Sholat Tanpa Ilmu, Hati-Hati.. Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Dampaknya

15 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat kerap kali menjalankan ibadah secara turun-temurun tanpa pemahaman yang utuh terhadap makna dan tata caranya alias beribadah tanpa ilmu. Kebiasaan ini membawa dampak pada lemahnya kualitas ibadah serta ketidaktahuan akan kedalaman ajaran Islam yang sesungguhnya.

Di tengah kondisi tersebut, pendakwah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan pengingat tajam tentang pentingnya ilmu dalam menjalani kehidupan, terlebih dalam perkara ibadah. Ia menekankan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk belajar agar tidak terus-menerus berada dalam kondisi tidak tahu.

Pesan itu disampaikan dalam sebuah ceramah yang menyoroti pentingnya transformasi diri melalui ilmu. Menurutnya, setiap Muslim harus aktif mengubah ketidaktahuan menjadi pemahaman demi kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

“Jadilah orang berilmu. Maksudnya apa? Anda kalau belum tahu sesuatu, cepat belajar supaya tahu. Ubah diri kita,” ujarnya tegas, dikutip dari sebuah tayangan video di kanal YouTube @HamzaH-23-mei, Minggu (06/07/2025). 

Dalam video itu, ia mengajak umat Islam untuk serius dalam mencari ilmu, terutama ilmu agama. Pertanyaan-pertanyaan reflektif ia lontarkan kepada para pendengar. Salah satunya yakni sholat tanpa ilmu.

"Mau sampai kapan jadi orang jahil? Mau sampai kapan sholat enggak tahu ilmunya?" Kalimat ini ia ulang berkali-kali sebagai bentuk dorongan agar umat sadar pentingnya ilmu dalam kehidupan beragama.

Simak Video Pilihan Ini:

Detik-Detik Evakuasi Jenazah Bocah Tenggelam di Pantai Bedahan Cilacap

Mau Sampai Kapan Jadi Orang Jahil?

Menurut UAH, tidak cukup hanya bisa melafalkan doa-doa dalam sholat. Lebih penting lagi adalah memahami arti dan maknanya agar ibadah menjadi lebih khusyuk dan menyentuh hati.

Ia juga mencontohkan bagaimana banyak umat Islam membaca Al-Qur’an, namun belum memahami maknanya. Padahal Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, melainkan petunjuk hidup yang harus dimengerti dan diamalkan.

Hal serupa juga terjadi dalam ibadah haji dan umrah. Banyak orang menjalankannya tanpa memahami makna dari setiap rukun dan gerakannya. “Mau sampai kapan Anda umrah enggak ngerti tawafnya? Mau sampai kapan haji enggak ngerti wukufnya?” tanyanya.

Menurut UAH, kondisi seperti itu bisa diubah jika umat memiliki semangat untuk mencari ilmu. Ilmu akan memandu seseorang memahami makna ibadah, sekaligus menjaga kualitas keimanan.

Ia mengutip sabda Nabi Muhammad yang mengisyaratkan agar umat Islam menjadi orang berilmu. Kalimat singkat dari Nabi itu, menurutnya, menjadi dasar kuat betapa pentingnya ilmu dalam Islam.

Ilmu adalah Cahaya

UAH menegaskan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan ritual, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai di balik setiap ajaran. Maka, mencari ilmu menjadi pintu untuk menjalani Islam secara utuh.

Ia juga menyampaikan bahwa ilmu adalah cahaya yang akan menerangi kehidupan seseorang. Tanpa ilmu, seseorang akan mudah terjerumus dalam kebodohan dan kesalahan dalam beragama.

Selain itu, ilmu juga memandu seseorang dalam membedakan antara yang benar dan yang salah, antara yang sah dan yang batil. Dalam konteks ibadah, ilmu menjaga kesempurnaan pelaksanaannya.

UAH mengajak umat Islam untuk tidak malu memulai belajar, meskipun dari hal-hal dasar. Menurutnya, perubahan besar dimulai dari keberanian untuk belajar sedikit demi sedikit.

Ia menyarankan agar setiap Muslim memperbaiki diri mulai dari sekarang. Tidak menunggu tua, tidak menunggu waktu luang, karena menuntut ilmu adalah tugas sepanjang hayat.

Ceramahnya diakhiri dengan dorongan kuat agar umat Islam bangkit dari ketidaktahuan dan menjadi generasi yang melek ilmu, kuat dalam ibadah, dan kokoh dalam akidah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |