Di Balik Hobi Gus Iqdam Mencari Janda dalam Setiap Pengajian, Ada Apa Gus?

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, Muhammad Iqdam Kholid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Iqdam, kerap mencuri perhatian dalam setiap pengajiannya. Salah satu kebiasaannya yang mencolok adalah ketika ia secara khusus selalu mencari janda di tengah-tengah jamaah perempuan.

Fenomena ini bukan sekali dua kali terjadi. Dari pengamatan Liputan6.com, kebiasaan ini terlihat dalam banyak video pengajian yang diunggah di berbagai platform digital. Gus Iqdam secara konsisten melakukan hal tersebut di berbagai daerah yang ia kunjungi.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kenapa dai muda asal Blitar ini begitu tertarik memanggil janda saat pengajian? Apakah ini sekadar strategi dakwah atau ada makna lebih dalam?

Dalam salah satu ceramahnya yang dilihat di kanal YouTube @putraasiachannel9658 ada momen ketika Gus Iqdam secara spontan memanggil seorang janda. Pengasuh Majelis Sabilu Taubah ini secara terbuka menjelaskan alasan di balik kebiasaannya tersebut.

Awalnya, ia tidak tahu bahwa perempuan yang ia beri kesempatan berbicara itu adalah seorang janda. Namun setelah mengetahui statusnya, Gus Iqdam justru menjadikannya sebagai pengantar penjelasan tentang niatnya selama ini.

"Saya itu demen setiap pengajian tiba-tiba panggil janda. Bukan karena saya tergila-gila dengan janda. Sampean jangan salah paham sama saya," ujarnya sambil tersenyum, dikutip Senin (14/04/2025).. 

Ia menegaskan, bukan ketertarikan pribadi terhadap status janda yang membuatnya melakukan itu. Melainkan karena alasan kemanusiaan yang sering kali tidak disadari banyak orang.

Simak Video Pilihan Ini:

Kabar 2 Pria Kebumen Nekat Naik Haji Bersepeda Ontel, Begini Akhirnya

Pilih Janda daripada Anak Yatim, Ini Alasannya

Menurut Gus Iqdam, janda memiliki beban hidup yang berat. Terlebih lagi jika mereka masih harus membesarkan anak-anak tanpa kehadiran suami yang menjadi tulang punggung keluarga.

Alasan lainnya, ia lebih memilih memanggil janda daripada anak yatim dalam pengajiannya. Pasalnya, menurutnya, menghadirkan anak yatim ke atas panggung bisa menyakiti perasaan mereka.

"Orang-orang itu bangga buat acara panggil anak yatim, dipanggil naik panggung, itu menyakitinya. Anak yatim ingat orang tuanya, sedih. Kita yang berdosa," ujar Gus Iqdam dalam kesempatan tersebut.

Dibanding membuat anak yatim menangis dan mengingat luka lama, ia lebih memilih mengajak sang ibu yang janda untuk naik ke atas panggung. Menurutnya, dampaknya justru lebih positif.

Selain menghindari trauma anak yatim, memanggil janda juga menjadi bentuk apresiasi dan kepedulian kepada sosok ibu yang kuat dan berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya.

Dalam banyak pengajiannya, Gus Iqdam juga sering terlihat memberikan bantuan kepada para janda. Bantuan tersebut biasanya berupa modal usaha agar mereka bisa mandiri secara ekonomi.

Nominal bantuan yang diberikan pun bervariasi, namun umumnya di atas Rp2 juta. Gus Iqdam menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing janda yang ia temui.

Tak jarang ia meneteskan air mata ketika mendengar kisah perjuangan para janda ini. Beberapa di antaranya harus bekerja siang malam demi menghidupi anak-anak yang masih kecil.

Fenomena Unik Cari Janda

Dalam tayangan YouTube kanal @rohmanakik, Gus Iqdam pernah bertemu seorang janda dengan dua anak. Anak pertamanya tengah kuliah, dan anak keduanya masih duduk di kelas 3 SD.

Suami dari perempuan tersebut telah meninggal dunia sekitar tujuh tahun lalu. Sehari-harinya, sang janda berjualan online untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Melihat kondisi tersebut, Gus Iqdam langsung memberikan bantuan berupa modal usaha sebesar Rp2 juta. Ia juga mendoakan almarhum suami dari perempuan itu agar mendapat tempat terbaik di sisi Allah.

Kisah-kisah seperti ini banyak tersebar di kanal-kanal YouTube, menunjukkan konsistensi Gus Iqdam dalam menaruh perhatian besar kepada kaum ibu yang ditinggal suaminya.

Pendekatan yang ia lakukan tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga menyentuh kebutuhan ekonomi dan psikologis para janda yang kadang terlupakan oleh masyarakat.

Ia tidak melihat janda sebagai objek dakwah yang pasif. Justru menurutnya, mereka adalah subjek kehidupan yang tangguh dan harus mendapat dukungan dari lingkungan sekitar.

Bagi Gus Iqdam, memuliakan janda adalah bentuk dakwah yang konkret. Ia meyakini bahwa keberkahan akan datang jika orang-orang yang terpinggirkan ikut diperhatikan.

Cara dakwahnya ini pun mendapat tempat di hati banyak jamaah. Tak sedikit dari mereka yang ikut tergerak memberikan bantuan setelah menyaksikan tindakan Gus Iqdam.

Kebiasaan "mencari janda" di pengajian bukan sekadar fenomena unik, tetapi juga bentuk pendekatan sosial yang penuh empati dan kasih sayang terhadap sesama.

Dengan gaya khasnya yang kocak namun menyentuh, Gus Iqdam menjadikan panggung pengajian sebagai ruang untuk memperjuangkan para ibu tangguh ini agar tidak merasa sendiri dalam hidupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |