Tasamuh Artinya Toleransi dalam Islam, Pahami Makna dan Contoh Penerapannya

4 hours ago 3

1. Menghormati Pemeluk Agama Lain dan Ibadahnya 

Salah satu bentuk paling nyata dari tasamuh dalam kehidupan sehari-hari adalah menghormati pemeluk agama lain serta tidak mengganggu mereka dalam menjalankan ibadahnya. Rasulullah SAW hidup berdampingan dengan kaum Yahudi dan Nasrani di Madinah dan memberikan mereka kebebasan beragama. Dalam Piagam Madinah, Nabi menegaskan bahwa mereka memiliki hak hidup damai, hak beribadah, dan hak atas keadilan. Penerapannya saat ini bisa dilihat ketika seorang Muslim tidak memaksakan keyakinannya kepada orang lain, tidak menghina simbol agama lain, dan tetap menjaga etika dalam pergaulan lintas iman, misalnya dengan mengucapkan salam hormat, menjaga ketertiban saat umat lain beribadah, dan tidak menyebarkan ujaran kebencian. 

2. Menjalin Hubungan Sosial yang Baik dengan Tetangga yang Berbeda Keyakinan 

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga, tanpa memandang agama atau latar belakang. Rasulullah SAW bersabda: 

“Jibril terus-menerus berwasiat kepadaku tentang tetangga, hingga aku menyangka bahwa dia akan mewariskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dalam konteks tasamuh, hal ini berarti membangun hubungan sosial yang sehat dengan siapa pun yang tinggal di sekitar kita, meski berbeda keyakinan. Penerapannya bisa berupa saling menyapa dengan sopan, memberikan bantuan saat tetangga mengalami musibah, menjaga kenyamanan lingkungan, dan tidak mengganggu hak mereka atas ketenangan, terutama saat sedang menjalankan kegiatan keagamaannya. 

3. Tidak Memaksakan Pendapat atau Pemahaman Agama 

Tasamuh juga berarti memberi ruang kepada orang lain untuk berpikir, berpendapat, dan meyakini sesuatu dengan kesadaran penuh, bukan karena paksaan. Dalam Al-Qur’an disebutkan, 

“Bagi kalian agama kalian, dan bagiku agamaku” (QS. Al-Kafirun: 6). 

Dalam kehidupan modern, ini relevan dalam konteks diskusi atau perdebatan keagamaan. Seorang Muslim yang menjunjung tinggi tasamuh tidak akan mencaci maki lawan debatnya, tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan tentang kelompok lain, dan tidak menganggap dirinya paling benar hingga menafikan keberadaan orang lain. Ia berdialog dengan santun, mengedepankan akhlak, dan terbuka untuk memahami sudut pandang yang berbeda. 

4. Bersikap Adil dalam Layanan Publik dan Sosial 

Sikap tasamuh juga harus tampak dalam pelayanan sosial dan institusi publik. Seorang Muslim yang bekerja sebagai pejabat, guru, dokter, atau pelayan masyarakat lainnya hendaknya memberikan pelayanan kepada siapa pun secara adil, tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, suku, atau kelompok. Dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah karya Syaikh Mahmud Al-Mishri dijelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah membeda-bedakan siapa yang datang kepadanya untuk meminta pertolongan, bahkan beliau memberikan perlindungan kepada non-Muslim yang meminta bantuan dengan baik. Dalam praktik modern, ini bisa dilihat ketika petugas medis tetap merawat pasien dari agama berbeda dengan penuh empati, atau guru memperlakukan semua muridnya secara adil tanpa memihak. 

5. Menghargai Hari Raya dan Tradisi Keagamaan Orang Lain 

Salah satu bentuk tasamuh dalam masyarakat majemuk adalah menghargai hari raya agama lain dan tidak mengganggu pelaksanaannya. Meskipun dalam Islam terdapat batasan dalam hal mengucapkan selamat atau mengikuti upacara keagamaan lain, namun sikap dasar untuk menghormati dan tidak merendahkan tetap wajib dijaga. Seorang Muslim yang menjunjung tinggi nilai tasamuh akan tetap menjaga toleransi, misalnya dengan tidak membuat kegaduhan di sekitar tempat ibadah, memberikan ruang publik yang adil untuk pelaksanaan ibadah keagamaan, dan tidak menyebarkan hoaks yang bisa memecah persatuan bangsa. 

6. Bersinergi dalam Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan 

Islam mendorong umatnya untuk bekerja sama dalam hal kebaikan dan kemanusiaan, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Dalam Al-Qur’an disebutkan: 

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa” (QS. Al-Maidah: 2). 

Ini berarti, seorang Muslim yang memahami tasamuh akan bersinergi dengan siapa pun dalam program kemanusiaan seperti membantu korban bencana alam, mendirikan dapur umum, atau menjadi relawan dalam kegiatan sosial lintas agama. Tujuan utamanya adalah kemaslahatan bersama, bukan pengkotakan kelompok. 

7. Menghindari Sikap Fanatik Buta dan Ekstremisme 

Tasamuh juga menjadi benteng dari sikap ghuluw (berlebih-lebihan dalam beragama) atau fanatik buta yang menutup mata terhadap kebaikan kelompok lain. Sikap ini bisa memicu radikalisme, kekerasan, bahkan terorisme. Dalam sejarahnya, Rasulullah SAW menolak tindakan kekerasan atas nama agama dan mengajarkan agar umat Islam bersikap seimbang dan adil dalam menilai orang lain. Maka, penerapan tasamuh dalam hal ini adalah menolak semua bentuk kekerasan dan ujaran kebencian, baik di dunia nyata maupun media sosial, serta menegakkan prinsip Islam yang damai dan sejuk. 

8. Mendidik Generasi Muda dengan Nilai Toleransi Sejak Dini 

Tasamuh juga harus ditanamkan sejak kecil melalui pendidikan formal dan informal. Anak-anak perlu diajarkan bahwa berbeda bukan berarti bermusuhan, dan bahwa teman dari agama lain tetap harus dihormati. Ini bisa dilakukan melalui kurikulum pendidikan yang inklusif, kegiatan lintas budaya dan agama, serta contoh langsung dari orang tua atau guru yang bersikap toleran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, nilai tasamuh akan tumbuh kuat dalam kepribadian mereka dan menjadi bekal hidup bermasyarakat. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |