Liputan6.com, Jakarta Surat At-Taubah ayat 105 menjadi pedoman penting bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Ayat ini memuat ajakan untuk terus menerus beramal saleh serta menyadari bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Tidak hanya itu, ayat ini juga menekankan bahwa Allah, Rasulullah SAW, dan orang-orang mukmin akan menyaksikan setiap amal perbuatan yang dilakukan.
Tafsir Surat At-Taubah ayat 105 menurut Al-Misbah, yang ditulis oleh Muhammad Quraish Shihab, menekankan pentingnya beramal saleh dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab karena segala perbuatan akan disaksikan oleh Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin, serta akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam bekerja, beribadah, maupun berinteraksi dengan sesama, semua amal perbuatan akan dilihat dan dinilai. Dengan kesadaran ini, diharapkan setiap muslim dapat senantiasa termotivasi untuk berbuat kebaikan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang at taubah ayat 105 dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/7/2025).
Seorang pria bagikan momen ketika dirinya menemukan Al-Quran di dasar laut. Dari video yang ia bagikan, terlihat jelas kondisi Al-Quran tersebut masih bisa dibaca dengan jelas.
Arab dan Tafsir At Taubah Ayat 105
Berikut adalah bacaan Surat At-Taubah ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” ([QS. At-Taubah: 105 – Kementerian Agama RI, Quran Kemenag])
Tafsir dan Penjelasan Ulama Klasik
- Tafsir Ibn Kathīr: Dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Aẓīm, Ibn Kathīr menyatakan bahwa ayat ini merupakan bentuk wā‘īd (peringatan keras). Ia menukil pernyataan Mujāhid yang menyebutkan bahwa Allah akan menampakkan amal semua manusia, termasuk kepada Rasul dan kaum mukminin, agar diketahui mana yang jujur dan mana yang berpura-pura.
- Tafsir al-Ṭabarī: Dalam Jāmi‘ al-Bayān, al-Ṭabarī menafsirkan bahwa perintah “beramallah” bukan hanya seruan umum, tetapi juga teguran kepada kaum munafik agar tidak terus bersandiwara dalam ibadah. Ia menjelaskan bahwa “Allah akan melihat” berarti pengawasan langsung yang tidak terbatas pada waktu dan ruang.
- Tafsir al-Baghawī: Dalam Ma‘ālim at-Tanzīl, al-Baghawī menggarisbawahi bahwa “Rasul dan kaum mukminin akan melihat amalmu” mengandung makna sosial dan ukhrawi. Di dunia, amal seseorang terlihat dari dampak dan reputasinya di masyarakat; di akhirat, Rasulullah SAW dan para mukmin sejati akan menjadi saksi atas amal-amal umat manusia.
Perintah Bekerja dan Ikhlas dalam Islam
1. Perintah Aktif Beramal dan Bekerja
Dijelaskan dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini memberikan motivasi kuat kepada setiap mukmin agar senantiasa aktif dalam beramal. Buya Hamka menekankan bahwa kehidupan ini ditentukan oleh mutu amal seseorang.
2. Amalan Manusia Akan Dilihat oleh Allah, Rasul, dan Kaum Mukmin
Dalam Tafsir Kementerian Agama RI dan juga Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa bagian ayat “fa sayarallāhu 'amalakum wa rasūluhū wal-mu’minụn” adalah penegasan bahwa amal perbuatan manusia terbuka di hadapan Allah, Rasul-Nya, dan umat Islam.
3. Fokus pada Proses Amal, Bukan Hanya Hasil
Dalam penjelasan Tafsir Al-Azhar dan laman TafsirWeb, ditegaskan bahwa kata "amal" dalam ayat ini tidak hanya merujuk pada hasil, tetapi juga pada usaha dan proses yang dilakukan manusia.
4. Pertanggungjawaban Amal di Hadapan Allah
Ayat ini menegaskan bahwa setelah amal manusia dilihat, mereka akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui perkara gaib dan nyata. Dalam Tafsir Kemenag RI, dijelaskan bahwa ini adalah pengingat bahwa seluruh amal manusia akan dipertanggungjawabkan secara menyeluruh di akhirat, tanpa ada yang tersembunyi.
Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 105
Dijelaskan dalam Tafsir al-Munīr karya Wahbah az-Zuhaili (Jilid 10, hlm. 168), ayat ini turun setelah Perang Tabuk, ketika sebagian orang munafik enggan ikut berperang dan bersembunyi di balik alasan-alasan palsu. Ayat ini menjadi sindiran keras kepada mereka, agar mulai menunjukkan bukti nyata keimanan melalui amal saleh, karena semua perbuatan pasti akan terlihat dan dihisab.
Menurut Tafsir al-Mazhari (Shah Waliullah ad-Dihlawi), ayat ini juga merupakan perintah langsung Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, baik yang mukmin maupun munafik, untuk berkarya secara nyata, karena pengawasan ilahi itu menyeluruh dan tak terhindarkan.
Tidak ada sebab khusus yang terpisah untuk ayat 105. Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat 102–104, yang turun atas peristiwa para sahabat terutama Abu Lubabah dan teman-temannya tidak ikut dalam perang Tabūk, bersumpah, serta menaruh harapan agar diampuni melalui zakat.
Kitab Lubābun Nuqūl fī Asbābin Nuẓūl karya Jalāluddīn as‑Syūṭī (terjemahan Andi Muhammad Syahril & Yasir Maqāṣid) menyebutkan bahwa ayat-ayat 102–104 menuntun pada 105. Setelah perang, Nabi menahan mereka yang bersumpah dengan tiang masjid, hingga wahyu turun murahkan pengampunan dan zakat.
Makna Tematik Tafsir At Taubah Ayat 105
- Motivasi dan Ancaman Sekaligus: Dilansir dari Tafsir al-Sa‘dī, ayat ini punya dua fungsi: sebagai motivasi bagi mukminin untuk beramal, dan sebagai peringatan bagi kaum munafik. Menurut Sa‘dī, amal saleh tidak akan sia-sia karena disaksikan oleh Allah dan para hamba-Nya yang saleh.
- Dimensi Sosial dari Amal: Dijelaskan dalam Tafsir Fi Zilāl al-Qur’ān karya Sayyid Quthb, ayat ini mengandung dimensi pengawasan sosial. Amal yang baik akan menjadi teladan, sementara amal yang buruk akan menjadi aib yang terlihat oleh umat.
- Pertanggungjawaban di Akhirat: Dalam jurnal ilmiah Al-Idaroh STITU Wonosalam, disebutkan bahwa ayat ini memperlihatkan bahwa seluruh amal akan kembali kepada Allah, dan manusia akan mendapat balasan yang adil tanpa bisa menyembunyikan apa pun. Ini memperkuat akidah tentang hari pembalasan (yaum al-ḥisāb).
QnA Seputar At Taubah Ayat 105
1. Mengapa At-Taubah ayat 105 disebut ayat motivasi kerja?
Karena ayat ini memerintahkan langsung untuk “Bekerjalah kalian”, mengingatkan bahwa Allah, Rasul, dan orang beriman akan melihat amal kita, sehingga mendorong semangat bekerja dan berkarya secara nyata, bukan hanya teori dan wacana.
2. Apakah ayat ini hanya tentang pekerjaan dunia?
Tidak, ayat ini mencakup semua bentuk amal: ibadah, belajar, bekerja, membantu orang tua, berdakwah, dan semua aktivitas baik yang diniatkan karena Allah. Semua akan dilihat dan dicatat, serta dibalas di akhirat kelak.
3. Bagaimana cara ayat ini membangkitkan rasa malu kepada Allah?
Ketika ingin bermalas-malasan atau melakukan hal sia-sia, ingat bahwa Allah sedang melihat apa yang kita kerjakan, Rasulullah akan mengetahuinya pada hari kiamat, dan amal kita akan dilaporkan. Ini akan memotivasi kita untuk move, bukan rebahan tanpa arah.
4. Apa hubungan ayat ini dengan mental accountability dalam Islam?
Ayat ini melatih mental seorang Muslim untuk bertanggung jawab atas setiap tindakannya (accountability). Kita tidak bekerja sekadar untuk atasan, tetapi juga untuk Allah. Maka, kejujuran dan profesionalitas menjadi bagian dari iman.
5. Apa doa singkat yang bisa diamalkan agar bisa mengamalkan ayat ini?
“Ya Allah, berkahilah pekerjaanku, luruskan niatku, dan jadikan setiap langkahku sebagai amal salih yang Engkau ridai.” Doa ini membantu kita fokus menjadikan setiap pekerjaan sebagai jalan ibadah dan amal yang bermanfaat bagi diri dan orang lain.