Menelaah Surah Al-Lail, Keutamaan Beramal dan Ancaman Bagi yang Kikir

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta Surah Al-Lail adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an yang mengandung pesan tentang perbedaan jalan hidup manusia. Allah membagi manusia menjadi dua golongan berdasarkan usaha dan tujuannya.

Melalui ayat-ayat dalam Al-Lail, Allah menggambarkan dengan jelas akibat dari memilih jalan kebaikan maupun keburukan. Surah ini menjadi peringatan sekaligus petunjuk bagi yang ingin meraih keberkahan.

Merenungi kandungan surah Al-Lail dapat mendorong setiap Muslim untuk lebih bersungguh-sungguh dalam beramal dan memperbaiki niat hidup. Pesan singkatnya padat, namun sangat menyentuh hati.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang surah Al-Lail, Selasa (1/7/2025).

Sejumlah tahanan di Rutan Padang, Sumatera Barat kini punya kegiatan mingguan baru. Mereka berkumpul setiap minggu untuk belajar membaca A;-Qur'an.

Surah Al-Lail

Surah Al-Lail (الليل) merupakan surah ke-92 dalam susunan mushaf Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 21 ayat dan tergolong sebagai surah Makkiyah, yakni diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau masih berada di Mekkah.

Sebagaimana surah-surah Makkiyah lainnya, Surat Al-Lail banyak menekankan aspek keimanan, akhlak, serta tanggung jawab manusia terhadap pilihan hidupnya. Nama “Al-Lail” sendiri berarti “Malam” dan diambil dari kata pembuka ayat pertama, yang menjadi simbol penting dalam isi dan pesan yang dikandungnya.

Dalam Surah Al-Lail, Allah SWT menghadirkan perbandingan yang sangat tegas antara dua jenis manusia. Pertama adalah mereka yang bertakwa, gemar berinfak, dan selalu menyucikan diri dengan amal baik. Sedangkan kelompok kedua adalah mereka yang kikir, merasa cukup tanpa bergantung kepada Allah, serta enggan berbuat kebaikan.

Ayat-ayatnya tidak hanya memberikan gambaran moral tentang dua golongan ini, tetapi juga menjelaskan secara lugas tentang akibat yang akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat.

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal WARAQAT Volume IV, No. 2, Juli-Desember 2019, kebahagiaan akan didapat oleh orang yang bertaqwa yang senantiasa mencari ridho Allah dalam setiap amalnya. Sedangkan kesengsaraan akan dirasakan oleh orang yang mendustakan akan adanya hari pembalasan serta kikir terhadap hartanya

Kandungan dan Refleksi Surah Al Lail

Secara keseluruhan, Surat Al-Lail menekankan pentingnya sifat dermawan, ketakwaan, serta keimanan yang kokoh sebagai jalan utama menuju kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat. Surah ini mengandung pesan moral dan spiritual yang kuat, mendorong setiap Muslim untuk memilih jalan kebaikan dan menjauhi sikap kikir serta kesombongan.

Membaca Surat Al-Lail juga diyakini memiliki sejumlah keutamaan, di antaranya memperoleh keridaan Allah SWT, dimudahkan segala urusan, serta dihilangkan dari kesulitan hidup. Dalam praktik keagamaan masyarakat, surah ini bahkan kerap dibacakan kepada orang yang sedang tidak sadarkan diri sebagai bentuk doa dan harapan akan kesembuhan.

Kandungan ayat-ayat dalam Surat Al-Lail merefleksikan dinamika kehidupan manusia dalam menghadapi berbagai ujian, terutama yang berkaitan dengan harta dan kenikmatan dunia. Surah ini memperlihatkan dua tipe manusia: mereka yang bersyukur dan menginfakkan hartanya demi keridaan Allah, serta mereka yang lalai, enggan berbagi, dan merasa cukup dengan diri sendiri. 

Surah ini tidak hanya membimbing hati menuju kesalehan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa keberuntungan sejati hanya akan diraih oleh mereka yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Allah SWT. 

Keutamaan Orang Dermawan dalam Surah Al Lail

Mengutip buku berjudul Manusia yang Dicintai & Dibenci Allah Kunci-Kunci Menjadi Kekasih Allah (2008) oleh Adnan Tharsyah dijelaskan dermawan adalah memberi tanpa mengungkit-ungkit dan menolong tanpa pertimbangan. Ada juga yang berpendapat bahwa dermawan adalah memberi tanpa meminta dan melihat yang sedikit.

Ada juga yang berpendapat bahwa dermawan adalah bahagia dengan orang yang meminta dan memberi sesuatu yang mampu. Ada juga yang berpendapat bahwa dermawan adalah memberi dengan pemikiran bahwa harta dan manusia adalah milik Allah, dan dengan demikian seorang hamba Allah memberikan harta-Nya tanpa melihat bahwa dia miskin. 

Dalam Surat Al-Lail, Allah SWT menjanjikan kemudahan bagi mereka yang memiliki sifat dermawan, bertakwa, dan memiliki keimanan yang tulus. Orang-orang yang senantiasa berbuat baik, gemar berinfak di jalan Allah, serta menanamkan keimanan dalam hati mereka akan diberikan jalan hidup yang lapang dan penuh keberkahan. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ • وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ • فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ

"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.: (QS. Al-Lail: 5–7)

Ayat-ayat ini memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa kedermawanan bukan sekadar amalan sosial, melainkan ibadah yang dijanjikan balasan berupa kemudahan hidup, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Allah SWT memberikan jaminan bahwa setiap pengorbanan yang dilandasi keikhlasan dan ketakwaan tidak akan sia-sia, bahkan menjadi sebab turunnya rahmat dan pertolongan dari-Nya, terutama ketika seseorang menghadapi ujian dan kesulitan dalam kehidupan.

Salah satu contoh nyata dari penerapan nilai-nilai dalam Surat Al-Lail dapat ditemukan dalam kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW ini dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan dan ikhlas dalam beramal. Salah satu bentuk kedermawanannya yang paling terkenal adalah pembebasan budak-budak yang tertindas, seperti Bilal bin Rabah.

Banyak ulama menafsirkan bahwa ayat-ayat dalam surah ini, khususnya yang berkaitan dengan infak dan pengorbanan harta, memiliki keterkaitan dengan perbuatan mulia Abu Bakar. 

Akibat Orang Kikir dan Sombong Menurut Surah Al Lail

Surat Al-Lail juga memberikan peringatan tegas kepada mereka yang bersikap kikir, sombong, dan enggan mengakui nikmat Allah SWT. Orang-orang yang menyimpan hartanya hanya untuk kepentingan pribadi, merasa cukup tanpa bergantung kepada Allah, dan mengingkari pahala akhirat, akan mengalami kesulitan dalam hidup mereka. Allah menyebutkan dalam firman-Nya:

وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ • وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ • فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ

"Adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (tidak butuh Allah), serta mendustakan pahala terbaik (surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan menuju kesulitan." (QS. Al-Lail: 8–10)

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa kekikiran, kesombongan, dan pengingkaran terhadap kebenaran adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Bukan hanya tidak diberkahi di dunia, orang-orang seperti ini juga akan merasakan kesulitan yang nyata dalam menghadapi kehidupan, serta terhalang dari rahmat Allah di akhirat kelak. Harta yang mereka tumpuk tidak akan menolong mereka sedikit pun jika tidak diiringi dengan amal yang ikhlas.

Salah satu kisah yang sering dikaitkan dengan peringatan dalam Surat Al-Lail adalah tentang seorang pemilik pohon kurma yang sangat bakhil. Dalam beberapa tafsir, disebutkan bahwa kisah ini menggambarkan seseorang yang memiliki kebun kurma dan enggan memberikan sedikit pun dari hasilnya kepada orang yang membutuhkan. Ia bahkan merasa cukup dan sombong dengan kekayaannya.

Sikap ini pun menjadi sebab diturunkannya peringatan, bahwa kekayaan yang tidak dibagikan justru akan menjadi bumerang bagi pemiliknya. Kisah ini menjadi pelajaran berharga bahwa menahan kebaikan bukanlah bentuk kecerdikan, tetapi justru jalan menuju kesulitan yang nyata.

Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat (JURRAFI) Vol.2, No.2 Oktober 2023, kikir dalam bahasa arab bakhil berasal dari kata barala-yabralu-baralan yang berarti terlampau hemat memakai hartanya. Kata al-Bukhl sering disepadankan dengan Asy-syuhh, baik di dalam Al-Quran maupun hadist, kedua kata itu sering dipergunakan dengan pengertian pelit atau kikir.

Secara istilah keterangan di atas menyebutkan Al-Bukhl dan Asy-Syuhh, keduanya sering dipergunakan dengan pengertian kikir atau pelit, meski demikian sebagian ulama membedakan hakikat keduanya, yang pertama adalah kikir terhadap apa yang ada ditangannya saja (miliknya) sedangkan yang kedua disamping kikir terhadap apa yang ada ditangannya juga berarti menghendaki agar milik orang lain jatuh ketangannya.

Q & A Seputar Topik Surah Al Lail

Apa itu Surah Al-Lail dan di mana letaknya dalam Al-Qur’an?

Surah Al-Lail adalah surah ke-92 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 21 ayat dan tergolong sebagai surah Makkiyah, karena diturunkan di Mekkah. Nama "Al-Lail" berarti "Malam", diambil dari ayat pertamanya.

Apa makna utama yang terkandung dalam Surah Al-Lail?

Surah Al-Lail menggambarkan dua jalan kehidupan manusia yang bertolak belakang: jalan kebaikan yang ditempuh oleh orang yang dermawan, bertakwa, dan beriman; serta jalan kesulitan yang diambil oleh orang yang kikir, sombong, dan mendustakan kebenaran. Surah ini menekankan bahwa setiap pilihan akan menentukan nasib akhir seseorang.

Apa keutamaan membaca Surah Al-Lail? 

Membaca Surah Al-Lail diyakini membawa banyak keutamaan, di antaranya mendapatkan kemudahan dalam urusan, dihilangkan dari kesulitan, serta mendatangkan ridha Allah SWT. Dalam tradisi masyarakat Muslim, surah ini juga sering dibacakan kepada orang yang sedang pingsan atau dalam kondisi lemah sebagai bentuk doa dan pengharapan akan pertolongan Allah.

Ayat mana dalam Surah Al-Lail yang menjelaskan keutamaan orang dermawan dan bertakwa? 

Keutamaan orang yang dermawan dan bertakwa dijelaskan dalam ayat 5–7: "Adapun orang yang memberikan (hartanya) dan bertakwa, serta membenarkan pahala yang terbaik, maka Kami akan memudahkan baginya jalan menuju kemudahan." (QS. Al-Lail: 5–7)

Apakah Surah Al-Lail juga memberikan peringatan?

Ya, Surah Al-Lail memberikan peringatan keras kepada mereka yang bersikap kikir, merasa tidak butuh Allah, dan mendustakan kebenaran. Dalam ayat 8–10 disebutkan bahwa mereka akan dimudahkan menuju jalan kesulitan sebagai akibat dari sikap dan pilihan hidup mereka.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |