Liputan6.com, Jakarta - Surah Al-Kafirun adalah surat pendek yang menjadi pedoman penting dalam berinteraksi dengan perbedaan keyakinan. Surah ini menegaskan prinsip kebebasan beragama dan menolak segala bentuk penyembahan berhala.
Kandungan ayatnya memberikan batasan jelas antara ajaran Islam yang berlandaskan tauhid dan ajaran lain. Surah Al-Kafirun menjadi penegasan akan pentingnya menjaga keimanan dan keyakinan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Melansir dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, suatu ketika, sebagian kafir Quraisy meminta agar Nabi shallallahu alaihi wasallam menyembah berhala-berhala mereka satu tahun dan mereka akan menyembah tuhan Nabi satu tahun. Maka Allah taala menurunkan surat al Kafirun.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (1/7/2025).
Highlight Ramadan hari ini datang dengan informasi seputar pelatihan baca Al-Qur'an dari dalam rumah tahanan Padang hingga kisah seorang migram muslim di Bosnia.
Surah Al-Kafirun Ayat 1-6: Teks Arab, Latin, dan Terjemahan
Surat Al-Kafirun merupakan surat ke-109 dalam Al-Qur'an. Terdiri dari 6 ayat, surat Al-Kafirun diturunkan di kota Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
Melansir dari Al-Qur’an Online Kementrian Agama Republik Indonesia atau Kemenag RI, Surat Al Kafirun memiliki arti "orang-orang kafir". Orang-orang kafir yang dimaksud di dalam bacaan surat ini adalah yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Keutamaan dari Al-Kafirun adalah surat yang sering dibaca Nabi ketika melaksanakan sholat dua rakaat setelah tawaf. Surat Al Kafirun ini kerap dibaca dengan surat Al Ikhlas. Kedua surat tersebut juga dibaca oleh Nabi ketika melaksanakan sholat sunnah fajar.
Berikut ini adalah bacaan surat Al Kafirun disertai arti:
Surat Al Kafirun
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yā ayyuhal-kāfirụn
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!”
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
Lā a'budu mā ta'budụn
Artinya: “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Artinya: "Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah."
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum
Artinya: "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah."
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Artinya: "Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Lakum dīnukum wa liya dīn
Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Tafsir Nama Surah Al-Kafirun
Nama Surah Al-Kafirun diambil dari ayat pertama yang berbunyi “Qul ya ayyuhal kafirun” yang berarti “Katakanlah: Wahai orang-orang kafir”. Penamaan ini secara langsung merujuk pada golongan orang-orang kafir yang menjadi objek utama seruan dalam surat ini. Surah Al-Kafirun ini menjelaskan tentang sikap tegas kaum muslimin terhadap orang-orang kafir.
Surah ini diturunkan sebagai jawaban atas tawaran kaum kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW untuk saling bertukar menyembah tuhan selama satu tahun. Allah SWT kemudian menurunkan Surah Al-Kafirun sebagai penolakan tegas terhadap tawaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kompromi dalam hal akidah dan keyakinan.
Dikutip buku Intoleransi dalam buku pendidikan Islam? oleh Didin Syafruddin dan Hamid Nasuhi, surat Al Kafirun mengisahkan tentang Nabi Muhammad SAW yang tidak mau mengikuti tata cara ibadah kaum Kafir Quraisy di zamannya. Meski begitu, Nabi Muhammad SAW tidak menghina ajaran yang dianut kaum kafir Quraisy itu. Dan mempersilakan kaum Kafir Quraisy untuk beribadah sesuai caranya.
Pada masa itu, kaum kafir Quraisy selalu mencari cara menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam. Mereka bahkan pernah mengajak Nabi Muhammad untuk berkompromi.
Caranya, kaum kafir Quraisy menawarkan apabila Nabi Muhammad SAW mengikuti ajarannya, mereka pun juga akan menyembah Tuhan sebagaimana konsep yang diajarkan dalam Islam. Setelah mendapatkan ajakan tersebut, Nabi Muhammad SAW langsung berdoa kepada Allah SWT, beliau berkata. “Saya mohon perlindungan Allah agar tidak mempersekutukannya dengan yang lain."
Tafsir Surat Al-Kafirun
Surah Al-Kafirun secara garis besar berisi penolakan terhadap segala bentuk penyekutuan Allah SWT dan penegasan tentang perbedaan prinsip antara Islam dan agama lainnya. Ayat-ayat dalam surah ini menjelaskan bahwa umat Islam tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, begitu pula sebaliknya.
Merujuk buku Manajemen Kerukunan Umat Beragama: Solusi Menuju Harmoni oleh Erina Dwi Parawati, dkk, berdasarkan kisah di atas, dapat disimpulkan bahwa makna surat Al-Kafirun, yaitu: Menolak dengan tegas ajakan kaum kafir Quraisy untuk menyembah berhala walau sesaat dan dengan tujuan apa pun. Menunjukkan perbedaan sesembahan dan ibadah yang dilakukan kaum Muslimin dengan kaum lain.
Surah ini menegaskan bahwa tidak ada kompromi dalam perkara agama dan aqidah. Selain itu, tidak diperbolehkan pula memadukan dua aqidah yang berbeda. Menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak akan menyembah apa pun selain Allah SWT. Mengajarkan toleransi untuk tidak memaksa orang lain dalam beribadah.
Memberitahukan bahwa agama adalah sebagaimana pilihannya, dan semua orang akan mendapatkan balasan sesuai pilihan yang diambil. Ayat terakhir dalam Surah Al-Kafirun, “Lakum dinukum waliyadin” (Untukmu agamamu, dan untukku agamaku), seringkali disalahartikan sebagai bentuk pembenaran terhadap semua agama.
Namun, tafsir yang lebih tepat adalah bahwa ayat ini menegaskan kebebasan beragama dan memberikan batasan yang jelas antara keyakinan yang benar dan keyakinan yang salah. Umat Islam diizinkan untuk menghormati dan menghargai agama lain, tetapi tidak boleh mencampuradukkan ajaran agama atau mengikuti tata cara ibadah agama lain.
Cara Meneladani Surat Al-Kafirun
Meneladani Surah Al-Kafirun dalam kehidupan sehari-hari berarti mengamalkan nilai-nilai toleransi, keteguhan akidah, dan keikhlasan dalam beribadah. Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Meneladani Surah Al-Kafirun bukan berarti bersikap intoleran atau membenci orang-orang yang berbeda keyakinan.
Akan tetapi, meneladani surah ini berarti tetap teguh pada keyakinan dan prinsip-prinsip agama Islam tanpa perlu memaksakan keyakinan tersebut kepada orang lain. Berikut adalah beberapa cara meneladani Surah Al-Kafirun dalam kehidupan sehari-hari, melansir dari berbagai sumber:
- Menghormati kebebasan beragama
- Teguh pada keyakinan
- Menjalin kerukunan
- Menolak kompromi dalam ibadah
- Bersikap bijak dalam berdakwah
- Tidak mencampuradukkan ajaran agama
- Menghindari perbuatan syirik
- Mengutamakan kepentingan umat
- Menjaga persatuan dan kesatuan
- Menjadi contoh yang baik
- Berdoa untuk hidayah
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar Surah Al-Kafirun yang sering diajukan:
1. Apa arti dari Surah Al-Kāfirūn?
Surah Al-Kāfirūn berarti “Orang-orang Kafir”, merujuk pada seruan Nabi Muhammad kepada kaum musyrik yang menolak ajaran tauhid.
2. Apakah Surah Al-Kāfirūn termasuk surah Makkiyah atau Madaniyah?
Surah ini termasuk surah Makkiyah karena diturunkan di Makkah sebelum hijrah ke Madinah.
3. Apa isi utama dari Surah Al-Kāfirūn?
Isi utamanya adalah penolakan terhadap kompromi dalam urusan ibadah dan penegasan tegas atas perbedaan antara Islam dan kekafiran.
4. Mengapa Surah Al-Kāfirūn disebut sebagai surat pembebasan dari syirik?
Karena isinya menegaskan bahwa Muslim hanya menyembah Allah dan tidak mencampuradukkan ibadah dengan ajaran lain.
5. Kapan waktu terbaik membaca Surah Al-Kāfirūn?
Disunnahkan membacanya sebelum tidur dan dalam rakaat pertama shalat sunnah fajar atau witir.
6. Apa keutamaan membaca Surah Al-Kāfirūn?
Diriwayatkan bahwa surat ini setara dengan seperempat Al-Qur’an dan melindungi dari kemusyrikan.
7. Di mana bisa mendapatkan tafsir lengkap Surah Al-Kāfirūn?
Tafsir lengkap tersedia di situs-situs resmi seperti tafsirweb.com, firanda.com, atau kitab tafsir klasik seperti Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Misbah.