Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mengalami situasi ini? Adzan Subuh berkumandang, tetapi Anda masih asyik menikmati sahur. Pertanyaan tentang bolehkah melanjutkan makan atau harus segera berhenti pun muncul. Artikel ini akan membahas tuntas hukum sahur dan apa yang harus dilakukan jika adzan Subuh tiba saat Anda masih makan atau bahkan sedang berjimak, berdasarkan berbagai pendapat ulama dan dalil yang ada.
Banyak perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum melanjutkan makan saat adzan Subuh berkumandang. Beberapa ulama membolehkan menyelesaikan makanan yang sudah ada di mulut, mengacu pada hadits yang menjelaskan keringanan dalam situasi tidak sengaja. Namun, pendapat lain menganjurkan untuk segera menghentikan makan sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu sholat. Artikel ini akan menguraikan kedua pendapat tersebut beserta dalilnya, sehingga Anda dapat memahami secara komprehensif.
Selain membahas hukum makan saat adzan Subuh, artikel ini juga akan membahas situasi lain yang mungkin terjadi, yaitu jika adzan Subuh tiba saat sedang berjimak. Bagaimana hukumnya? Apakah puasa batal? Penjelasan lengkap beserta dalilnya akan diuraikan untuk memberikan panduan yang jelas dan akurat bagi umat muslim.
Simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (5/3/2025).
Tradisi ronda dan membangunkan sahur masih berlangsung di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Sejak jam 3 dini hari anak-anak menabuh drum membangunkan warga untuk Sahur. Sayangnya banyak remaja yang tidak memakai masker dan menjaga jarak.
Batasan Waktu Sahur dalam Islam
Sahur merupakan sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim yang akan berpuasa. Rasulullah SAW bersabda:
تَسَحَّرُوْا، فَإِنَّ فِي السّحُوْرِ بَرَكَةٌ
Artinya: "Sahurlah kamu sekalian, karena di dalamnya terdapat berkah." (HR. Al-Bukhari). Sahur memiliki keutamaan tersendiri, di samping sebagai bekal energi untuk berpuasa seharian.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 187:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
Artinya: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam yaitu fajar." Ayat ini menunjukkan batasan waktu sahur adalah sebelum fajar terbit, yang ditandai dengan adzan Subuh.
Konsep 'benang putih' dan 'benang hitam' merujuk pada perbedaan warna langit saat fajar terbit. Saat fajar mulai tampak, maka waktu sahur telah berakhir. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui waktu imsak dan adzan Subuh yang akurat di daerah masing-masing.
Anjuran untuk menghentikan makan sahur sebelum adzan Subuh juga diperkuat oleh hadits yang menyebutkan Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit menyelesaikan sahur dan kemudian langsung sholat Subuh, dengan jeda waktu sekitar membaca 50 ayat Al-Quran.
Miskonsepsi tentang Makan saat Adzan Subuh
Terdapat miskonsepsi di masyarakat yang menyatakan diperbolehkan makan hingga adzan Subuh selesai. Miskonsepsi ini seringkali dikaitkan dengan hadits yang membolehkan menyelesaikan makanan yang sudah ada di tangan saat azan berkumandang. Namun, perlu dipahami bahwa hadits tersebut merujuk pada azan Bilal sebelum fajar terbit, bukan adzan Subuh.
Pada masa Nabi SAW, terdapat dua azan di waktu subuh: azan Bilal yang lebih awal dan azan Ibnu Ummi Maktum yang menandakan waktu sholat Subuh. Hadits yang membolehkan melanjutkan makan hanya berlaku untuk azan Bilal, bukan azan Ibnu Ummi Maktum yang menandakan fajar telah terbit.
Pendapat yang membolehkan makan hingga adzan Subuh selesai bertentangan dengan dalil Al-Quran dan hadits yang menjelaskan batasan waktu sahur sebelum fajar terbit. Oleh karena itu, pemahaman ini perlu diluruskan.
Beberapa ulama juga telah menjelaskan bahwa melanjutkan makan setelah adzan Subuh dikumandangkan dapat membatalkan puasa. Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dan mengikuti ketentuan syariat yang benar.
Hukum jika Masih Mengunyah Makanan saat Adzan Subuh
Jika adzan Subuh berkumandang dan Anda masih mengunyah makanan, beberapa pendapat ulama dapat dijadikan rujukan. Ada yang membolehkan menelan makanan yang sudah ada di mulut, lalu berhenti makan. Ini merupakan jalan tengah yang mempertimbangkan aspek tidak membuang makanan dan juga menghormati waktu sholat.
Namun, ada juga pendapat yang menganjurkan untuk mengeluarkan makanan dari mulut sebelum menelannya. Ini lebih berhati-hati dan memastikan tidak ada makanan yang masuk ke perut setelah waktu Subuh tiba. Perbedaan pendapat ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian dalam beribadah.
Kitab Fathul Mu'in dan I'anatut Thalibin menjelaskan bahwa jika makanan tertelan tanpa sengaja saat fajar terbit, puasa tetap sah. Namun, jika ditelan dengan sengaja, maka puasanya bisa batal.
Penting untuk membedakan antara menelan makanan yang sudah ada di mulut secara tidak sengaja dan menelan makanan dengan sengaja setelah adzan Subuh. Kehati-hatian dan niat yang baik sangat penting dalam beribadah.
Hukum jika Sedang Berjimak saat Waktu Subuh Tiba
Jika waktu Subuh tiba saat sedang berjimak, maka aktivitas tersebut harus segera dihentikan. Menghentikan aktivitas jimak saat fajar terbit merupakan kewajiban agar puasa tetap sah. Hal ini berdasarkan dalil dari kitab Fathul Mu'in dan I'anatut Thalibin.
Jika seseorang tetap melanjutkan aktivitas jimak setelah waktu Subuh tiba, maka puasanya batal dan wajib mengqadha serta membayar kaffarah. Oleh karena itu, penting untuk menghormati waktu sholat dan segera menghentikan aktivitas yang membatalkan puasa.
Kitab-kitab fiqih menjelaskan secara rinci tentang hukum berjimak saat waktu Subuh tiba. Penting untuk memahami dan mengamalkan ketentuan tersebut agar ibadah puasa kita tetap sah dan diterima Allah SWT.
Menghentikan aktivitas jimak saat fajar terbit merupakan bentuk penghormatan terhadap waktu sholat dan ibadah puasa. Kehati-hatian dan kepatuhan pada syariat sangat penting dalam menjalankan ibadah.
Praktik Terbaik dalam Sahur
Meskipun dianjurkan untuk mengakhirkan sahur, penting untuk memperhatikan waktu imsak dan adzan Subuh. Jangan sampai terlalu mepet dengan waktu Subuh, sehingga terburu-buru saat makan dan berpotensi membatalkan puasa.
Konsep imsak, yang berarti menahan diri dari makan dan minum, merupakan panduan praktis untuk menyelesaikan sahur sebelum waktu Subuh. Hadits tentang membaca 50 ayat sebelum sholat Subuh dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sahur.
Untuk menghindari situasi terburu-buru, rencanakan waktu sahur dengan baik dan pastikan mengetahui jadwal imsak dan adzan Subuh yang akurat di daerah Anda. Ketepatan waktu sangat penting dalam beribadah.
Dengan perencanaan yang matang, Anda dapat menikmati sahur dengan tenang dan khusyuk, tanpa terburu-buru dan tetap menghormati waktu sholat Subuh.
Kesimpulannya, tidak diperbolehkan melanjutkan makan sahur setelah adzan Subuh dikumandangkan. Meskipun ada perbedaan pendapat ulama mengenai menelan makanan yang sudah ada di mulut, lebih baik berhati-hati dan menghentikan makan saat adzan Subuh berkumandang. Jika sedang berjimak, aktivitas tersebut harus segera dihentikan. Penting untuk memahami batasan waktu sahur dan selalu mengutamakan kehati-hatian dalam beribadah.
Semoga penjelasan ini memberikan kejelasan dan panduan bagi Anda dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik. Selalu berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah serta rujukan dari ulama yang terpercaya.