Doa Buka Puasa Sunnah Teks Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Tuntunan Islam

2 months ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Doa buka puasa sunnah menjadi tuntunan singkat yang dibaca saat membatalkan puasa. Umat kerap melafalkan “Allahumma laka shumtu…”, sementara riwayat yang dinilai lebih kuat adalah “Dzahaba adh-dhama’u…”. Keduanya sama-sama diamalkan sebagai adab berbuka dan bentuk ungkapan syukur.

Bacaan ini dibaca setelah tegukan air pertama atau suapan kurma, mengikuti redaksi hadis idza afthara (“apabila telah berbuka”) dalam bab Mā yaqūlu idzā afthara di As-Sunan al-Kubra karya An-Nasa’i.

Bacaan Doa Buka Puasa Pilihan Pertama

 اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Latin: Allāhumma laka shumtu wa bika āmannu wa ‘alā rizqika afthartu, birahmatika yā arhamar-rāḥimīn.

Arti: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih.”

Keterangan: doa ini populer dalam edukasi lembaga seperti BAZNAS, namun sanadnya diperselisihkan. Riwayat dari Abu Dawud no. 2358 dan Al-Baihaqi 4/239 dinilai dha’if oleh Al-Albani dalam Irwā’ al-Ghalīl.

Doa Buka Puasa Kedua

 ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Latin: Dzahaba adh-dhama’u wabtallati al-‘urūq(u) wa thabata al-ajru in syā’ Allāh.

Arti: “Telah hilanglah dahaga, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah.”Keterangan: diriwayatkan Abu Dawud no. 2357 dan An-Nasa’i; dinilai hasan oleh sejumlah ulama (rujuk Irwā’ al-Ghalīl no. 920).

Waktu pembacaan doa ini adalah setelah berbuka. Redaksi “idza afthara qāla…” dalam hadis menunjukkan momen sesudah membatalkan puasa. Karena itu, praktik yang dianjurkan adalah mengucapkan bismillah, meminum atau memakan sedikit, lalu membaca doa tersebut.

Baca Basmalah Sebelum Makan

Adab basmalah sebelum makan/minum

 إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ… فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Latin: Idzā akala aḥadukum falyadzkur isma Allāh… falyaqul: Bismillāhi awwalahu wa ākhirahu.Keterangan: hadis riwayat Abu Dawud no. 3767 dan At-Tirmidzi no. 1858 (hasan sahih); dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Irwā’ al-Ghalīl no. 1965.

Waktu mustajab doa saat berbuka

Arab: ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ… وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ

Latin: Tsalātsu da‘awātin lā turaddu… wa da‘watu aṣ-ṣā’im.

Makna: doa orang yang berpuasa ketika berbuka termasuk yang tidak ditolak (HR. Al-Baihaqi 3/345 dan lainnya; dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah al-Aḥādīts aṣ-Ṣaḥīḥah no. 1797).

Urutan Menu Buka Puasa

Urutan menu berbuka yang dianjurkan

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ… يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ… فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَعَلَى تَمَرَاتٍ… فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Latin: Kāna Rasūlullāh… yuftiru ‘alā ruṭabāt… fa in lam takun fa ‘alā tamarāt… fa in lam takun ḥasā ḥasawātim min mā’.

Keterangan: HR. Abu Dawud no. 2356; At-Tirmidzi no. 696; Al-Hakim Al-Mustadrak 1/597 no. 1576; dinilai hasan oleh Al-Albani (Irwā’ no. 922).

Catatan para ulama menyebutkan bahwa doa “Allahumma laka shumtu” berasal dari riwayat mursal dengan perawi majhūl sehingga dinilai dha’if. Namun, sebagai doa umum, sebagian kalangan tetap membacanya. Kompilasi doa dan adab berbuka termuat dalam karya-karya seperti Al-Adzkar (Imam An-Nawawi), Fathul Mu‘in (Zainuddin Al-Malibari), Hasyiyah I‘ānatuth Thālibīn (Abu Bakar Syatha), dan Busyra al-Karīm (Sa‘id bin Muhammad Ba‘ali).

Panduan praktis berbuka yang sesuai tuntunan adalah: niatkan ibadah, tunggu terbenam matahari, ucapkan bismillah, berbuka dengan kurma atau air, baca doa “Dzahaba adh-dhama’u…”, lanjutkan makan secukupnya, serta jaga adab dan kesyukuran.

Penegasannya, doa buka puasa sunnah adalah bacaan setelah batalnya puasa dengan lafal yang kuat riwayatnya, dilakukan sederhana, tepat waktu, dan berlandaskan sumber hadis serta kitab fikih otoritatif.

Daftar Sumber:

Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, no. 2356–2358; 3767.

An-Nasa’i, As-Sunan al-Kubra (bab “Mā yaqūlu idzā afthara”).

At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, no. 696, 1858.

Al-Baihaqi, Sunan al-Kubra 3/345; 4/239.

Al-Hakim, Al-Mustadrak 1/597 no. 1576.

Al-Albani, Irwā’ al-Ghalīl no. 920, 922, 1965; Silsilah al-Aḥādīts aṣ-Ṣaḥīḥah no. 1797.

Imam An-Nawawi, Al-Adzkar.

Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu‘in.

Abu Bakar Syatha, Hasyiyah I‘ānatuth Thālibīn.

Sa‘id bin Muhammad Ba‘ali, Busyra al-Karīm.

Edukasi lembaga zakat/dakwah (mis. BAZNAS) mengenai doa berbuka.

People Also Talk

1) Kapan tepatnya doa berbuka dibaca?

Setelah tegukan pertama atau suapan kurma—bukan sebelum makan/minum—mengikuti redaksi idza afthara.

2) Mana yang lebih utama: “Dzahaba adh-dhama’u…” atau “Allahumma laka shumtu…”?

Utamakan “Dzahaba adh-dhama’u…” karena riwayatnya hasan; “Allahumma laka shumtu…” boleh sebagai doa umum meski sanad hadisnya dha’if.

3) Bolehkah membaca keduanya?

Boleh. Dahulukan yang kuat riwayatnya, lalu jika ingin tambahkan doa populer sebagai dzikir.

4) Apa makanan pembuka yang dianjurkan?

Ruthab (kurma basah), jika tidak ada tamr (kurma kering), jika tidak ada air—berdasarkan riwayat Abu Dawud dan lainnya.

5) Apakah perlu basmalah jika lupa di awal?

Ya; jika lupa, ucapkan: “Bismillāhi awwalahu wa ākhirahu” sebagaimana riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |