Ingin Masalah Berat Tuntas Tahun Ini? Ini Amalan Paling Manjur Menurut UAH

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Masalah hidup sering kali datang bertubi-tubi tanpa bisa diprediksi. Dari urusan pekerjaan, rumah tangga, kesehatan, hingga soal batin yang terasa berat. Tahun 2025 ini pun tidak luput dari ragam ujian yang menghampiri banyak orang.

Bagi sebagian orang, ikhtiar untuk menyelesaikan masalah dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari konsultasi psikologi, memperbanyak ibadah, hingga mencari motivasi dari tokoh-tokoh yang dipercaya membawa pencerahan.

Salah satu pesan menarik datang dari pendakwah muda yang sudah tidak asing di kalangan umat Islam, Ustadz Adi Hidayat (UAH). Dalam sebuah ceramahnya, UAH membongkar sebuah kunci sederhana untuk mengatasi masalah hidup.

Pesan ini disampaikan dalam satu sesi kajian yang penuh makna. UAH mengajak untuk kembali pada pondasi utama dalam hidup, yaitu hubungan dengan orang tua, khususnya ibu.

Ceramah ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @AdiHidayatOfficial, dikutip Minggu (13/04/2025), yang menghadirkan kajian seputar amal yang mampu menuntaskan masalah hidup dengan cara yang jarang disadari.

Dalam ceramahnya, UAH menyampaikan bahwa orang yang sedang dilanda masalah seharusnya tidak langsung mencari solusi yang rumit. Mulailah dari hal sederhana namun berdampak besar, datang kepada orangtua.

UAH mengatakan, bila orangtua masih hidup, salah satu amalan terbaik yang bisa dilakukan adalah membawakan sesuatu untuk menyenangkan mereka, terutama ibu. Minta doa dari ibu adalah salah satu jalan keluar yang luar biasa.

Simak Video Pilihan Ini:

Aksi Siswa SD di Banyumas Berkeliling Galang Dana Bantu Korban Gempa Lombok

Kunci Penyelesian Masalah di Sini

“Kalau sedang ada masalah, bikin makanan, datang pada orang tua. Minta doa. Itu sederhana, tapi sangat dalam,” ucap UAH dengan suara tenang namun menggugah kesadaran para pendengarnya.

UAH mengutip dari kitab Al-Adabul Mufrad karya Al-Imam Al-Bukhari. Dalam kitab tersebut dikisahkan tentang seseorang yang mengadu kepada Ibnu Abbas, karena merasa dosanya sangat banyak dan ingin bertobat.

Ibnu Abbas pun bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?” Orang itu menjawab, “masih hidup.” Maka Ibnu Abbas berkata, “Pulanglah dan berbaktilah pada ibumu, buat ibumu merasa senang.”

Kisah itu memperlihatkan betapa berbakti kepada ibu bukan hanya membawa keberkahan, tetapi juga menjadi sebab terangkatnya berbagai masalah dan dosa dalam hidup seseorang.

UAH menekankan, banyak orang mencari solusi dari sumber yang jauh, padahal sumber utama keberkahan sering kali berada di rumah, yakni doa dan ridha ibu.

Hal ini menunjukkan bahwa kunci menyelesaikan masalah tidak selalu berkaitan dengan kecerdasan atau koneksi sosial, melainkan dengan ketulusan dalam berbakti kepada orang tua.

Ketika seseorang memperbaiki hubungan dengan ibunya, keberkahan hidup pun perlahan mulai berdatangan. Rezeki terbuka, pikiran menjadi tenang, dan jalan keluar mulai tampak satu per satu.

Pulang, Minta Doa pada Sosok yang Doanya Mampu Menembus Langit

UAH juga menjelaskan bahwa dalam Al-Qur’an dan hadis, tidak ditemukan amalan yang lebih mulia dibandingkan berbakti kepada ibu. Sebab itu, ia mengajak semua umat Islam untuk lebih peka terhadap perintah ini.

Seharusnya tak sedikit yang merasa hidupnya berubah setelah mengikuti pesan ini. 

Dalam suasana kajian itu, UAH menyampaikan dengan gamblang bahwa rahasia kemudahan hidup ada di hadapan mata, hanya sering kali diabaikan karena dianggap terlalu sederhana.

Orang yang ingin hijrah, ingin tobat, atau ingin keluar dari himpitan hidup, jangan lupakan ibu. Sebuah pelukan, senyuman, atau bahkan hidangan kecil untuk menyenangkannya bisa menjadi sebab turunnya rahmat Allah.

Di tengah gempuran tantangan modern yang semakin kompleks, pesan UAH ini menjadi napas segar. Sebuah seruan agar kembali pada kunci-kunci langit yang telah lama diajarkan para ulama.

Ceramah ini juga mengajak setiap individu untuk mengevaluasi kembali relasi dengan orang tua, terutama dengan ibu, sebagai bekal menghadapi tahun 2025 yang penuh dinamika.

Berbakti kepada orang tua bukan hanya sebuah kewajiban, tapi juga investasi spiritual. Dampaknya bukan hanya untuk akhirat, tapi juga untuk urusan dunia yang sedang dijalani.

Pesan UAH ini menegaskan bahwa solusi terbaik sering kali datang dari cara-cara yang tidak mencolok. Justru dari hal-hal yang dekat, yang selama ini tidak disadari kekuatannya.

Bagi siapa pun yang sedang dirundung masalah, mungkin saatnya kembali pulang. Menyapa ibu dengan hati tulus, membawa makanan kesukaan, dan meminta doa yang mampu menembus langit.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |