Liputan6.com, Jakarta Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dikenal sebagai sosok penuh keimanan yang teguh dalam menyampaikan ajaran tauhid. Dalam perjalanannya, Allah SWT menganugerahinya berbagai mukjizat Nabi Ibrahim sebagai bentuk perlindungan dan penguatan dakwah.
Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim yang paling masyhur adalah saat beliau selamat dari kobaran api yang besar. Peristiwa ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah atas segala sesuatu.
Selain itu, mukjizat Nabi Ibrahim juga tampak saat beliau dikaruniai anak di usia lanjut. Mukjizat-mukjizat tersebut memperkuat keyakinan umat akan keagungan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang kisah mukjizat Nabi Ibrahim AS, Rabu (9/7/2025).
Selamat dari Kobaran Api Raja Namrud: Mukjizat Nabi Ibrahim yang Terkenal
Menurut Sumper Mulia Harahap yang dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis vol. 5, no 2, 2021 dijelaskan menurut bahasa kata mukjizat berasal dari kata i’jaz (إعجاز ) yang merupakan bentuk mashdar dari bentuk fi’il yaitu a’jaza-yu’jizu (يعجز أعجز - ) . A’jaza sendiri berasal dari kata ‘ajaza ()عجز berarti lemah (dha’f). Adapun pengertian mukjizat menurut istilah adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang Nabi, sebagai bukti kenabiannya.
Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim yang paling terkenal dan menggetarkan hati adalah ketika beliau diselamatkan dari kobaran api yang sangat besar. Peristiwa ini terjadi saat Raja Namrud, seorang penguasa zalim, murka karena dakwah tauhid yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Dalam kemarahannya, Namrud memerintahkan rakyatnya untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai bentuk hukuman atas penolakan terhadap penyembahan berhala.
Namun, atas izin dan kehendak Allah SWT, api yang biasanya membakar justru berubah menjadi dingin dan menyelamatkan. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 69 disebutkan:
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
“Kami berfirman: Wahai api, jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69)
Ayat ini menjadi bukti nyata bahwa segala sesuatu di alam semesta tunduk pada kehendak Allah. Api yang sejatinya panas dan membakar pun tak berdaya saat Allah memerintahkannya untuk berubah.
Kisah mukjizat ini tidak hanya memperlihatkan keajaiban luar biasa, tetapi juga mengandung pelajaran spiritual yang dalam. Ia menjadi simbol bahwa kebenaran dan keteguhan iman akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, bahkan dalam situasi yang tampaknya mustahil. Kezaliman Raja Namrud dengan segala kekuasaannya tidak mampu menandingi kehendak Ilahi.
Mengubah Pasir Menjadi Makanan: Pertolongan Allah SWT Saat Kelaparan
Nabi Ibrahim AS termasuk nabi Ulul Azmi. Mengutip kajian yang dipublikasikan di Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 22, Juli –Desember 2012 arti Ulul ‘Azmi adalah Rasul-rasul yang mempunyai ketabahan yang luar biasa. Dalam menjalankan tugas yang diemban dari Allah, mereka sangat tabah dan sabar menghadapi segala macam gangguan, rintangan dan cobaan yang mereka terima dari kaum yang menentang misi mereka.
Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mengalami berbagai ujian yang menguji kesabaran dan tawakalnya kepada Allah SWT. Salah satu peristiwa luar biasa adalah ketika beliau berada dalam kondisi sangat lapar dan tidak memiliki makanan sedikit pun.
Dalam keadaan tersebut, beliau mengisi kantongnya dengan pasir dan tetap pulang ke rumah dengan keyakinan penuh bahwa Allah akan menolongnya. Atas kehendak Allah SWT, pasir yang dibawanya itu berubah menjadi makanan lezat yang layak dikonsumsi.
Peristiwa ini merupakan mukjizat Nabi Ibrahim yang menggambarkan kekuatan doa, keikhlasan, dan kepercayaan total kepada Allah. Mukjizat ini mengajarkan kita untuk tidak mudah berputus asa dalam menghadapi keterbatasan atau kesulitan hidup.
Sebesar apa pun hambatan yang dihadapi, yakinlah bahwa pertolongan Allah selalu tersedia bagi hamba yang berserah diri, berikhtiar, dan tetap berharap hanya kepada-Nya.
Lebih dari sekadar keajaiban, kisah ini juga menjadi pengingat untuk selalu mensyukuri nikmat yang kita miliki, sekecil apa pun bentuknya. Terkadang, sesuatu yang tampak biasa di tangan manusia bisa menjadi luar biasa ketika Allah SWT berkehendak. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Maka dari itu, mari kita rawat rasa syukur dalam hati, sambil terus percaya bahwa rezeki dan pertolongan akan datang dari arah yang tak disangka-sangka.
Menghidupkan Burung yang Mati: Bukti Kekuasaan Allah SWT atas Kehidupan
Salah satu mukjizat Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang sangat mengagumkan adalah ketika Allah SWT memerintahkannya untuk memotong-motong empat ekor burung, lalu menyebarkan bagian-bagian tubuh burung tersebut ke berbagai bukit.
Setelah itu, Nabi Ibrahim memanggil mereka atas izin Allah, dan burung-burung tersebut hidup kembali dan terbang menghampirinya. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 260, sebagai pelajaran tentang kebesaran Allah dan keyakinan terhadap hari kebangkitan.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِـۧمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَـٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةًۭ مِّنَ ٱلطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍۢ مِّنْهُنَّ جُزْءًۭا ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًۭا ۚ وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.' Allah berfirman, 'Belum percayakah kamu?' Ibrahim menjawab, 'Aku percaya, tetapi agar hatiku mantap (dengan imanku).' Allah berfirman, 'Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Kemudian letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.' Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 260)
Kisah mukjizat ini tidak hanya memperlihatkan keajaiban secara fisik, tetapi juga menjadi penegasan bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas kehidupan dan kematian. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat menghindar dari kehendak-Nya.
Menghidupkan kembali sesuatu yang telah mati bukanlah perkara sulit bagi-Nya. Hal ini memberikan pelajaran penting kepada umat manusia bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Lebih dari itu, mukjizat ini menjadi pengingat tentang adanya hari kebangkitan, di mana seluruh manusia akan dihidupkan kembali dari kuburnya.
Membangun Ka'bah: Bagian dari Ketaatan Nabi Ibrahim AS
Salah satu peristiwa agung dalam sejarah Islam adalah ketika Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Nabi Ismail AS, membangun Ka'bah atas perintah Allah SWT. Ka'bah bukan hanya sebuah bangunan, melainkan simbol ketaatan, ketundukan, dan cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.
Proses pembangunan rumah suci ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan pengabdian, menjadikannya salah satu bentuk ketaatan Nabi Ibrahim AS yang luar biasa, bahkan layak disebut sebagai bagian dari mukjizat dalam sejarah kenabian.
Ka'bah menjadi kiblat bagi seluruh umat Islam dalam menunaikan salat, serta pusat ibadah haji dan umrah yang dilaksanakan jutaan umat setiap tahunnya.
Tidak hanya menjadi tempat yang dimuliakan, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan umat Muslim, tanpa membedakan ras, warna kulit, atau kebangsaan. Dari sinilah makna persaudaraan dalam Islam dijunjung tinggi, sebagaimana diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan keturunannya.
Lebih dari sekadar bangunan fisik, pembangunan Ka'bah juga menyimpan pelajaran spiritual yang mendalam. Kisah ini mengingatkan kita untuk membangun kehidupan dan keluarga atas dasar keimanan dan ketakwaan.
Serangan Nyamuk: Pertolongan Allah SWT Menghadapi Raja Namrud
Mengutip buku berjudul Komunikasi Islam (2022) oleh Muslimin, M.Kom.I dijelaskan kehidupan para Nabi adalah keteladanan terbaik bagi setiap umat manusia yang lahir ke muka bumi.
Dalam berbagai riwayat dan kisah para nabi, disebutkan bahwa Raja Namrud, seorang penguasa zalim yang menentang ajakan tauhid Nabi Ibrahim AS, mendapatkan hukuman dari Allah SWT melalui serangan nyamuk.
Nyamuk-nyamuk tersebut dikirim dalam jumlah yang sangat besar sehingga menyiksa dan melemahkan kekuasaan Raja Namrud. Ia tidak bisa tidur, terganggu kesehatannya, bahkan disebut bahwa seekor nyamuk masuk ke dalam hidungnya dan mengganggu otaknya, hingga akhirnya menemui kematiannya secara hina.
Meski kisah ini tidak tercantum secara eksplisit dalam Al-Qur'an, banyak ahli tafsir dan sejarawan Islam yang meriwayatkannya sebagai bagian dari pelajaran tentang kekuasaan Allah atas makhluk-Nya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 26:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا
"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu..." (QS. Al-Baqarah: 26)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah bisa menggunakan makhluk sekecil apapun, seperti nyamuk, sebagai alat untuk menegur atau menghancurkan siapa pun yang dikehendaki-Nya. Maka dari itu, tidak ada yang bisa meremehkan kekuatan Allah, meskipun tampak kecil di mata manusia.
Kisah serangan nyamuk terhadap Raja Namrud juga menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu bertawakal kepada Allah dalam menghadapi kezaliman. Nabi Ibrahim AS tidak memiliki pasukan besar atau kekuatan duniawi untuk melawan Raja Namrud, namun ia memiliki iman dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa pertolongan Allah bisa datang dari arah yang tidak kita duga, bahkan melalui makhluk yang sangat kecil.
Q & A Seputar Topik
Apa mukjizat Nabi Ibrahim AS yang paling terkenal saat menghadapi Raja Namrud?
Mukjizat paling terkenal dari Nabi Ibrahim AS adalah ketika beliau selamat dari kobaran api yang disiapkan oleh Raja Namrud. Meskipun dilempar ke dalam api besar, atas izin Allah SWT, api tersebut menjadi dingin dan tidak membakar tubuh beliau. Ini menunjukkan kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu. (QS. Al-Anbiya: 69)
Apakah benar Nabi Ibrahim AS bisa menghidupkan burung yang telah mati?
Ya, Nabi Ibrahim AS diberi mukjizat oleh Allah SWT untuk menghidupkan kembali burung yang telah disembelih dan dipotong-potong. Beliau memanggil potongan-potongan burung itu, dan dengan izin Allah, burung-burung tersebut hidup kembali. Kisah ini terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 260 sebagai bukti kekuasaan Allah atas kehidupan dan kematian.
Bagaimana mukjizat Nabi Ibrahim saat menghadapi kelaparan?
Dalam suatu kisah, Nabi Ibrahim AS mengalami kekurangan makanan. Ia mengambil pasir lalu memasukkannya ke dalam kantong. Ketika sampai di rumah, atas izin Allah, pasir itu berubah menjadi makanan lezat. Mukjizat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa memberi rezeki dari arah yang tidak disangka.
Apa peran Nabi Ibrahim AS dalam pembangunan Ka'bah?
Nabi Ibrahim AS bersama putranya, Nabi Ismail AS, diberi tugas oleh Allah SWT untuk membangun Ka'bah di Mekkah. Tugas ini adalah bentuk ketaatan mereka kepada Allah. Ka'bah menjadi pusat ibadah umat Islam dan simbol persatuan, serta salah satu bukti mukjizat dan keberkahan atas amal saleh mereka. (QS. Al-Baqarah: 127)
Apakah benar Allah mengalahkan Raja Namrud dengan nyamuk?
Beberapa riwayat menyebut bahwa Allah mengirim nyamuk dalam jumlah besar untuk mengalahkan Raja Namrud. Bahkan disebutkan satu nyamuk masuk ke dalam hidungnya dan menjadi sebab kematiannya. Ini menunjukkan bahwa Allah bisa memberikan pertolongan dengan cara yang sangat tidak disangka, bahkan melalui makhluk yang tampak lemah.