Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun Artinya dan Tafsirnya

10 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Ayat laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun ‘alaihi ma ‘anittum harisun ‘alaikum bil mu’minina ra’ufur rahim adalah bagian dari Surah At-Taubah ayat 128. Ayat ini merupakan salah satu potret kasih sayang Allah kepada umat manusia, dengan mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rasul yang berasal dari kalangan manusia sendiri. Membahas laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun alaihi ma anittum harisun artinya dan tafsirnya, kita diajak memahami betapa besar perhatian Nabi terhadap umatnya, bahkan beliau merasa berat ketika umatnya mengalami penderitaan, dan sangat menginginkan keselamatan serta kebaikan untuk mereka. 

Dalam penjelasan para ulama, ayat ini menegaskan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yang begitu lembut dan penuh kasih. Beliau tidak hanya membawa wahyu, tapi juga memperlihatkan ketulusan luar biasa terhadap umatnya. Dalam buku Tafsir Fi Zhilalil Qur’an karya Sayyid Quthb, ayat ini menggambarkan kepekaan dan belas kasih Nabi kepada umatnya dalam segala keadaan. Ayat ini adalah potret cinta yang tidak pernah padam, dari seorang Rasul kepada umatnya yang bahkan belum pernah beliau temui. Karena itulah, makna laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun alaihi ma anittum harisun artinya dan tafsirnya sangat relevan untuk dipelajari, terutama di era ketika nilai-nilai kasih dan kepedulian semakin luntur. 

Lebih lanjut, dalam Tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dijelaskan bahwa kata azizun ‘alaihi ma ‘anittum menggambarkan kedalaman empati Nabi Muhammad SAW terhadap beban hidup yang dialami umatnya, sedangkan harisun ‘alaikum”menunjukkan semangat beliau dalam membimbing manusia menuju jalan kebenaran. Dengan kata lain, Nabi bukan hanya mengajarkan syariat, tapi juga membimbing dengan kelembutan hati dan doa yang tak henti. Oleh karena itu, memahami laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun alaihi ma anittum harisun artinya dan tafsirnya bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memperkuat rasa cinta dan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Selasa (15/7/2025). 

Arti Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun 

Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun ‘alaihi ma ‘anittum harisun ‘alaikum bil mu’minina ra’ufur rahim merupakan potongan dari Surah At-Taubah ayat 128. Berikut ini bacaan Arab, Latin, dan artinya: 

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ 

Arab Latin: Laqad jā'akum rasūlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu'minīna ra'ūfur raḥīm(un). 

Artinya: "Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin." 

Ayat ini menegaskan keistimewaan Rasulullah SAW sebagai utusan Allah yang sangat mencintai umatnya. Allah SWT berfirman bahwa telah datang kepada umat Islam seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Hal ini mengandung makna bahwa Nabi Muhammad SAW bukan sosok asing, melainkan berasal dari kaum mereka, mengetahui seluk-beluk budaya, bahasa, karakter, dan penderitaan yang mereka alami. Kedekatan ini menjadikan beliau lebih mudah dipahami dan diterima sebagai pembimbing yang bijaksana. Selanjutnya, kata “azizun ‘alaihi ma ‘anittum” menggambarkan perasaan empatik Nabi Muhammad SAW yang begitu mendalam, bahwa beliau sangat merasakan kesulitan yang dialami umatnya, baik penderitaan fisik, kegelisahan batin, maupun kesesatan dalam agama. 

Kesulitan yang menimpa umat membuat hati Nabi terasa berat, karena beliau sangat mencintai mereka dan tak ingin mereka tersesat atau celaka. Kemudian, kata “harisun ‘alaikum” menekankan betapa Nabi sangat menginginkan kebaikan bagi umatnya, berusaha sekuat tenaga menyampaikan petunjuk dan menyelamatkan mereka dari siksa akhirat. Beliau tak hanya menjalankan tugas kenabian secara formal, tapi dengan cinta, doa, dan perjuangan yang tak kenal lelah. Dari keseluruhan ayat ini, tampak jelas bahwa Rasulullah SAW adalah sosok yang bukan sekadar penyampai wahyu, tetapi juga pelindung yang peduli, pembimbing yang sabar, dan pemimpin yang hatinya sangat terikat dengan nasib umatnya. Ayat ini menggambarkan cinta Rasul kepada umat dalam bentuk yang paling tulus dan agung. 

Tafsir Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun 

Dikutip dari laman Quran Kemenag, tafsir dari laqod jaakum rosulum min anfusikum azizun ‘alaihi ma ‘anittum harisun ‘alaikum bil mu’minina ra’ufur rahim merupakan ayat yang lalu diakhiri dengan penegasan bahwa hati orang munafik dipalingkan dari kebenaran karena sesungguhnya mereka tidak mau memahami kebenaran walaupun yang membawa kebenaran tersebut adalah Nabi Muhammad yang sangat penyantun dan penyayang sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini. 

Demi kebesaran dan keagungan Tuhan, sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul yang mulia dari kaummu sendiri sehingga tidak asing bagi kamu, sangat berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami baik derita lahir maupun batin, dia sangat menginginkan kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan bagimu, yakni bagi kamu semua baik yang muslim maupun yang kafir, dia sangat penyantun dan penyayang, yakni memberi kebaikan secara melimpah melebihi kebutuhan maupun sesuai kebutuhan terhadap orang-orang yang beriman. 

Sifat-Sifat Mulia Nabi Muhammad SAW dalam At-Taubah 128 

Dua sifat utama Nabi Muhammad SAW yang ditekankan dalam ayat ini adalah "ra'uuf" (penyayang) dan "rahiim" (pengasih). Sifat "ra'uuf" menggambarkan belas kasihan yang mendalam, sedangkan "rahiim" menunjukkan kasih sayang yang terus-menerus dan berkelanjutan. Kedua sifat ini melengkapi satu sama lain, menunjukkan kepribadian Nabi yang penuh empati dan kebaikan hati. 

Kepedulian Nabi terhadap umatnya tercermin dari keinginan kuat beliau agar umat senantiasa berada dalam kebaikan dan keselamatan. Beliau tidak pernah lelah dalam berdakwah, membimbing, dan memberikan teladan terbaik. Setiap tindakan dan perkataan beliau selalu didasari oleh keinginan untuk memberikan manfaat dan kebaikan bagi umat. 

Sifat-sifat mulia ini menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan sempurna bagi seluruh umat Islam. Dengan memahami Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun Artinya, umat Muslim diajak untuk merenungi dan meneladani kepedulian, kasih sayang, dan empati yang dimiliki Rasulullah SAW. Ini adalah ajakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, peduli terhadap sesama, dan senantiasa menyebarkan kebaikan. 

Ayat ini sering digunakan sebagai zikir dan renungan untuk mengingat dan meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW. Dengan senantiasa mengingat dan merenungkan makna ayat ini, diharapkan umat dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti jejak Rasulullah dalam menjalani kehidupan. 

Faedah dan Kegunaan Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun 

1. Menumbuhkan cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW 

Ayat ini mengajarkan kepada umat Islam bahwa Rasulullah SAW bukan hanya utusan Allah, tetapi juga pribadi yang sangat peduli dan mencintai umatnya. Ketika kita memahami bahwa beliau merasa berat atas kesusahan kita dan begitu ingin menyelamatkan kita, maka wajar bila hati kita dipenuhi rasa cinta, hormat, dan kerinduan yang mendalam kepadanya. Membaca ayat ini secara rutin dapat memperkuat kecintaan dan ikatan batin kita terhadap Rasulullah SAW. 

2. Meneguhkan keimanan kepada kerasulan Muhammad SAW 

Ayat ini memperkuat hujjah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan yang benar-benar dari Allah, diutus bukan dari makhluk asing, tapi dari kalangan manusia sendiri. Penegasan ini membangun kepercayaan dan keimanan umat bahwa ajaran yang beliau bawa adalah sesuai dengan fitrah manusia, karena ia pun berasal dari kalangan manusia. 

3. Menguatkan harapan dan motivasi dalam menghadapi kesulitan hidup 

Saat menghadapi penderitaan, kegagalan, atau ujian hidup, membaca dan merenungi ayat ini dapat menjadi sumber kekuatan. Karena kita tahu bahwa Rasulullah SAW tidak membiarkan umatnya sendirian. Beliau merasakan penderitaan umatnya dan senantiasa berjuang demi kebaikan mereka. Maka, kesadaran ini memberikan harapan bahwa kita tidak sendiri dalam menghadapi cobaan. 

4. Menumbuhkan semangat untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW 

Sifat Rasulullah SAW yang tercermin dalam ayat ini, yakni lembut hati, penuh empati, sabar, dan perhatian terhadap umat menjadi teladan yang harus kita ikuti. Dengan membaca dan menghayati ayat ini, kita terdorong untuk bersikap lebih peduli terhadap sesama, membantu yang lemah, dan memudahkan urusan orang lain sebagaimana Nabi ingin meringankan beban umatnya. 

5. Sebagai penghibur dan penyejuk hati yang sedang gelisah 

Ketika hati sedang gelisah atau merasa jauh dari Allah, ayat ini bisa menjadi pengingat bahwa Rasulullah SAW sangat menginginkan keselamatan kita. Kita tidak ditinggalkan. Bahkan di tengah dosa dan kelalaian kita, beliau masih mengharapkan kita kembali kepada jalan yang benar. Ini menjadi penghibur yang mendalam bagi jiwa yang sedang gundah. 

QnA Seputar Laqod Jaakum Rosulum Min Anfusikum Azizun Alaihi Ma Anittum Harisun 

Q: Mengapa penderitaan umat terasa berat bagi Rasulullah SAW? 

A: Karena beliau memiliki kepedulian dan empati yang sangat tinggi terhadap umatnya. Beliau tidak hanya menyampaikan risalah, tapi juga merasa sedih jika umatnya menderita atau tersesat dari jalan kebenaran. 

Q: Apa maksud dari “harisun ‘alaikum”? 

A: Artinya adalah bahwa Rasulullah SAW sangat menginginkan keselamatan, keimanan, dan kebaikan untuk umatnya. Beliau bersemangat membimbing, menasihati, dan mengingatkan agar umat tidak binasa atau tersesat. 

Q: Apa faedah dari memahami ayat ini bagi umat Islam? 

A: Faedahnya antara lain: menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, memperkuat keimanan terhadap risalah beliau, menjadikan beliau sebagai teladan dalam kepedulian dan kasih sayang, serta menumbuhkan harapan dan kekuatan dalam menghadapi ujian hidup. 

Q: Apakah ayat ini termasuk bentuk pujian dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW? 

A: Ya, ayat ini merupakan bentuk pujian langsung dari Allah SWT yang menggambarkan betapa agung dan lembutnya sifat Rasulullah SAW terhadap umatnya. 

Q: Bagaimana ayat ini bisa menjadi penghibur hati? 

A: Karena ayat ini mengingatkan bahwa Rasulullah SAW sangat peduli dan memikirkan umatnya, termasuk kita. Ini memberikan rasa bahwa kita tidak sendirian, dan bahwa beliau selalu berharap umatnya kembali ke jalan kebenaran. 

Q: Apakah ayat ini bisa dijadikan bahan dakwah atau nasihat? 

A: Tentu. Ayat ini sangat cocok digunakan untuk menasihati dengan kelembutan, sebagai contoh bagaimana seorang pemimpin atau pendidik harus penuh kasih sayang terhadap orang yang dipimpinnya. 

Q: Apakah ayat ini terkait dengan syafaat Nabi Muhammad SAW? 

A: Secara tidak langsung iya. Ayat ini menunjukkan bukti cinta Nabi kepada umatnya, yang kelak menjadi dasar syafaat beliau di hari kiamat untuk mereka yang mengikuti ajarannya dengan ikhlas. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |