Liputan6.com, Jakarta Ketika musibah datang atau kabar duka menyapa, umat Muslim diajarkan untuk mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kalimat ini bukan sekadar ungkapan kesedihan, melainkan bentuk pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Makna dari innalillahi wa inna ilaihi raji'un sangat dalam, karena mengingatkan manusia bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Segala yang dimiliki, termasuk orang-orang tercinta, adalah titipan dari Allah SWT.
Lebih dari itu, innalillahi wa inna ilaihi raji'un juga mengajarkan ketegaran dan kesabaran. Dalam setiap ujian, kalimat ini menjadi peneguh hati dan pengingat bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya melebihi batas kemampuannya.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang makna innalillahi wa inna ilaihi raji'un, Selasa (1/7/2025).
Kumpulan doa Ramadan kali ini berisi doa yang dibaca ketika kita akan masuk ke dalam kamar mandi atau toilet.
Ucapan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un (إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) adalah kalimat istirja’ yang sering diucapkan oleh umat Muslim saat mendengar kabar duka, tertimpa musibah, atau kehilangan sesuatu yang berharga. Kalimat ini bukan sekadar ungkapan belasungkawa, melainkan pernyataan keimanan yang kuat atas ketetapan Allah SWT. Dalam Islam, istirja’ menjadi bentuk refleksi spiritual yang memperlihatkan sikap tunduk, sabar, dan tawakal kepada Sang Pencipta.
Secara harfiah, innalillahi wa inna ilaihi raji’un berarti "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Terjemahan ini mencerminkan keyakinan bahwa seluruh makhluk hidup berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Namun makna kalimat ini tidak berhenti pada arti literal; ia juga menjadi wujud kesadaran seorang Muslim bahwa semua yang ada di dunia ini tidaklah abadi.
Lebih dari sekadar pengakuan, innalillahi wa inna ilaihi raji’un adalah pengingat bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Harta, jabatan, bahkan orang-orang terkasih adalah amanah dari Allah SWT yang pada waktunya akan diambil kembali.
Ketika kalimat ini diucapkan dengan hati yang ikhlas, ucapan ini membantu seseorang untuk bersikap lapang dada, tidak terlalu terikat pada hal duniawi, dan terus mempersiapkan diri menuju akhirat. Dengan demikian, kalimat ini bukan hanya diucapkan saat berduka, tetapi juga bisa menjadi pegangan hidup yang mengajarkan nilai sabar, syukur, dan kesadaran akan hakikat kehidupan.
Mengutip buku berjudul Pesan dari Langit 1 (2021) oleh Syofyan Hadi dijelaskan ketika mereka ditimpa musibah, Allah mengajarkan mereka untuk berucap Innalillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya akan kembali). Ucapan ini hanya diajarkan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW, tidak umat-umat sebelumnya.
Makna Mendalam Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un bukan hanya rangkaian kata yang diucapkan saat duka atau musibah, tetapi juga merupakan bentuk pengakuan iman yang mencerminkan pemahaman terhadap ketuhanan, takdir, dan tujuan hidup. Setiap bagian dari kalimat ini menyimpan nilai spiritual yang sangat dalam dan penting untuk dipahami oleh setiap Muslim. Berikut adalah makna-makna yang terkandung di dalamnya:
1. Pengakuan Bahwa Segalanya Milik Allah SWT
Ucapan ini mengingatkan kita bahwa seluruh makhluk, termasuk jiwa dan raga kita, adalah milik Allah SWT. Tidak ada yang benar-benar kita miliki secara mutlak. Apa yang ada pada kita hanyalah titipan dari-Nya yang kelak akan kembali. Kesadaran ini menumbuhkan sifat tawadhu’ (rendah hati), menjauhkan dari sifat sombong, dan menanamkan sikap amanah dalam menggunakan nikmat yang telah diberikan.
2. Penerimaan Atas Takdir Allah
Musibah, kehilangan, atau ujian hidup sering kali datang secara tiba-tiba. Ketika seorang Muslim mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, ia sedang menyatakan penerimaan terhadap segala ketetapan Allah SWT. Ini adalah bentuk ridha terhadap qadar (takdir), baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan.
3. Kesadaran Bahwa Kita Akan Kembali kepada Allah
Makna dari wa inna ilaihi raji’un adalah pengingat bahwa akhir dari kehidupan ini adalah kembali kepada Allah SWT. Kalimat ini menanamkan kesadaran akan kematian, kehidupan setelah mati, dan tanggung jawab kita sebagai hamba yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Kesadaran ini dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki amal, memperbanyak istighfar, dan lebih sungguh-sungguh dalam beribadah serta berbuat baik selama hidup di dunia.
4. Penguat Jiwa Saat Menghadapi Cobaan
Kalimat istirja’ ini bukan hanya bentuk pengakuan iman, tetapi juga menjadi sumber ketenangan batin. Ketika diucapkan dalam kondisi berduka atau kehilangan, kalimat ini mampu menguatkan hati dan menumbuhkan sikap sabar. Ucapan ini membantu seseorang untuk bangkit dan tetap tegar dalam menghadapi ujian, karena sadar bahwa semua yang terjadi telah digariskan oleh Allah dan pasti mengandung hikmah.
5. Pendorong untuk Tidak Terlalu Cinta Dunia
Dengan menyadari bahwa segala yang kita miliki akan kembali kepada Allah, kita diajak untuk tidak terlalu menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal duniawi. Kalimat ini mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal, serta menanamkan keyakinan bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika kita kembali kepada Allah dalam keadaan diridhai-Nya.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di situs UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dampak cinta dunia (Hubbud Ad-Dunya) sangat besar di dalam kehidupan manusia karena dapat mengakibatkan kita menjadi serakah dan mau melakuka segala cara untuk mencapai sesuatu tanpa memikirkan baik buruknya.
Waktu Mengucapkan Innalillahi
Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un bukan hanya sekadar ucapan saat berduka, tetapi merupakan bagian dari akhlak seorang Muslim dalam merespons setiap takdir Allah SWT, baik dalam keadaan sedih maupun tertimpa musibah. Kalimat ini dianjurkan untuk diucapkan dalam berbagai situasi tertentu sebagai wujud kepasrahan dan pengakuan atas kehendak Ilahi. Berikut adalah beberapa momen penting ketika kalimat ini sangat dianjurkan:
1. Saat Mendengar Kabar Duka Cita
Ketika seorang Muslim mendengar kabar tentang meninggalnya seseorang, baik kerabat, teman, tokoh masyarakat, maupun orang yang tidak dikenal, maka mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raji’un adalah bentuk empati, belasungkawa, sekaligus pengingat akan kematian. Kalimat ini tidak hanya menunjukkan rasa kehilangan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa hidup bersifat sementara dan setiap jiwa akan kembali kepada Allah SWT.
2. Ketika Menghadapi Musibah atau Ujian
Berbagai bentuk cobaan hidup seperti kehilangan harta benda, tertimpa kecelakaan, terkena penyakit, atau mengalami bencana alam, semuanya merupakan bagian dari ujian dari Allah. Dalam situasi seperti ini, kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un menjadi bentuk keteguhan hati dan pengakuan bahwa semua itu berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Analytica Islamica, Vol. 1, No. 1, 2012, jika menelaah Alquran, maka kata musibah, yang berasal dari akar kata Asaba ini beserta derivasinya cukup banyak ditemukan, yakni ada 77 kali disebutkan. Dan khusus kata musibah disebutkan dalam Alquran sebanyak 10 kali, ini menunjukkan bahwa kata tersebut memiliki nilai yang penting bagi manusia.
3. Sebagai Doa dalam Menghadapi Ujian Hidup
Kalimat ini juga bisa diucapkan sebagai bentuk doa dan dzikir ketika seseorang menghadapi kesulitan atau tantangan hidup yang berat, meski tidak berkaitan langsung dengan kematian atau kerugian fisik. Saat merasa kehilangan arah, tertekan, atau gelisah, kalimat ini mampu menjadi peneguh jiwa yang mengingatkan bahwa segala sesuatu ada dalam kendali Allah, dan tidak ada musibah yang terjadi kecuali dengan izin-Nya.
Q & A Seputar Topik
Apa arti dari kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji'un?
Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un berarti “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” Kalimat ini berasal dari Surah Al-Baqarah ayat 156, dan menjadi bentuk pengakuan seorang Muslim bahwa segala sesuatu, termasuk hidup dan mati, berada di bawah kekuasaan Allah SWT.
Kapan kalimat ini sebaiknya diucapkan?
Kalimat ini dianjurkan untuk diucapkan saat mendengar kabar duka atau tertimpa musibah, baik besar maupun kecil. Contohnya ketika seseorang wafat, mengalami kehilangan, kecelakaan, atau musibah lainnya. Kalimat ini menjadi bentuk penerimaan terhadap takdir dan wujud kepasrahan kepada kehendak Allah.
Apakah kalimat ini hanya diucapkan ketika ada kematian?
Tidak. Meskipun sering dikaitkan dengan kematian, kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un juga dianjurkan saat menghadapi segala jenis ujian atau kesedihan. Misalnya saat kehilangan barang, terkena musibah alam, atau mengalami kegagalan. Kalimat ini mengajarkan kesabaran dan keyakinan bahwa semua akan kembali kepada Allah.
Mengapa kalimat ini dianggap memiliki makna yang mendalam?
Karena kalimat ini mencakup tiga sikap utama dalam keimanan: pengakuan bahwa kita adalah milik Allah, kesadaran akan kembalinya semua kepada-Nya, dan penerimaan terhadap segala bentuk ketetapan-Nya. Ucapan ini menenangkan hati, meneguhkan jiwa, dan menguatkan iman dalam menghadapi ujian hidup.
Apa hikmah dari mengucapkan kalimat ini?
Hikmahnya antara lain adalah menumbuhkan kesabaran, menghindari keluh kesah berlebihan, memperkuat hubungan dengan Allah, serta menjadi pengingat bahwa hidup di dunia bersifat sementara. Kalimat ini juga membantu seseorang untuk bersikap ikhlas, tenang, dan tetap bersyukur dalam segala keadaan.