Liputan6.com, Jakarta - Surat At-Talaq ayat 2-3 membahas tentang ketakwaan kepada Allah SWT serta janji-Nya untuk memberikan jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak terduga.
Ayat ini juga dikenal luas sebagai "ayat 1000 dinar" karena diyakini memiliki manfaat besar dalam memudahkan seseorang mencari rezeki.
Pemahaman mendalam terhadap surat At-Talaq ayat 2-3 dapat memberikan ketenangan jiwa dan motivasi dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Menurut Taufiq dalam bukunya Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmur, penamaan "ayat 1000 dinar" ini merujuk pada manfaatnya yang dapat memudahkan seseorang dalam mencari rezeki.
Surat At-Talaq ayat 2-3 sendiri terletak dalam juz 28 Al-Qur'an dan merupakan bagian dari surah ke-65 yang terdiri dari 12 ayat.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (14/08/2025).
Surat At-Talaq Ayat 2-3: Arab, Latin, dan Artinya
Surat At-Talaq ayat 2 dan 3 adalah bagian dari Al-Qur'an yang mengandung pesan mendalam mengenai takwa, tawakal, dan rezeki. Pemahaman lafal dan artinya sangat penting untuk meresapi maknanya.
Berikut adalah lafal lengkap Surat At-Talaq Ayat 2:
"فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ"
Bacaan latin: Fa iżā balagna ajalahunna fa amsikūhunna bima'rūfin au fāriqūhunna bima'rūfiw wa asyhidū żawai 'adlim minkum wa aqīmusy-syahādata lillāh(i), żālikum yū'aẓu bihī man kāna yu'minu billāhi wal-yaumil-ākhir(i), wa may yattaqillāha yaj'al lahū makhrajā(n).
Artinya: "Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, rujuklah dengan mereka secara baik atau lepaskanlah mereka secara baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil dari kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Yang demikian itu dinasihatkan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." (Sumber: quran.kemenag.go.id)
Lafal Surat At-Talaq Ayat 3:
"وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا"
Bacaan latin: Wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u), wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū), innallāha bāligu amrih(ī), qad ja'alallāhu likulli syai'in qadrā(n).
Artinya: "dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu." (Sumber: quran.kemenag.go.id)
Penggalan ayat yang dikenal sebagai "ayat 1000 dinar" adalah bagian akhir surat At-Talaq ayat 2 dan seluruh ayat 3.
Bacaan latinnya: wa may yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajā wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā.
Artinya: "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."
Tafsir Surat At-Talaq Ayat 2-3
Tafsir surat At-Talaq ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa orang yang bertakwa kepada Allah SWT dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya akan mendapatkan rezeki dari arah yang tidak terduga.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar dkk, ini berarti rezeki datang dari arah yang tidak terlintas dalam benak.
Mengenai surat At-Talaq ayat 3, Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa banyak beristighfar (memohon ampunan), maka Allah akan menjadikan baginya setiap kesusahan menjadi kemudahan, setiap kesempitan menjadi kelapangan, dan akan Dia karuniai rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa saja yang menjaga Allah SWT, yaitu dengan memegang tauhid dan mengamalkan syariat Islam, maka Allah SWT akan menjaga mereka.
Oleh karena itu, orang-orang yang beriman hendaknya selalu meminta pertolongan dan memohon hanya kepada Allah SWT. Ibnu Katsir berpesan untuk selalu percaya kepada Allah SWT yang mengatur rezeki, karena Dia-lah yang menerapkan seluruh ketetapan dan hukum-Nya sesuai kehendak-Nya.
Menurut Ibnu Abbas, Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dari setiap kesusahan di dunia maupun di akhirat.Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa barang siapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak terlintas dalam benaknya.
Melansir dari digilib.uinsby.ac.id, Abdullah bin Mas’ud pernah berkata bahwa ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar dan rezeki adalah ayat 2-3 pada surat At-Talaq.
Imam al-Qusairi dalam tafsirnya mengatakan bahwa barang siapa yang bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, maka Allah akan mengeluarkannya dari permasalahan dan urusannya, seperti sehelai rambut yang diambil dari adonan roti, tanpa sedikitpun permasalahan yang tersisa.
Sufyan bin ‘Uyainah menambahkan bahwa seseorang tidak akan mencapai takwa sejati selama belum mampu membuat batasan yang jelas antara dirinya dan yang haram, serta sampai meninggalkan dosa, ataupun yang samar-samar terlihat seperti dosa.
Makna Rezeki pada QS. Ath-Thalaq Ayat 2-3
Rezeki dalam Islam diartikan sebagai segala hal yang memberikan manfaat kepada makhluk ciptaan Allah. Kata "rezeki" disebutkan sebanyak 123 kali dalam Al-Qur'an dengan berbagai bentuk dan makna yang berbeda. Rezeki tidak hanya terbatas pada materi, tetapi juga mencakup kepuasan hati, kesehatan, dan ketenangan jiwa.
Masih melansir dari digilib.uinsby.ac.id, Hamka dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan harta benda.
Krisis dalam rumah tangga, seperti perceraian atau kesusahan, dapat terjadi meskipun seseorang memiliki harta. Ini menunjukkan bahwa terhindar dari musibah dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik juga merupakan bentuk rezeki. Quraish Shihab juga menegaskan bahwa rezeki tidak selalu bersifat material, melainkan juga spiritual.
Beliau memberikan contoh perbandingan antara seseorang yang berpenghasilan besar namun keluarganya sering sakit-sakitan, dengan seseorang yang berpenghasilan lebih kecil namun sehat dan hatinya tenang. Ketenangan hati atau thuma'ninah ini adalah rezeki yang sesungguhnya dan tidak akan pernah habis.
Korelasi Takwa dan Rezeki dalam QS. Ath-Thalaq Ayat 2-3
Korelasi antara takwa dan rezeki dalam QS. At-Talaq ayat 2-3 sangatlah erat. Ayat ini menjanjikan jalan keluar dan rezeki tak terduga bagi mereka yang bertakwa. Melansir dari Jakarta Islamic Centre, takwa di sini berarti melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Menurut Hamka dalam digilib.uinsby.ac.id, takwa dapat mendatangkan rasa thuma'ninah (ketenangan jiwa). Orang yang bertakwa akan bersabar saat mendapat cobaan dan bersyukur saat mendapat nikmat, serta bertawakal sepenuhnya kepada Allah, yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakannya. Keyakinan ini membuka pintu rezeki yang mungkin tertutup bagi orang lain.
Sementara itu, Quraish Shihab menambahkan bahwa rezeki yang diberikan Allah kepada orang bertakwa bisa berupa sebab-sebab perolehan rezeki, baik di dunia maupun di akhirat, dari arah yang tidak terduga. Ini berarti bahwa ketakwaan tidak selalu menjamin kekayaan materi, tetapi menjamin kecukupan dan ketenangan hidup.
Implementasi Penafsiran QS. Ath-Thalaq Ayat 2-3 dalam Konteks Sekarang
Memahami QS. At-Talaq ayat 2-3 secara komprehensif sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapannya. Banyak orang yang mengamalkan ayat ini hanya dengan harapan mendapatkan kekayaan materi, padahal rezeki memiliki makna yang lebih luas.
Implementasi penafsiran ayat ini dalam konteks sekarang adalah dengan menyadari bahwa rezeki tidak hanya berupa harta, tetapi juga kesehatan, ketenangan jiwa, dan solusi dari permasalahan hidup, dilansir dari digilib.uinsby.ac.id.
Ketika seseorang menghadapi kesulitan finansial, Allah bisa memberikan rezeki dalam bentuk lain, seperti kesehatan jasmani atau keturunan yang saleh.
Sikap bersyukur saat senang dan bersabar saat susah adalah kunci untuk mendapatkan thuma'ninah dan merasakan kecukupan. Selain itu, menghindari perbuatan dosa dan berlaku curang juga penting, karena rezeki bisa seret akibat tingkah laku yang tidak baik.
Seringnya manusia tidak menganggap bahwa musibah itu rezeki, padahal musibah merupakan ujian bagi manusia yang bisa jadi jalan rezeki atau sebab-sebab datangnya rezeki.
Daftar Sumber
Berikut adalah daftar sumber yang digunakan dalam penyusunan artikel ini:
- ADE AHMAD BAIHAQI. "MAKNA REZEKI PADA QS. ATH-THALAQ AYAT 2-3 (STUDI KOMPARASI MENURUT BUYA HAMKA DAN QURAISH SHIHAB)". Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2022. (digilib.uinsby.ac.id)
- jakarta-islamic-centre.id
- quran.kemenag.go.id
- Taufiq dalam bukunya Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmur.
- Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar dkk.
FAQ
1. Apa isi pokok Surat At-Talaq ayat 2-3?
Menekankan takwa, tawakal, dan janji Allah memberi jalan keluar serta rezeki tak terduga.
2. Mengapa ayat ini disebut “ayat 1000 dinar”?
Karena diyakini membawa manfaat besar dalam memudahkan rezeki.
Segala pemberian Allah yang bermanfaat, baik materi maupun non-materi seperti kesehatan dan ketenangan jiwa.
4. Bagaimana hubungan takwa dan rezeki dalam ayat ini?
Takwa membuka pintu rezeki dan solusi dari arah yang tidak disangka.
5. Apakah rezeki selalu berupa uang atau harta?
Tidak, bisa berupa kesehatan, kebahagiaan, kelapangan hati, atau keselamatan.
6. Bagaimana cara mengamalkan ayat ini?
Dengan bertakwa, bertawakal, bersyukur, dan menjauhi larangan Allah.
7. Apa pesan utama tafsir para ulama tentang ayat ini?
Orang yang menjaga takwa akan selalu mendapat pertolongan dan kecukupan dari Allah.