Liputan6.com, Jakarta Sakit adalah bagian dari ujian hidup yang dapat menimpa siapa saja. Dalam menghadapi cobaan ini, selain upaya medis, banyak umat beragama yang juga mengandalkan kekuatan doa sebagai bentuk ikhtiar spiritual.
Doa penyembuh segala penyakit bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan ekspresi keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Doa ini diyakini dapat memberikan ketenangan batin, kekuatan mental, serta menjadi jembatan harapan bagi kesembuhan.
Mengutip dari buku Wawasan Al-Quran tentang Dzikir dan Doa (Edisi Baru) karya M. Quraish Shihab (2018), tiada yang lebih didambakan manusia melebih kedamaian, sembuh dari segala penyakit, hilang kecemasan, dan badan yang sehat. Oleh karena itu, memanjatkan doa adalah salah satu cara untuk mencapai ketenangan tersebut.
Berikut Liputan6.com ulas selengkapnya doa penyembuh segala penyakit melansir dari berbagai sumber, Selasa (15/7/2025).
Mengapa Doa Penting dalam Proses Penyembuhan?
Doa memiliki peran penting dalam proses penyembuhan, tidak hanya sebagai bentuk ibadah tetapi juga sebagai penunjang psikologis dan spiritual. Ketika seseorang sakit, kondisi mental dan spiritualnya seringkali ikut terganggu. Doa dapat menjadi penenang jiwa, mengurangi kecemasan, dan menumbuhkan optimisme.
Kepercayaan dan keimanan kepada Allah SWT menjadi kunci utama dalam proses penyembuhan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 65:
'Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.'
Ayat ini menegaskan bahwa tawakkal kepada Allah SWT akan memberikan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi penyakit.
Membaca doa dapat meningkatkan kekuatan imun tubuh melalui ketenangan batin. Doa merupakan bentuk komunikasi spiritual dengan Allah SWT, yang dapat memberikan ketenangan dan kekuatan batin. Ketenangan batin sangat penting untuk memperkuat sistem imun tubuh.
Hadits riwayat Jabir dalam buku Mukjizat Kedokteran Nabi oleh Mahir Hasan Mahmud menyebutkan: 'Bahwasanya Rasulullah bersabda, 'Setiap penyakit ada obatnya, jika benar obat yang digunakan dapat melawan penyakit yang dimaksud, maka dengan izin Allah akan sembuh.' (HR Muslim & Ahmad)'. Hadits ini menunjukkan pentingnya usaha dan doa dalam proses penyembuhan yang seimbang.
Lafal Doa Penyembuh Segala Penyakit
Dalam Islam, terdapat beragam lafal doa penyembuh segala penyakit yang diajarkan Nabi Muhammad SAW dan para ulama. Doa-doa ini mencerminkan kepasrahan total kepada Allah SWT sebagai satu-satunya penyembuh sejati. Mengamalkan doa-doa ini diharapkan dapat mempercepat proses kesembuhan dan memberikan kekuatan spiritual bagi yang menderita penyakit.
Berikut adalah beberapa doa penyembuh segala penyakit yang dapat diamalkan:
Doa 1 (HR. Bukhari & Muslim):
Arab: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِي، لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًاLatin: Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba'sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā'an lā yughādiru saqaman.Artinya: "Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkaulah penyembuh. Tidak ada penyembuh selain Engkau, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit sedikitpun."
Doa 2 (HR. Abu Daud):
Arab: اِمْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ، بِيَدِكَ الشِّفَاءُ، لَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا أَنْتَLatin: Imsahil ba'sa rabban nāsi. Bi yadikas syifā'u. Lā kāsyifa lahū illā anta.Artinya: "Hilangkanlah penyakit, wahai Tuhan manusia, di tangan-Mu ada kesembuhan, tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Engkau."
Doa 3 (HR. Ath Thabrani):
Arab: يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَلَا إِلَى أَحَدٍ مِنَ النَّاسِLatin: Yaa hayyun, yaa qayyuumun, birahmatika istaghiitsu, ashlih lii sya'nii kullahuu, wa laa takilnii ilaa nafsii tharfata 'ainin, wa laa ilaa ahadin minan naas.Artinya: "Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah segala urusanku, dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri sekejap mata pun, dan jangan pula kepada seorang pun dari manusia."
Doa Nabi Ayub AS: Ketawakkalan dalam Ujian Sakit
Kisah Nabi Ayub AS adalah teladan kesabaran dan ketawakkalan yang luar biasa dalam menghadapi ujian penyakit. Meskipun ditimpa penyakit yang berat dan berkepanjangan, beliau tidak pernah putus asa dari rahmat Allah SWT. Doa yang dipanjatkan Nabi Ayub AS menjadi inspirasi bagi umat manusia untuk tetap berharap dan berserah diri kepada Sang Pencipta.
Doa 4 Surat Al-Anbiya ayat 83
Doa Nabi Ayub ini terabadikan dalam Surat Al-Anbiya ayat 83, yang berbunyi:
- Arab: رَبِّ إِنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَLatin: Robbi inni massaniyadh dhurru wa anta arhamar roohimiin.Artinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Doa ini menunjukkan pengakuan Nabi Ayub atas kelemahan dirinya dan keyakinan penuh akan kasih sayang serta kemahapenyayang Allah. Mengamalkan doa ini dapat menumbuhkan sikap sabar dan ikhlas dalam menghadapi sakit, serta memperkuat keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penolong.
Doa Rasulullah SAW untuk Kesembuhan Diri dan Orang Lain
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi sakit. Beliau mengajarkan berbagai doa untuk kesembuhan, baik untuk diri sendiri maupun saat menjenguk orang lain yang sedang sakit. Doa-doa ini menunjukkan kepedulian beliau terhadap kesehatan umatnya dan pentingnya memohon pertolongan Allah.
Doa 5 (HR. Bukhari & Muslim)
Salah satu doa yang sering dibaca Rasulullah SAW saat menjenguk orang sakit adalah:
Arab: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
Latin: Allahumma rabbannaas, adzhibil ba’sa, isyfi anta asy-syaafi, laa syifaa’a illa syifaa’uka, syifaa’an laa yughaadiru saqamaa.
Artinya: "Ya Allah, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari & Muslim)
Doa 6 Kesembuhan diri sendiri atau orang lain
Selain itu, untuk kesembuhan diri sendiri atau orang lain, Rasulullah juga mengajarkan doa perlindungan dan kesembuhan yang dapat dibaca dengan meletakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit:
Arab: بِسْمِ اللهِ (3x) أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ (7x)
Latin: Bismillah (3x), a'uudzu bi'izzatillaahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x)
Artinya: "Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan dan kekuasaan Allah dari kejahatan yang menimpaku dan yang aku takuti."
Doa Memohon Kesembuhan dan Pengampunan Dosa
Dalam ajaran Islam, sakit tidak hanya dipandang sebagai cobaan fisik, tetapi juga sebagai sarana penghapus dosa. Dengan kesabaran dan keikhlasan menerima cobaan sakit, dosa-dosa seorang hamba dapat diampuni oleh Allah SWT. Oleh karena itu, doa kesembuhan seringkali diiringi dengan permohonan ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat.
Doa 7 Kesembuhan dan Pengampunan
Berikut adalah doa yang menggabungkan permohonan kesembuhan dan ampunan:
Latin: Syafakallah saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa’afāka fī dīnika wa jismika ila muddati ajalika
Artinya: "Wahai (sebut nama orang yang sakit), semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia."
Doa ini memohon kesembuhan, pengampunan dosa, dan kesehatan jasmani serta rohani. Selain itu, ada pula doa yang memberikan penghiburan dan mengingatkan bahwa sakit dapat menjadi penghapus dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas, yaitu: "Tidak mengapa, semoga penyakit ini menjadi penghapus dosa (dan membersihkanmu dari dosa), Insya Allah."
Tips Agar Doa Penyembuh Segala Penyakit Lebih Mustajab
Agar doa penyembuh segala penyakit yang dipanjatkan dapat lebih mustajab atau dikabulkan oleh Allah SWT, terdapat beberapa adab dan tips yang dapat diperhatikan. Mengamalkan adab-adab ini bukan hanya meningkatkan peluang doa dikabulkan, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual seorang hamba dengan Tuhannya.
Berikut adalah tips agar doa lebih mustajab:
1. Berdoa Hanya kepada Allah SWT
Kitab Tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab (2002) menjelaskan bahwa doa harus ditujukan hanya kepada Allah sebagai bentuk tauhid murni. Ini selaras dengan firman Allah dalam QS Al-Baqarah: 186, yang menegaskan bahwa Allah dekat dan mengabulkan doa hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya.
2. Berprasangka Baik kepada Allah
Dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.’” (HR Bukhari dan Muslim). Hadis ini mengajarkan bahwa doa yang disertai husnuzan (prasangka baik) lebih besar kemungkinan dikabulkan.
3. Ikhlas dan Khusyuk Saat Berdoa
Kitab Hasyiyah As-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain karya Imam Ahmad As-Shawi al-Maliki menyebut bahwa doa harus dilakukan dengan hati yang khusyuk dan tidak lalai. Nabi juga bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai dan lalai.” (HR Tirmidzi).
4. Tidak Tergesa-gesa dalam Berdoa
Dalam kitab Al-Jawab Al-Kafi karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, dijelaskan bahwa doa terkadang tidak langsung dikabulkan sebagai ujian bagi kesabaran dan keikhlasan seorang hamba. Rasulullah bersabda: “Doa seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa.” (HR Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735).
5. Menjauhi Permintaan yang Buruk
Imam As-Shawi juga menegaskan dalam tafsirnya bahwa doa yang mengandung permintaan buruk—seperti mencelakai orang lain atau memutus silaturahmi—tidak akan dikabulkan.
6. Mengonsumsi yang Halal
Dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah menyebutkan kisah seorang musafir yang berdoa namun doanya tidak dikabulkan karena makanannya berasal dari yang haram. Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa kehalalan makanan dan harta merupakan syarat mustajabnya doa.
Buku Doa dan Zikir Nabi Muhammad SAW karya Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas (2015) menegaskan adab-adab penting dalam berdoa, seperti memulai dengan tahmid dan shalawat, mengangkat tangan dan menghadap kiblat, serta berdoa dalam kondisi suci.
8. Berdoa pada Waktu Mustajab
Dalam Fadhailul A’mal karya Maulana Zakariyya al-Kandahlawi, disebutkan bahwa waktu terbaik berdoa adalah saat sujud, antara azan dan iqamah, serta sepertiga malam terakhir. Ini diperkuat oleh hadis shahih riwayat Muslim dan Tirmidzi.
9. Berdoa Disertai Ikhtiar
Jurnal ilmiah Esensi Doa dalam Islam oleh H. Arif M. Idris (2021) menyatakan bahwa doa yang disertai dengan usaha nyata dan kesungguhan jiwa merupakan kombinasi yang diharapkan mampu membawa pengabulan dari Allah SWT.
Sumber:
- Wawasan Al-Quran tentang Dzikir dan Doa (Edisi Baru) karya M. Quraish Shihab (2018)
- Mukjizat Kedokteran Nabi oleh Mahir Hasan Mahmud
- Kitab Tafsir Al-Misbah karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab (2002)
- Kitab Hasyiyah As-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain karya Imam Ahmad As-Shawi al-Maliki
- Kitab Al-Jawab Al-Kafi karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah
- Buku Doa dan Zikir Nabi Muhammad SAW karya Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas (2015)
- Buku Fadhailul A’mal karya Maulana Zakariyya al-Kandahlawi
- Jurnal ilmiah Esensi Doa dalam Islam oleh H. Arif M. Idris (2021)
FAQ Seputar Doa Penyembuh Segala Penyakit
Apakah doa dapat menggantikan pengobatan medis?
Tidak. Doa adalah bagian dari ikhtiar spiritual dan pelengkap pengobatan medis, bukan pengganti. Penting untuk tetap mencari pengobatan medis yang tepat dan berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang akurat.
Bagaimana cara mengamalkan doa penyembuh segala penyakit?
Doa dapat diamalkan dengan membacanya secara rutin, baik setelah shalat, saat menjenguk orang sakit, atau kapan pun dalam kondisi sakit. Penting untuk membaca dengan khusyuk, memahami artinya, dan yakin akan kekuasaan Allah.
Apakah ada doa khusus untuk penyakit tertentu?
Beberapa doa memang ada yang lebih spesifik, seperti doa Nabi Ayub untuk penyakit fisik yang berat. Namun, doa-doa umum seperti "Allahumma rabban nas..." juga mencakup segala jenis penyakit karena memohon kesembuhan secara menyeluruh dari Allah SWT.
Apa manfaat membaca doa penyembuh segala penyakit selain kesembuhan fisik?
Selain harapan kesembuhan fisik, membaca doa juga memberikan ketenangan jiwa, mengurangi kecemasan, memperkuat keimanan, dan dapat menjadi sarana penghapus dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas.
Mengapa terkadang doa tidak langsung dikabulkan?
Pengabulan doa adalah hak prerogatif Allah SWT. Terkadang doa tidak langsung dikabulkan sebagai ujian kesabaran, atau Allah menggantinya dengan kebaikan lain yang lebih besar, seperti pahala di akhirat atau terhindarnya dari musibah lain.
Apakah doa harus dibaca dalam bahasa Arab?
Idealnya doa dibaca dalam bahasa Arab sesuai lafal aslinya untuk menjaga keaslian maknanya. Namun, jika kesulitan, memahami arti dan memanjatkan doa dalam bahasa yang dimengerti dengan hati yang tulus juga sangat dianjurkan.
Bisakah doa penyembuh segala penyakit dibaca untuk orang lain?
Ya, sangat dianjurkan untuk mendoakan orang lain yang sakit. Rasulullah SAW sering menjenguk orang sakit dan mendoakannya, menunjukkan pentingnya dukungan spiritual bagi sesama.