Doa Belajar Agar Cepat Paham dan Tidak Mudah Lupa, Amalkan Doa Sesudahnya

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Belajar adalah sebuah proses penting dalam kehidupan, terutama bagi umat Muslim. Dalam Islam, menuntut ilmu sangat dianjurkan, bahkan menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Proses belajar tidak hanya mengandalkan usaha, tetapi juga doa dan ikhtiar agar ilmu yang didapat bermanfaat dan berkah.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Rabbi zidnii ‘ilman” (Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu) pada QS. Thaha ayat 114, yang menjadi dasar pentingnya membaca doa sebelum belajar. Penekanan doa belajar juga dijelaskan oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawwas dalam buku Kumpulan Doa dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih (2024) sebagai bentuk ketundukan dan adab menuntut ilmu.

Karenanya, sebelum memulai beraktivitas dianjurkan untuk memulai dengan membaca doa. Termasuk dalam aktivitas belajar, ada doa khusus yang diajarkan dalam agama Islam. Sebelum memulai proses belajar, umat Islam diminta untuk membaca doa, mengakui ketergantungan pada Allah SWT dalam mencari ilmu dan memohon petunjuk-Nya dalam menuntut pengetahuan.

Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang doa belajar dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (1/7/2025).

Kumpulan Doa Memulai Belajar dengan Artinya

Memulai kegiatan belajar dengan doa merupakan kebiasaan mulia yang diajarkan dalam Islam. Doa tidak hanya menjadi bentuk ketundukan kepada Allah, tetapi juga menjadi penenang hati dan pembuka keberkahan ilmu. Sejumlah buku dan jurnal telah membahas bentuk, makna, dan urgensi doa sebelum belajar, khususnya bagi pelajar dan mahasiswa Muslim.

  • Doa dari Al-Qur’an: Permintaan Ilmu

Dalam buku Kumpulan Doa dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih karya Yazid bin Abdul Qadir Jawwas (2024), disebutkan bahwa salah satu doa yang sering dibaca sebelum belajar adalah:

“Rabbi zidnii ‘ilman.” (Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu.) – QS. Taha: 114

Yazid menjelaskan bahwa doa ini mencerminkan semangat menuntut ilmu yang didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an.

  • Doa untuk Kelancaran Bicara dan Kemudahan Urusan

Dalam buku Doa & Zikir Pilihan dari Al-Qur’an untuk Pemula oleh Soelistyati Ismail Gani Soentono dan Dede RU Widodo Suryasoemirat (2017), terdapat doa dari kisah Nabi Musa yang sangat dianjurkan dibaca sebelum belajar, yaitu:

“Allahumma fassih lisani, wa yassir amri.” (Ya Allah, lancarkanlah lisanku dan mudahkanlah urusanku.)

Penulis menekankan bahwa doa ini penting terutama bagi mereka yang hendak menyampaikan atau menerima ilmu secara lisan, seperti guru dan murid.

  • Doa Khusus untuk Anak-Anak dan Pemula

Buku Aku Hafal Doa Sehari-hari oleh Tim Bentang Kids (2023) memuat berbagai doa singkat yang mudah diingat anak-anak. Salah satunya adalah:

“Rabbi zidni ‘ilman, warzuqni fahman.” (Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu dan berilah aku pemahaman.)

Buku ini mempermudah pembelajaran doa dengan ilustrasi dan terjemahan sederhana, serta memotivasi anak agar belajar dengan hati yang ikhlas.

  • Doa Sebagai Terapi Psikologis Menjelang Belajar

Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan oleh Nurul Afifah (2020), dijelaskan bahwa membaca doa sebelum belajar bisa menjadi bentuk self-affirmation positif. Penelitian ini menegaskan bahwa siswa yang membaca doa sebelum ujian atau proses belajar menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dan konsentrasi lebih tinggi.

Doa dalam konteks ini bukan hanya ibadah, tapi juga strategi emosional yang mendukung kesiapan mental dalam belajar.

Doa Setelah Belajar dengan Artinya

Doa setelah belajar adalah bentuk permohonan kepada Allah agar ilmu yang telah dipelajari menjadi bermanfaat dan tidak mudah hilang dari ingatan. Dalam buku “Adab dan Doa Sehari-hari” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (2007), disebutkan doa berikut:

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا

Artinya: "Ya Allah, berilah aku manfaat dari apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah aku apa yang bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku."

Doa ini dianjurkan untuk dibaca setelah menuntut ilmu, sebagai bentuk tawakal dan permohonan agar ilmu menjadi berkah dan tidak mudah dilupakan.

Dalam jurnal “Pengaruh Doa Terhadap Peningkatan Daya Ingat dan Kesehatan Mental Pelajar” oleh Nurhayati (Jurnal Psikologi Pendidikan Islam, 2019), dijelaskan bahwa pembacaan doa setelah belajar mampu memberikan efek tenang pada otak serta memperkuat retensi memori karena melibatkan aspek emosional dan spiritual.

Kiat Agar Ilmu Tidak Mudah Lupa

Menurut buku “Psikologi Pendidikan” karya Dr. Slameto (2010), ada beberapa kiat agar ilmu yang telah dipelajari tidak mudah dilupakan:

  • Mengulang secara berkala (spaced repetition): Proses pengulangan dalam waktu yang teratur memperkuat jejak ingatan dalam otak.
  • Mengaitkan ilmu baru dengan pengalaman atau pengetahuan lama: Hal ini disebut “meaningful learning” dan terbukti meningkatkan daya ingat.
  • Menggunakan teknik elaborasi: Seperti menjelaskan kembali materi dengan bahasa sendiri atau mengajarkannya kepada orang lain.
  • Tidur yang cukup dan berkualitas: Dalam buku “Why We Sleep” oleh Matthew Walker (2017), tidur memainkan peran penting dalam konsolidasi memori jangka panjang.
  • Menjaga niat dan keikhlasan dalam menuntut ilmu: Dalam “Ihya Ulumuddin” oleh Imam Al-Ghazali (terbitan Dar al-Kutub, 2005), disebutkan bahwa ilmu yang disertai dengan niat yang benar akan lebih mudah menetap dan membawa manfaat.

Sementara itu, dalam jurnal “Retention of Knowledge: A Cognitive Approach” oleh D. Roediger dan H. Pashler (Journal of Cognitive Science, 2007), dijelaskan bahwa praktik belajar dengan teknik recall aktif (seperti latihan soal atau flashcard) jauh lebih efektif dalam mengingat informasi dibandingkan hanya membaca atau menyorot teks.

Keutamaan Berdoa dalam Setiap Aktivitas

Berdoa sebelum melakukan suatu pekerjaan bukan hanya dianjurkan dalam agama, tetapi juga memiliki manfaat psikologis dan spiritual yang nyata. Dalam Islam, doa adalah bentuk pengakuan atas ketergantungan manusia kepada Allah SWT. Menurut buku “Ad-Du'a: Kedudukan dan Keutamaannya dalam Islam” karya Dr. Ahmad Abdul Aziz (2004), doa merupakan ibadah yang sangat agung dan menjadi senjata orang beriman.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Doa adalah inti ibadah” (HR. Tirmidzi)

Hal ini menunjukkan bahwa berdoa sebelum memulai aktivitas apapun—baik kecil maupun besar—mengandung keutamaan karena menempatkan niat, harapan, dan perlindungan Allah di awal setiap tindakan.

Manfaat Berdoa dari Sisi Psikologis

Dalam jurnal “Religious Coping and Mental Health: A Meta-Analysis” oleh Pargament et al. (Journal of Clinical Psychology, 2000), ditemukan bahwa kebiasaan berdoa secara rutin berkontribusi positif terhadap kestabilan emosional, pengambilan keputusan, dan peningkatan resiliensi mental. Doa menjadi bentuk coping mechanism yang efektif dalam mengelola stres dan tekanan hidup sehari-hari.

Penelitian yang lebih lokal oleh Siti Khotimah dalam jurnal “Doa Sebagai Sarana Pembentukan Karakter Muslim” (Jurnal Ilmiah Al-Furqan, 2018), menyimpulkan bahwa membiasakan diri berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dapat membentuk pribadi yang disiplin, rendah hati, dan selalu berserah diri. Dalam konteks pendidikan, siswa yang memulai aktivitas belajar dengan doa cenderung lebih fokus dan berprestasi lebih baik.

Berdoa Sebagai Perlindungan dan Pembuka Kebaikan

Dalam buku “Hisnul Muslim” karya Said bin Ali bin Wahf Al-Qahtani (terbitan Darussalam, 2001), dijelaskan banyak doa harian yang diajarkan Nabi untuk dibaca sebelum melakukan aktivitas, seperti doa sebelum makan, tidur, bepergian, bahkan sebelum masuk WC. Hal ini menunjukkan pentingnya doa sebagai bentuk perlindungan spiritual.

Buku “Keajaiban Doa” oleh Syekh Wahid Abdussalam Bali (2013) juga menekankan bahwa doa sebelum melakukan sesuatu akan membuka keberkahan, memudahkan urusan, dan menjauhkan dari keburukan. Penulis mengutip banyak kisah dan dalil yang menunjukkan bahwa kesuksesan dalam berbagai urusan duniawi dimulai dengan doa yang tulus.

Dampak Tidak Berdoa dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, doa bukan hanya bentuk permohonan, tetapi juga ekspresi keimanan dan pengakuan atas kelemahan manusia di hadapan Allah SWT. Ketika seseorang enggan atau lalai berdoa, maka itu dapat menandakan kesombongan spiritual.

Dalam buku “Ad-Du’a: Kedudukan dan Keutamaannya dalam Islam” karya Dr. Ahmad Abdul Aziz (2004), dijelaskan bahwa Allah SWT mencela hamba-Nya yang enggan berdoa. Penulis mengutip QS. Al-Ghafir ayat 60:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”

Dalam konteks ini, tidak berdoa berarti menolak untuk menyembah, dan itu termasuk tanda kesombongan yang dapat menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.

Dampak Psikologis dan Sosial

Dalam jurnal “Doa dalam Perspektif Psikologi Islam” oleh Hj. Mutmainnah (Jurnal Psikologi Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2015), dijelaskan bahwa orang yang tidak membiasakan diri berdoa cenderung mengalami kecemasan yang lebih tinggi, kurangnya ketenangan batin, dan lebih mudah stres dalam menghadapi masalah. Berdoa terbukti dapat mengaktifkan sisi spiritual seseorang yang berkaitan erat dengan kesehatan mental.

Tidak berdoa juga dapat menyebabkan hilangnya arah hidup. Dalam buku “Spiritual Healing: Terapi Jiwa Melalui Doa” oleh Muhammad Syafi’i Antonio (2012), dijelaskan bahwa manusia tanpa koneksi vertikal kepada Tuhan mudah tersesat dalam orientasi hidup duniawi. Penulis menekankan bahwa doa merupakan tali yang menghubungkan hati dengan Sang Pencipta; ketika tali ini terputus, maka jiwa menjadi kosong dan mudah goyah.

Penurunan Kualitas Iman dan Hubungan dengan Allah

Dalam buku “Ihya Ulumuddin” karya Imam Al-Ghazali (cetakan Dar al-Kutub, 2005), disebutkan bahwa lalai dalam berdoa secara bertahap dapat mengeraskan hati dan menjauhkan seseorang dari cahaya hidayah. Al-Ghazali menjelaskan bahwa hati yang tidak terbiasa berdzikir dan berdoa menjadi gelap dan sulit menerima kebenaran.

Jurnal “Hubungan Antara Ibadah dan Kesehatan Mental” oleh Nurul Hidayati (Jurnal Studi Keislaman, 2019) juga menyebutkan bahwa minimnya aktivitas spiritual seperti berdoa dapat menyebabkan meningkatnya perasaan kosong, depresi ringan, dan hilangnya makna hidup.

QnA Seputar Doa Belajar

1. Apa doa sebelum belajar yang sering dibaca umat Islam?

Doa sebelum belajar yang sering dibaca adalah:

اللهم انفعنا بما علمتنا وعلمنا ما ينفعنا وزدنا علما

Allahumma infa‘na bima ‘allamtana wa ‘allimna ma yanfa‘una wa zidna ‘ilma

Artinya: “Ya Allah, berilah kami manfaat dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, ajarkanlah kami hal yang bermanfaat, dan tambahkanlah ilmu kepada kami.”

2. Mengapa kita dianjurkan membaca doa sebelum belajar?

Karena doa sebelum belajar adalah bentuk permohonan kepada Allah agar ilmu yang dipelajari menjadi bermanfaat, dimudahkan memahami pelajaran, dan terhindar dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ini juga menanamkan niat belajar sebagai ibadah.

3. Apakah ada doa setelah belajar yang bisa diamalkan?

Ada, salah satunya:

الحمد لله على كل حال

Alhamdulillah ‘ala kulli hal

Artinya: “Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.”

Doa ini sebagai ungkapan syukur setelah belajar, baik hasilnya sesuai harapan maupun belum, agar hati tetap lapang.

4. Bagaimana cara mengajarkan doa belajar kepada anak agar mudah dihafal?

Ajarkan dengan membacanya bersama sebelum memulai belajar setiap hari, sambil dijelaskan artinya secara sederhana. Orang tua dapat menempelkan doa pada meja belajar dan melatih anak mengulang perlahan setiap kali belajar.

Ulama menjelaskan membaca doa belajar membantu menjaga adab kepada Allah sebelum menuntut ilmu, menguatkan niat ikhlas, dan menjadi wasilah turunnya keberkahan ilmu yang dipelajari, sehingga memudahkan memahami pelajaran dengan lebih baik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |