Selain itu ada juga tambahan batik ikat pinggang, sandal selop serta ikat kepala wulung.
Bima mengatakan memang sengaja memilih pakaian ikonik Kabupaten Tegal agar masyarakat bangga pada kekayaan tradisi yang dimiliki.
“Ini salah satu kekayaan tradisi yang wajib kita uri-uri, kita lestarikan. Karena pakaian ini sekaligus jadi simbol jatidiri Tegal,” kata dia.
Bima juga menyampaikan apresiasi kepemimpinan Umi Azizah yang telah mengeluarkan peraturan bupati (Perbub) tentang pakaian adat dan produk lokal. Peraturan tersebut, menurutny,a menjadi titik balik kembalinya tradisi Tegal pascakepemimpinan Ki Enthus Susmono.
“Tentu saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Umi dan Ki Enthus yang telah berjuang mengembangkan tradisi di Kabupaten Tegal. Saya dan Mas Mujab bertekad untuk melanjutkan perjuangan,” kata dia.
Keluarga Ki Enthus Sebut Ada Kesamaan Spirit
Sebelumnya, Bima Eka Sakti-Muhammad Syaiful Mujab mendapat dukungan langsung dari keluarga almarhum Ki Enthus Susmono. Saat mengunjungi rumah sanggar Ki Enthus, calon bupati Bima mendapat sambutan hangat dari istri almarhum Ki Enthus, Nur Laila dan anaknya, disertai ratusan warga lainnya.
Anak Ki Enthus, Firma Nurjannah Entus Susmono, mewakili keluarga menyatakan dukungannya kepada paslon Bima-Mujab. Bahkan ia akan menjadikan rumah sanggar Ki Enthus sebagai posko pemenangan.
"Sanggar ini siap dijadikan untuk posko pemenangan paslon Bima-Mujab," ujar Nurjannah, Sabtu (26/10/2024).
Dia menjelaskan alasan dukungan ini dilatarbelakangi adanya kesamaan spirit antara paslon Bima-Mujab dengan Ki Enthus-Umi Azizah saat nyalon sebagai Bupati Tegal pada 2014 silam.
"Abah (Ki Enthus) dahulu terpilih tidak menggunakan uang. Saya sebagai anaknya harus melanjutkan apa yang Abah tanamkan dari dulu kepada masyarakat bahwa pernah ada bupati yang anti politik uang," beber Nurjannah.
Paslon Bima-Mujab terkenal sebagai pasangan "nol rupiah" karena mereka maju tanpa mengeluarkan mahar politik sepeser pun. Nurjannah menilai paslon ini tulus ingin mengabdi kepada masyarakat Tegal.
Penulis: Nugroho Purbo