Liputan6.com, Jakarta - Seorang muslimah yang mengikuti kajian Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya tentang ruqyah. Rukiah atau ruqyah adalah pengobatan islami dengan membaca zikir atau doa-doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Jemaah tersebut bertanya, apakah benar orang yang dirukiah dan pelaku rukiah tidak berhak masuk surga? Pertanyaan ini dia tanyakan karena butuh penjelasan lebih lanjut mengingat ada dalam salah satu artikel yang menyebutkan hadis tentang orang yang dirukiah tak akan masuk surga.
Menjawab pertanyaan jemaahnya, Buya Yahya mengatakan bahwa memang terdapat hadis sahih yang menyebutkan rukiah-rukiah tidak syariah, yaitu metode pengobatan yang menyisipkan perbuatan syirik alias meminta pertolongan kepada selain Allah SWT.
Akan tetapi, ada juga rukiah syariah, pengobatan dengan membaca ayat-ayat khusus dari Al-Qur’an yang memang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
“Rukiah itu adalah pengobatan. di antaranya dengan membaca doa-doa, terdapat dalam riwayat hadis Imam Bukhari atau Muslim, meriwayatkan ruqyah syariah. ruqyah syariah, Anda datang dengan membaca ayat-ayat syifa, ayat-ayat Al-Qur’an termasuk surah Al-Fatihah,” kata Buya Yahya seperti dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Ahad (10/11/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jenazah Ibu dan Anak Korban Longsor Ditemukan Berpelukan
Riwayat Sahabat yang Menyembuhkan Ketua Kabilah dengan Ayat Al-Qur’an
Buya Yahya kemudian menukil salah satu riwayat tentang sahabat nabi yang menyembuhkan ketua kabilah sakit berkat bacaan Al-Qur’an. Berikut riwayatnya yang dituturkan Buya Yahya.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersama beberapa sahabat nabi hendak masuk suatu kampung tapi tidak diperkenankan. Di sisi lain, ketua kabilah kampung tersebut sedang sakit dan mencari obat ke sana ke mari tidak ketemu.
Kemudian orang dalam kampung tersebut berinisiatif menemui salah satu sahabat nabi yang hendak masuk ke wilayah kabilahnya. Orang kabilah tersebut berharap sahabat nabi itu dapat memberi obat untuk menyembuhkan ketua kabilahnya.
“Oh saya punya obat,” kata salah satu sahabat ketika ditanya orang dalam kabilah.
Setelah diobati, atas izin Allah SWT, ketua kabilah itu sembuh. Alhasil, para sahabat pun diundang oleh ketua kabilah dan disiapkan makanan.
Sahabat nabi yang lain kebingungan karena mendapat izin masuk ke kampung tersebut, malah disiapkan hidangan istimewa, padahal awalnya tidak boleh masuk. Salah satu sahabat bertanya kepada sahabat yang membantu menyembuhkan sakit ketua kabilah.
“Apa yang kamu lakukan?” katanya,
“Mereka minta obat, lalu saya obati. Aku baca bismillahirrahmanirrahim sampai selesai baca Al-Fatihah,” jawabnya.
Sahabat yang lainnya berkonsultasi kepada Rasulullah SAW. Mereka khawatir apa yang dilakukan sahabat tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Itu adalah rukiah,” jawab Rasulullah SAW.
Ciri-Ciri Rukiah Syariah
Dalam kesempatan yang sama, Buya Yahya juga menyinggung soal ciri-ciri rukiah syariah dan tidak. Buya Yahya menyebut rukiah yang tidak syariah biasanya sering terjadi aneh-aneh yang dibuat-buat.
“Memang ada rukiah tidak syariah. Aadalah dengan doa komat-kamitnya, dukun yang gak jelas. Mungkin yang disanjung adalah dewa-dewi dan seterusnya (bukan Allah SWT),” kata Buya Yahya.
Akan tetapi, rukiah yang sesuai syariah tidak seperti itu. Rukiah syariah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Ciri lainnya adalah tidak aneh-aneh.
“Di antaranya membaca Al-Fatihah, ayat-ayat Al-Qur’an. Ada ayat-ayat rukiah yang dibaca Nabi SAW. Itu dibaca untuk kesembuhan. Maka dengan begitu, ini rukiah syariah,” jelasnya.
Buya Yahya menyimpulkan, betul ada hadis sahih menyebutkan rukiah yang tidak diperkenankan oleh Nabi SAW, yaitu rukiah orang jahiliah yang menyebut nama-nama selain Allah SWT. Itu adalah masuk jenis kesyirikan, dan orang yang berbuat syirik tak akan masuk surga.
Wallahu a’lam.